(Komunitas Literasi Islam Bungo)
Seperti yang terlihat sangat jelas bahwasannya yang terjadi di bangsa Palestina bukanlah konflik perbatasan dua negara tapi ini faktanya adalah penjajahan secara pembataian yang nyata. Sebagaimana Amirikiya/zionis network menggenosida bangsa Indian dan Autralia/zionis network menggenosida bangsa aborigin.
Masalah yang terjadi bukan sebab karena hamas yang menyerang terlebih dahulu. Dalam sejarahpun telah terkuak kejahatan imperialisme Inggris dalam menjamin pemikiran Theodore Herzl- Deer Judenstaat atau negara bangsa yahudi yang di publish pada tahun 1986.
Yang mana melalui menterinya membuat Deklarasi Balfour pada tanggal 2 November 1917, sebagai pemenang perang dunia 1. Inggris menjamin pembentukan negara zionis. Inilah yang bisa di jadikan bukti De Jure keberpihakan Inggris untuk membantu memperlancar setiap agenda jahat zionis.
Pada awalnya destinasi mereka mau menganeksasi Uganda, tapi kehadiran seorang nenek zionis menyatut isi kitab suci Yahudi. Dengan meminta agar tanah Palestina yang dahulunya dijaga oleh kekhilafahan Utsmaniyah, menjadi dalih pembenaran bahwasannya tanah itu perjanjian Tuhan untuk bangsa Israel.
Sejak Mandate Britannica diberlakukan pada tahun 1922 itu awal mulai terjadinya penjajahan De Facto. Semula bangsa Palestina menyambut saudara semit dengan tangan terbuka karena Arab dan Yahudi sebenarnya sama-sama dari keturunan semit. Namun setelah mencium agenda Yahudi Ashkenazi/Diaspora eropa ini, lalu pada tahun 1935 Syaikh Izudin Al-Qassam memimpin gerakan perlawanan dan syahid. Semangat ini membuka mata rakyat Palestina bahwa sebenarnya mereka sedang menghadapi ancaman teror nyata dari gelombang Aaliiyah zionis ini.
Peristiwa Nakbah (bencana besar) merupakan puncak penjajahan De Facto. Diawali dengan terjadi pembantaian di Deir Yassin dan dilanjutkan oleh bumi hangus lebih dari 600 desa Palestina. Serangan itu oleh kelompok zionis yang di dipersenjatai Inggris diantaranya keluarga Igrun dan Haganah.
Akibat peristiwa tersebut lebih dari 1 juta jiwa mengungsi ke Lebanon, Suriah, Yordan dan Gaza. Hanya bermodalkan kunci pintu dengan harapan mereka bisa kembali ke tanah air. Namun yang terjadi sehari setelahnya zionis dengan Ben Gurion sebagai pemimpin saat itu langsung mendeklarasikan berdirinya negara jionist Israel.
Hanya dalam waktu 1x 24 jam Amirikiya dan Inggris langsung mengakui kedaulatan negara zionis Israel dan menggunakan powernya mengontrol presepsi dengan kendaraan barunya yaitu PBB. Memfasilitasi semua kebutuhan negara zionis. Kekalahanpun terjadi ketika koalisi Arab bersatu berusaha untuk mengusir zionis tanah suci umat beriman ini. Dan pada tahun 1967 zionis berhasil menguasai Masjid Al-Aqso yaitu kiblat pertama umat Islam.
Baitul Maqdis atau kota Yerusalem dunia menyebutnya pun lantas menjadi terbagi dua. Tepi barat dicacah , dibangun dinding-dinding pemisah untuk mengepung Palestina yang masih bertahan dan sampai hari ini juga dinding pemisah setinggi 8 meter ini panjangnya sudah lebih dari 700 km.
Rakyat Palestina baik yang muslim maupun kristen tidak bisa leluasa menunaikan ibadah mereka , untuk berpergian ke masjid maupun ke gereja.
Mereka harus melewati yang dijaga oleh tentara IDF atau IOF.
Mereka melakukan perbuatan dengan semena-menanya dengan sesuka hatinya.
Terkadang membuka pintu check point, kadang dengan gila menembaki orang Palestina di tepi Barat. Ada sengaja yang dibuat cacat, ada pula yang dibunuh ditempat. Again inilah penjajahan nyata yang dilakukan zionis pada saudara kita di Palestina.
Sementara di Gaza, basis pengungsi sejak Nakbah terjadi nasib mereka tidak jauh berbeda. Sejak tahun 2001 telah di hujani dengan senjata muktahir sebagian bagian dari uji coba jionist dan US dalam bisnis senjata mereka. Menjadikan Gaza sebagai laboraturium hidup untuk dibunuh.
Mereka hanya melawan dengan iman , kehadiran Syeikh Achmad Yasin pendiri fondasi gerakan Hamas menguatkan akidah rakyat Palestina. Yang mayoritas penduduknya 95 % adalah muslim, karenanya berani untuk menerima takdir dan hidup mulia atau mati syahid.
Yang terjadi di Palestina adalah penjajahan Israel yang mesti dilawan bukan dibiarkan. Sebagaimana mereka terus melawan Israel hingga mati namun pantang menyerang dan terus maju. Kita yang bukan di wilayah Palestina bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ada pilihan lain yang bisa kita lakukan yaitu dengan menyeru agar Palestina segera bebas dari penjajahan.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]
Pilihan pertama melawan dengan tangan adalah untuk penguasa, sedangkan kedua dan ketiga (dengan lisan dan hati). Sungguh sayang sekali untuk penguasa yg tidak mau mempertaruhkan kekuasaannya untuk membebaskan Palestina namun mereka memilih pilihan lain dengan kecaman dan bantuan materi yg sejatinya itu pilihan untuk rakyat.
Hal- hal yang bisa kita upayakan untuk membebaskan tanah Palestina ialah bersatu dengan umat menyadarkan pemikiran umat dengan dakwah yang terus di juangkan. Jangan bosan dan berhenti menyuarakan fakta dan kebenaran. Bahwasannya akar permasalahan Palestina yang dijajah Israel dan kemerdekaan hanya akan terjadi dengan kehadiran Khilafah. Selalu Menyerukan kepada penguasa muslim untuk mengarahkan loyalitasnya terkhusus kepada Islam dan kaum muslim. Jangan lelah menjadi penolong agama Allah Swt.
Hanya satu harapan bangsa Palestina, yaitu dengan adanya kekuatan muslimin secara mengglobal yaitu tegaknya Khilafah Islamiyah. Jihad dari Khilafahlah yang akan mampu memberi kebebasan bumi Palestina dari penjajahan Israel, dan tak hanya itu juga kebebasan bagi setiap bangsa di dunia.
Allahu a'lam bishawwab