> Sistem Sekulerisme Melahirkan Generasi Rapuh - NusantaraNews

Latest News

Sistem Sekulerisme Melahirkan Generasi Rapuh


Oleh : Wakini

Aktivis Muslimah


Bunuh diri seakan menjadi trend dalam kehidupan para generasi saat ini, stres yang dialami menyebabkan pelaku nekat untuk mengakhiri hidupnya. Seperti yang terjadi, Seorang mahasiswi Kedokteran Unair, CA (21), ditemukan tewas di mobilnya yang terparkir di halaman Apartemen Sidoarjo, Jawa Timur. Korban ditemukan sudah tewas dengan posisi duduk di jok belakang kemudi. Pintu dan kaca mobil semua tertutup, sementara korban di temukan dengan kondisi kepala dibungkus plastik yang lakban pada bagian leher. Sementara didalam mobil ditemukan tabung berisi helium didalam mobil yang ujung selangnya dimasukkan ke plastik yang menutupi kepala korban.


"Korban meninggalkan dua lembar surat wasiat berbahasa Inggris.Yang ditujukan kepada pihak keluarga korban, "kata Kanit Reskrim Polsek Waru AKP Ahmad Yani dilansir detikJatim, Minggu (5/11/2023).


Selama bulan Oktober 2023, ada tiga mahasiswa dari perguruan tinggi yang berbeda melakukan aksi bunuh diri. Salah satunya yang terjadi di Kupang, Selasa (31/10/2023) seorang mahasiswa berinisial ARD(24) di temukan tewas di kamar kosnya, ia ditemukan dalam kondisi gantung diri.


Rentetan peristiwa bunuh diri di kalangan pelajar sungguh marak terjadi. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka itu sudah melampaui kasus bunuh diri sepanjang tahun 2022 yang jumlahnya 900 kasus.


Maraknya bunuh diri disebabkan adanya depresi pada diri korban, ditambah lagi tekanan ekonomi, hubungan keluarga yang tidak harmonis, dan lain sebagainya. Kemudian apabila dicermati mentalitas generasi muda saat ini tak ubahnya seperti" mental tempe" yang kematangan emosional nya mencapai titik terendah. Sehingga mereka mudah sekali depresi, pragmatis terhadap dinamika kehidupan, jalan hidupnya menuju ke arah yang salah. Ironisnya, mereka malah menjadikan bunuh diri sebagai solusi dari problem solving yang sedang mereka hadapi. 


Kondisi ini muncul akibat sistem Sekulerisme, sistem yang eksis namun berdampak pada kerusakan mental generasi. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, sekaligus menjauhkan para generasi muda dari rasa kemanusiaan dan lebih cendrung hedonis. Mereka tidak takut dengan dosa, apalagi terhadap sang pencipta.


Sekularisme telah menanamkan racun berupa individualisme, empati dan kepekaan sosial kian memudar. Individualisme juga telah masuk didalam lingkungan keluarga. Hubungan antara orang tua dan anak semakin minim karena kesibukan masing-masing. Sehingga banyak dijumpai anak tak bisa menjadikan orang tua sebagai tempat curhat, karena aktivitas kedua orang tua yang sibuk untuk memenuhi kebutuhan.


Jelas terlihat bahwa sistem sekuler yang mengatur kehidupan manusia, nyatanya hanya menciptakan masyarakat yang penuh dengan tekanan. Peran agama dijauhkan dalam kehidupan. Begitu juga peran negara mandul dalam mengatur lingkungan sosial remaja yang hedonis.


Islam sebagai agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek kehidupan. Tak sekedar mengatur ritual ibadah, namun mengatur baik individu, masyarakat maupun negara. Islam mewajibkan untuk memahami akidah yang benar sekaligus sebagai pandangan hidupnya. Islam juga menjelaskan bahwa setelah kehidupan dunia, manusia akan kembali kepada Allah Swt untuk mempertanggung jawabkan segala amalan yang dilakukan. Selain itu, tindakan bunuh diri adalah suatu dosa besar dan Islam melarang dengan tegas tindakan tersebut. Sebagaimana dalam firman Allah Swt.


" Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sungguh Allah maha penyayang kepadamu, dan barang siapa yang berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, akan kami masukkan dia kedalam neraka. Yg demikian itu mudah bagi Allah"( TQS. An - Nisa': 29-30).


Wallahu a'lam bishowwab

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.