> Peningkatan Peran Keluarga Menjadikan Negara Maju, Mungkinkah? - NusantaraNews

Latest News

Peningkatan Peran Keluarga Menjadikan Negara Maju, Mungkinkah?


Oleh : Wakini

Aktivis Muslimah


Menjadi negara maju tentu menjadi dambaan rakyat, bukan hanya bentuk keberhasilan pemerintah dalam menjalankan pemerintahan, namun juga bentuk apresiasi yang di berikan rakyat oleh pemerintah nya karena berhasil mewujudkan negara yang maju. Apabila negeri ini menjadi negara maju, otomatis taraf hidup rakyat juga akan meningkat. Namun sangat disayangkan, untuk menjadi negara yang maju dengan bertumpu pada peningkatan peran keluarga, tentu ini menjadi pertanyaan, mungkinkah bisa? Sementara definisi pembangunan keluarga dibutuhkan keluarga yang berkualitas, hidup dalam lingkungan sehat, didalamnya tidak ada yang kelaparan, tidak ada kemiskinan ekstrem, stunting dan angka pendidikan yang bagus.


Sepertinya menjadikan Indonesia menjadi negara maju dan lolos dari pendapatan menengah, itu hanya ambisi pemerintah guna menutupi kegagalannya. Sementara Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyebut Indonesia memiliki potensi gagal menjadi negara maju pada tahun 2045. Pasalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang stagnan dikisaran 5% dalam dua dekade terakhir dan kemiskinan ekstrem yang bertahan pada level 1,7%.(CNBC Indonesia 28/10/2023).


Menjadikan negara maju tentu memiliki banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Sementara dari beberapa survei kemiskinan dan ketimpangan sosial masih begitu tinggi, disamping itu juga Indonesia masih menjadi negara konsumen tertinggi sebagian besar bidang barang dan jasa, baik yang berteknologi tinggi maupun berteknologi rendah. Sehingga LPEM menyarankan untuk fokus memperkuat ekonomi kelas menengah yang saat ini banyak mendominasi sebagian penduduk Indonesia. Meski Indonesia telah merdeka 78 tahun, nyatanya tidak bisa membuat negara kita menjadi mandiri secara perekonomian. Disebabkan ketergantungan dengan mekanisme investasi.


Maka hal yang aneh, menjadikan Indonesia menjadi negara maju namun untuk keluar dari intervensi asing sendiri tidak mampu, dan apabila dilihat dari posisi Indonesia di mata dunia masih sama yaitu bangsa yang dibesarkan tanpa bisa mandiri. Hal ini yang menyulitkan Indonesia menuju kebangkitan negara. Hanya dengan adanya restu negara adidaya, Indonesia baru bisa berubah menjadi negara maju.


Sementara itu, menjadikan pondasi keluarga sebagai negara maju, namun sarana yang menunjang terciptanya keluarga sehat dan berkualitas tidak ada. Bahkan banyak ditemukan kasus kriminal justru dari keluarga. Seharusnya Indonesia fokus ke permasalahan yang tengah dihadapi, bukan malah bermimpi memiliki title negara maju. Seolah hidup tenang dipermukaan, namun terancam dalam diam. Indonesia tak akan mampu menjadi negara maju jika sistem yang diterapkan masih berlandaskan kapitalisme, karena akan selalu berada dalam posisi terjajah dan tergantung kepada negara lain. 


Semestinya syarat menjadi negara maju bukan hanya bertumpu kepada peran keluarga,melainkan juga menjadi negara yang mandiri agar tidak selalu diremehkan dan disetir layaknya hewan ternak.


Sudah selayaknya ketika menginginkan negara maju, tentu tidak dengan sistem Kapitalisme melainkan beralih ke sistem Islam. Islam memiliki visi sebagai perwujudan akan kewajiban memelihara urusan umat. Begitu juga dengan aspek ekonomi, dimana Islam membagi tiga kepemilikan yaitu kepemilikan individu,umum dan negara. Apabila menyangkut kepemilikan umum, baik itu tanah,hutan,emas, air, yang semuanya dilarang pihak swasta memilikinya. Karena semuanya hak negara untuk mengelolanya dan hasilnya di distribusikan untuk rakyat, salah satunya dalam bentuk fasilitas umum seperti pendidikan, kesehatan, jalan, dan lain sebagainya. Negara dengan sistem Islam akan mampu menjadi negara adidaya, sekaligus perisai bagi umat.


Wallahu a'lam bishowwab

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.