> Ramai Aborsi Imbas Rusaknya Pergaulan Hidup Ala Barat - NusantaraNews

Latest News

Ramai Aborsi Imbas Rusaknya Pergaulan Hidup Ala Barat

Oleh Intan A.L

Ibu Rumah Tangga


“Sepintar-pintarnya menyimpan bangkai, baunya akan tercium juga”. Artinya, serapat apapun seseorang berusaha menyembunyikan keburukan, pasti akan ketahuan juga. 


Peribahasa ini sesuai untuk menggambarkan peristiwa terbongkarnya praktik aborsi ilegal yang berpura-pura menjadi klinik kecantikan di Jalan Tanah Merdeka, RT06/RW06 Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. Warga sekitar menyebut rumah tersebut digunakan sebagai salon kecantikan, dan kantor advokat. Tapi sering didatangi pasangan muda-mudi dan perempuan hamil hingga malam hari. (Jatim.tribunnews.com, 05/11/2023).


Praktik aborsi yang marak, menggambarkan betapa bobroknya kondisi sistem sosial masyarakat saat ini. Sebab aborsi dilakukan untuk menutupi kehamilan yang tidak diinginkan. Artinya, para pelaku hamil karena perzinahan merasa malu untuk melahirkan. Praktik perzinahan menjadi satu sebab akibat dengan praktik aborsi. Maraknya perzinahan mengindikasikan semakin liar dan bebasnya kondisi pergaulan wanita dan pria di tengah masyarakat. Hal ini tidak terjadi begitu saja tapi merupakan dampak dari penerapan sistem sekularisme yang menyandarkan tata cara hidup manusia kepada nilai kebebasan. 


Sistem sekularisme telah  menjauhkan aturan agama dalam kehidupan. Agama hanya berperan dalam masalah individu yang sifatnya sukarela. Negara tidak akan ikut campur dalam persoalan individu selama dianggap tidak ada pihak yang dirugikan atau tidak ada laporan kepada pihak berwajib. Gaya hidup seperti ini memberikan ruang gerak yang luas dan kebebasan yang dinikmati sesuai kehendak individu itu sendiri. Sayangnya, manusia yang bersandar pada hawa nafsu semata tentu akan lebih mengutamakan pemuasan hawa nafsunya dibandingkan bersandar kepada nilai agama atau nilai lainnya. Oleh sebab itu, gaya hidup kebebasan tidak sesuai bagi seorang muslim yang wajib untuk bersandar kepada hukum syariat dalam segala aktivitasnya. 

Salah satu dampak gaya hidup bebas seperti ini adalah praktik aborsi tadi. Jelaslah, bahwa penerapan sistem sekuler yang justru memelihara kerusakan ini. Meski hukum ditegakkan, tidak ada efek jera atau rasa takut bagi pelakunya sebab sanksi yang diberikan tidak membuat pelaku merasa terancam hidupnya. Sanksi hukum dianggap tidak lebih menakutkan daripada hamil di luar nikah. 


Padahal, Islam sangat mencela praktik aborsi yang sama saja dengan membunuh nyawa makhluk hidup. Allah Swt. berfirman yang artinya,  "Barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau tidak karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seolah-olah ia telah membunuh manusia seluruhnya." (TQS. Al-Maidah[5]: 32). 


Rasulullah saw. juga bersabda, 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) berkata, “Wahai Rasûlullâh, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Menyekutukan Allâh, sihir, membunuh jiwa yang Allâh haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina kepada wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, beriman, dan bersih dari zina”. [HR al-Bukhâri, no. 2615, 6465; Muslim, no. 89].


Maka penerapan sistem sekularisme jelas sangat bertentangan dengan kehidupan seorang muslim. Karenanya, umat harus meninggalkan sistem bobrok tadi agar keburukan yang diakibatkannya juga meninggalkan umat. Umat harus bersatu kembali sebagaimana yang dicontohkan Nabi saw. dalam menerapkan syariat sebagai standar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara yakni dengan menegakkan kembali khilafah ala manhaj nubuwwah.


Wallahu a'lam bishshawab

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.