Berbicara tentang pemuda mengingatkan pada ungkapan Bung Karno. "Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh orang pemuda, niscaya akan kuguncang dunia." Perkataan Bung Karno tersebut memberikan gambaran dahsyatnya peran pemuda bagi perubahan suatu bangsa. Maka, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, para pemuda mendapatkan pesan untuk kemajuan bangsa.
Dikutip dari halaman liputan6, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membagikan pesan kepada generasi muda saat momen peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 pada Sabtu, (28/10/2023).
Di momen peringatan ke-95 tahun sumpah pemuda ini, sebagai generasi tua, saya ingin menyampaikan pesan sebagai generasi tua, saya ingin menyampaikan pesan sebagai seorang senior yang juga pernah mengalami muda. Jika engkau punya “privilege”, ambillah kesempatan untuk terus men-challenge dirimu menjadi lebih baik dari sebelumnya,” tulis Menko Luhutlewat akun instagram luhut.pandjaitan.
Ia mengatakan, hal itu dilakukan selama yang dikerjakan untuk membangun bangsa dan negara ke arah lebih baik. Menko Luhut juga mengingatkan untuk memelihara persaudaraan dan pertemanan dengan siapapun.
Pembajakan Potensi Pemuda
Pesan pak menteri tersebut sepintas terkesan bagus, tetapi tidak memberikan langkah-langkah yang kongkrit bagi pemuda untuk mewujudkan kemajuan suatu bangsa.
Masa muda itu masa mencari jati diri, masa membuktikan eksistensi, masa mencari perhatian, dan masa penuh semangat. Dengan potensi-potensi tersebut diharapkan mampu menorehkan suatu peradaban yang gemilang. Namun, hari ini potensi pemuda telah dibajak. Mereka kehilangan jati diri. Kondisinya pun sungguh memprihatinkan.
Pemuda sekarang banyak yang terlibat dalam tawuran antar pelajar, geng motor, pelecehan seksual, pengedar narkoba, dan berbagai jenis kenakalan lainnya.
Kehidupannya yang liberal membuat mereka bertindak bebas tanpa aturan. Nilai-nilai sosial dan kemanusiaan diabaikan. Nilai-nilai Islam pun senantiasa dilanggar. Cara berpikirnya pun menjadi pragmatis individualis.
Pemuda yang rusak tersebut lahir dari sistem sekuler-kapitalisme yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya boleh mengatur dalam perkara ibadah. Sedangkan, dalam perbuatan sehari-hari agama tidak boleh campur tangan.
Sistem tersebut bertujuan untuk menjauhkan pemuda muslim dari nilai-nilai Islam. Secara tidak langsung, mereka diajarkan untuk meninggalkan syariat. Dan, ini merupakan agenda Barat untuk menghadang kebangkitan Islam dalam sebuah peradaban bangsa.
Sejarah mencatat, kejayaan Islam tidak lepas dari perannya pemuda. Maka, hari ini potensi pemuda dibajak supaya kehilangan identitasnya sebagai seorang muslim.
Oleh karena itu, peringatan sumpah pemuda seharusnya menjadi refleksi peran pemuda hari ini untuk memajukan bangsa di tengah berbagai program pembajakan potensi pemuda dalam berbagai bidang.
Sungguh kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi sehingga memang harus diubah. Pemuda harus kembali pada potensinya sebagai agen perubahan.
Pemuda di dalam Islam
Islam memperhatikan peran pemuda dan mengarahkan negara untuk membangun pemuda menjadi generasi pembangun peradaban mulia yang berkepribadian islam, orientasi hidup jauh ke depan, bukann hanya duniawi semata.
Negara di dalam sistem Islam akan mencetak pemuda agen perubahan dengan menyelenggarakan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Sehingga, lahirlah generasi yang berkepribadian Islam. Sistem pendidikan ini harus disertai proses pembinaan intensif berbasis mabda Islam.
Sistem pembinaan inilah yang berperan menginkubasi generasi muda dengan pencerdasan perihal tsaqafah Islam politik sehingga mereka peka terhadap berbagai urusan umat, serta mampu melepaskan umat dari segala problematik kehidupan. Dengan kata lain, selain berperan sebagai agen perubahan dan pengemban dakwah Islam politik, para pemuda juga mampu menjadi para ahli/pakar/intelektual di sektor-sektor kemaslahatan publik.
Selain itu, para pemuda harus senantiasa menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai teladan dalam berjuang sehingga gerak langkah perjuangannya selalu ada dalam koridor syarak.
Wallahu a'lam.