Impor Gula, Negara Tak Mandiri Di Bawah Sistem Kapitalisme


Oleh: Cia Ummu Shalihah 
(Aktivis Muslimah)

Pemerintah melakukan impor gula kristal putih (GKP) sebanyak 215.000 ton di tahun 2023.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, penugasan impor gula ini diberikan kepada Holding BUMN yaitu ID Food dan PTPN Holding Perkebunan. Arief mengatakan, pada tahap pertama, akan masuk 99.000 ton gula kristal putih ke Indonesia (kompas.com/26/3/2023).

Arief mengatakan, dalam rangka pemerataan, kedatangan gula kristal putih pada Maret-Mei 2023 dilakukan di tiga pelabuhan, yaitu pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya, dan Belawan Medan.

Salah Kelola Pangan

Gula pasir merupakan salah satu dari sembilan bahan dasar pokok yang wajib dikonsumsi dan menjadi bahan yang sulit tergantikan bagi masyarakat Indonesia. Setelah bahan pokok lainnya melambung tinggi kini giliran si manis putih yang di impor. 

Nyaris semua industri tidak dikelola oleh negara. Ada lahan pertanian, bukan dibiarkan petani bercocok tanam. Malah diambil alih fungsinya menjadi perumahan atau yang lainnya. Akibatnya bangsa ini tumbuh dengan tidak mandiri.

Banjir komoditi impor mengakibatkan produksi dalam negeri kita terancam mati. Banyak UMKM yang gulung tikar. Kalah bersaing dengan barang luar. Bukan kalah, namun sengaja dikalahkan. Tidak diprioritaskan untuk digunakan atau dikonsumsi. Memilih produk impor dari dalam negeri. 

Untuk itu, perlu ada perubahan paradigma berpikir semua komponen negeri. Di masyarakat, perlu ada gerakan membeli produk dalam negeri. Di kalangan produsen, perlu ditingkatkan kreatifitas sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau.

Di kalangan pengusaha, berhenti impor. Gunakan modal untuk memback-up UMKM termasuk para petani. Sehingga tumbuh subur produksi dalam negeri. 

Untuk para birokrat, penguasa negeri, lepaskan diri dari sistem kapitalisme. Sistem ini hanya membuat negeri kita tak berdaya di bawah kekuasaan negara lain. Jadilah bangsa mandiri dengan membangun industri sendiri sekaligus melindungi rakyat.

Solusi Pangan Dalam Islam 

Islam memandang pangan adalah salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh negara. Oleh karena itu, sistem Islam akan mewujudkan kemandirian pangan dari jaminan pasokan pangan dengan mengoptimalkan daerah kekuasaannya yang bagus untuk pertanian, seperti peningkatan produktifitas lahan dan produksi pertanian.

Dalam Islam, negara memiliki peran utama sebagai penanggung jawab atas kebutuhan rakyat. Negara akan menjamin ketersediaan pasokan barang di dalam negeri dengan mengoptimalkan para petani dan pengusaha lokal bukan dengan impor.

Negara berusaha maksimal dalam memenuhi kebutuhan rakyat. Karena hal tersebut adalah kewajiban dan amanah. Ada pertanggung jawaban pada Allah. Hal ini menuntun negara untuk berswasembada, baik sektor pertanian/perkebunan, peternakan, perikanan maupun industri. Harus ada dukungan negara baik dari hulu hingga hilirnya. Yaitu lahan, dana, sarana prasarana, teknologi dan distribusi produknya. 

Demikianlah Islam memberikan seperangkat sistem yang komprehensif dalam kemandirian pangan. Dalam sistem tata kelola negara khilafah, ketahanan dan kemandirian pangan bukanlah sekedar retorika, bukan slogan kosong melompong laksana tong kosong yang nyaring bunyinya saja. Karena mewujudkan sebuah kemandirian dan ketahanan pangan adalah satu dari sekian banyak visi hidup dan mati seorang penguasa. 

Peran penting inilah yang menjadikan khilafah mampu mensejahterakan kehidupan para petani. Dengan kemandirian dan ketahanan pangan berbasis syariah kaffah, akses pangan berkeadilan akan terjamin. 

Wallahu a'alam

Post a Comment

Previous Post Next Post