(Aktivis Dakwah Islam)
Setiap muslim harus memahami bahwa dia adalah seorang hamba Allah Swt. Konsekuensi yang harus diterima adalah berhukum dengan seluruh syariat yang telah Allah Swt tetapkan atas dirinya. Hal ini tidak berlaku hanya bagi seseorang yang bergelar "santri". Tapi juga berlaku bagi seluruh kaum muslim. Setiap muslim akan diminta pertanggungjawaban atas keterikatannya pada syariat Allah Swt. Sehingga butuh memiliki pemahaman dan ilmu islam sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan.
Kewajiban muslim mengambil dan menerapkan syariat islam secara kaffah tertuang dalam firman Allah Swt: "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. "(QS. Al-Baqarah 208)
Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober. Hal itu berjalan sejak diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Disebutkan dalam Surat Edaran Menteri Agama No SE 10 Tahun 2023 tertanggal 11 Oktober. Tema peringatan Hari Santri 2023 adalah ‘Jihad Santri Jayakan Negeri. Tema ini memberi pesan bahwa peringatan Hari Santri tahun ini ingin merayakan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan kebodohan. Di zaman yang penuh tantangan dan kompleksitas, jihad tidak lagi merujuk pada pertempuran fisik, melainkan pada perjuangan intelektual yang penuh semangat. (Kemenag, 15/10/23)
Tema hari santri tahun ini "Jihad Santri Jayakan Negeri". Menggambarkan harapan dan potensi besar yang dimiliki santri. Untuk membangun sebuah peradaban besar nan gemilang dalam naungan syariat islam yang mulia dari Allah Swt.
Sejarah telah mencatat bahwa santri yang akan menjadi para ulama telah berperan besar di masa lalu. Untuk membebaskan negeri ini dari penjajahan fisik. Dengan dorongan keimanan dan semangat Jihad atas izin Allah Swt negeri ini akhirnya terbebas dari penjajahan fisik tsb. Keimanan dan pemahaman islam dalam diri para santri adalah kekuatan utama perjuangan berjihad di Jalan Allah Swt. Yang setelahnya harus diikuti dengan kesungguhan memastikan seluruh syariat Allah Swt bisa diterapkan dalam lini kehidupan.
Namun saat ini, penjajahan pemikiran sedang bercokol di negeri kaum muslimin. Pemikiran dan pemahaman asing yang bertentangan dengan islam sedang meracuni pemikiran anak-anak kaum muslimin. Misalnya, pandangan hidup sekuler (memisahkan agama dari kehidupan), ide-ide liberal (kebebasan) dalam perbuatan, dan dijadikannya manfaat sebagai tujuan dari perbuatan. Semua ini bertentangan dengan syariat islam.
Dalam islam, syariat islam tidak boleh dipisahkan dari kehidupan. Perbuatan seorang muslim dan benda-benda yang digunakannya harus terikat dengan syariat Allah Swt. Muslim tidak memiliki kebebasan dan berbuat, karena perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Adapun tujuan perbuatannya semata-mata hanya untuk meraih ridho Allah Swt.
Bagaimana mewujudkan tema hari santri tahun ini "Jihad Santri Jayakan Negeri"?
Dibutuhkan hadirnya sebuah sistem kehidupan yang diatur dengan aturan Allah Swt. Agar harapan besar dan mulia tersebut bisa diwujudkan. Karena santri yang sesungguhnya akan berkontribusi untuk membangun peradaban besar dan gemilang bagi umat manusia. Kejayaan negeri akan tercapai saat islam hadir sebagai rahmatan lil'alamin. Allah Swt berfirman: "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."(QS. Al Anbiya 107)
Hadirnya sistem pendidikan islam di tengah-tengah kaum muslim akan menjadi salah satu faktor pendukung mewujudkan hal tersebut. Sistem pendidikan islam tegak atas dasar akidah islam (keimanan pada Allah Swt). Sedangkan tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian islam (memiliki pola fikir islam dan pola sikap islam). Pendidikan yang diberikan menjadikan seseorang semakin taat pada Allah Swt. Semakin takut bermaksiat. Semakin ingin memberikan kontribusi terbaik untuk kemuliaan islam dan kaum muslim melalui ilmu yang dimilikinya.
Namun, problemnya saat ini adalah sistem kehidupan islam belum diterapkan dalam kehidupan. Sistem yang berjalan hari ini adalah sistem demokrasi kapitalis sekuler. Sistem yang lahir dari akal manusia yang lemah dan terbatas. Dan sistem pendidikannya juga bukan sistem pendidikan islam. Yang menjadi dasar tegaknya sistem pendidikan adalah pemisahan agama dari kehidupan, menjadikan standar manfaat sebagai tujuan pendidikan. Dimana peserta didik bisa menyelesaikan pendidikan dengan cepat. Kemudian bekerja menghasilkan materi sebanyak-banyaknya. Dan inilah yang menjadi standar kesuksesan seseorang.
Dengan memahami hal ini, penerapan sistem demokrasi kapitalis sekuler adalah penyebab sulitnya menghadirkan lahirnya santri yang sesungguhnya. Yang beriman kepada Allah Swt, memiliki pemahaman islam yang utuh, berkepribadian islam dan memiliki ilmu pengetahuan untuk membangun peradaban. Kita butuh mengupayakan hadirnya sistem kehidupan yang diatur hanya dengan aturan Allah Swt semata. Aturan zat yang menciptakan manusia dan alam semesta ini.