KUATKAN IMAN DAN IMUN SAAT ISOMAN


Pandemi COVID-19 membawa kesedihan dan kesusahan bagi masyarakat banyak. Semua dapat terinveksi virus tersebut, tanpa memandang bulu.Setiap harinya jumlah orang yang terinfeksi virus ini, terus bertambah, dengan atau tanpa gejala. Virus COVID 19 ini dapat menular dengan cepat, kira-kira 2,5 kali dari flu biasa. Kondisi ini membuat masyarakat menjadi gundah. Mereka memikirkan bagaimana jika diri sendiri yang terinveksi virus tersebut. Tentunya mereka harus melakukan Isolasi Mandiri atau yang biasa kita singkat Isoman. Dimana orang-orang yang dapat menjalani pemulihan di rumah, dengan pemantauan dokter atau puskesmas setempat dan juga lingkungan sekitar. 

*Dinamika Isoman*

Mempunyai anak kecil menjadi tantangan tersendiri saat menjalani Isoman. Dimana mereka belum memahami pentingnya protocol kesehatan di masa pandemik COVID-19. Pembagian kamar, toilet dan alat makan untuk sementara waktu dan juga proses pencucian pakaian yang dipisahkan. Tantangan terbesar Isoman adalah kenyataan bahwa berada dirumah, namun tidak dapat berinteraksi dekat dengan anggota keluarga.

*Pentingnya Dukungan*

Divonis positif COVID-19, tentunya akan merasa diserang secara mental. Negative self talk untuk “melemahkan diri”. Misalnya, merasa akan sulit sembuh atau bahkan kemungkinan meninggal dunia. Orang yang sedang berjuang melawan COVID-19 tidak perlu dikucilkan atau diperlakukan buruk. Mereka pun sebenarnya tidak mauberada di kondisi tersebut. Daripada melakukan hal-hal buruk terhadap mereka yang terpapar virus ini, lebih baik jika kita bersama-sama menunjukkan sikap empati dan simpati. 

Banyak cara untuk membantu mereka bangkit dari kondisi dan meningkatkan self confidence dengan memanfaatkan doa dan dukungan para sahabat atau kerabat baik yang dapat disampaikan langsung melalui telepon, maupun melalui media sosial lainnya. Berkah silahturahmi dan doa dapat memberikan mereka semangat dan kekuatan, dengan demikian tumbuhlah optimisme yang menjadi salah satu kunci utama proses penyembuhan. 

*Refleksi Spiritual*

Positif COVID-19 menjadi momentum untuk melakukan refleksi spiritual, menggali hikmah yang harus terus bisa diingat dan diterapkan dalam kehidupan. Dzikir, doa dan muhassabah yang di bacakan hingga meneteskan air mata yang diiringi permohonan ampunan kepada-Nya. Menjadikan salah satu kenikmatan spiritual saat Isoman. Pada masa pandemik COVID-19 seperti ini, penting bagi kita untuk mendengar penjelasan para pakar dan ahli. Dan juga penting mengedepankan “rasa empati” terapkan protocol kesehatan dan terus berdoa.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkapkan kiat-kiat yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi pandemik COVID-19. Ma’ruf mengajak masyarakat untuk memperkuat iman di tengah wabah virus COVID-19 ini. Meningkatkan iman juga dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani kita. Menurutnya, apa yang terjadi saat ini merupakan kehendak dari Allah SWT. Dengan berfikir positif seperti itu, dapat memberikan tubuh energi yang positif sehingga dapat meningkatkan imunitas kita.

_“Di dalam suasana seperti ini, maka yang penting pertama kita menguatkan iman kita atas musibah ini,”_ kata Ma’ruf dalam acara Tausiyah Doa dan Zikir Nasional yang disiarkan secara daring, Kamis (16/4).

Mantan Rais Aam PBNU itu juga menyinggung soal bertindak aman di tengah wabah virus COVID-19. Ma’ruf menyatakan masyarakat harus mengikuti setiap anjuran pemerintah, seperti menjaga jarak, menjaga kebersihan, tidak berkerumun agar tidak tertular ataupun menularkan virus COVID-19.

_“Janganlah kamu membahayakan dirimu dan orang lain. Menjaga diri sendiridan orang lain adalah kewajiban”._ Ujar Ma’ruf menyampaikan sabda Rasulullah SAW.

Dengan demikian, bagi kita yang sedang melakukan Isolasi Mandiri tidak perlu cemas dan khawatir. Anggap saja kita sedang diberikan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri dan merenungkan perbuatan kita kepada Sang Pencipta. Tidak bisa dipungkiri ketika kita sehat, terlalu banyak aktifitas duniawi yang seringkali membuat kita lupa diri, bahkan dengan santai meninggalkan kewajiban kita dalam beribadah kepada Allah SWT. 

Berbaik sangka pada Allah SWT Insya Allah menjadikan berkah untuk diri kita. Seperti yang dijelaskan dalam Surat Al-Bawarah ayat 286 bahwa Allah tidak akan menguji dan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan mereka. Ambil sisi baik dari segala musibah yang menimpa kita, salah satu contohnya bahwa dengan sakit Allah sedang meluruhkan dosa-dosa kita yang telah lalu serta sedang diberikan waktu untuk istirahat dari segala aktifitas kita. Maka dengan bersikap demikian, kesabaran dan ketaatan kita makin bertambah.



Penulis:
1. Kartika Rahmadhani
2. Rani Andini
3. Siska Mutiara Cahya
Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI

Post a Comment

Previous Post Next Post