Pegiat Literasi
28 Oktober kemarin
merupakan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 95. Pemerintah mengambil tema
"Bersatu Memajukan Indonesia." Bapak Presiden juga mengingatkan di
lamannya, bahwa dengan adanya bonus demografi yang dialami Indonesia sampai
puncaknya tahun 2030 nanti, Indonesia punya peluang besar untuk mencapai
cita-cita Indonesia Emas 2045. (media online beritasatu, 28/10/2023)
Sebuah kode bagi para
pemuda untuk bisa selaras dengan yang diinginkan pemerintah. Negara tentu saja
tidak akan melewatkan kesempatan bonus demografi ini, yakni untuk memajukan
perekonomian, sekaligus mendongkrak pendapatan negara. Sehingga program
pembangunan untuk para pemuda didorong ke arah perekonomian.
Fakta Pemuda
Di dalam surat Ar Rum ayat
54 disebutkan bahwa Pemuda berada pada posisi di antara dua kelemahan,
kelemahan pertama masa bayi dan anak-anak, kelemahan kedua masa lansia. Dari
ayat ini kita tahu bahwa posisi pemuda sangatlah strategis. Dimana idealnya
secara fisik ia kuat, tenaganya prima, kuat secara pemikiran, dinamis,
militansinya tinggi, punya idealisme, punya kemampuan dan kemauan yang keras.
Sehingga dengan posisinya
yang strategis, layaklah jika seorang pemuda itu memiliki potensi sebagai agen
perubahan yang mampu memperbaiki situasi atau berperan dalam pencarian solusi
di tengah suatu kesulitan.
Hanya saja, sejak lahir
pemuda Indonesia sudah hidup dalam kubangan kapitalisme. Setiap saat, pandangan
kapitalisme ini memborbardir pemikiran pemuda, baik lewat kurikulum pendidikan,
lewat sosial media, lewat perekonomian, lewat kebijakan-kebijakan, dll. Sudah
sewajarnya jika pemikiran mereka banyak dipengaruhi oleh pemikiran kapitalisme.
Di mana sistem ini mengukur tingkat kebahagiaan dan kesuksesan berdasarkan
materi semata, sehingga yang terjadi pada pemuda saat ini, orientasi hidupnya
materialistik.
Efeknya bisa kita lihat
pada fakta pemuda saat ini. Mereka sekolah, kuliah hanya agar bisa bekerja dan
mencari uang. Seandainya tidak sekolah pun, mereka menempuh jalan yang mudah
seperti menjadi youtuber, selebgram, gamer, atau artis. Tidak peduli apakah
konten-konten mereka bermanfaat, atau justru merusak, asal bisa menarik banyak viewers
yang menguntungkan mereka. Tidak sedikit juga yang tergiur iming-iming
investasi bodong, judi online dan pinjaman online.
Dan lebih parahnya ketika
sebagian pemuda Muslim mulai terkikis agamanya, merasa lebih bangga menjadi
pejuang demokrasi daripada pejuang Islam, merasa lebih modern dengan berpakaian
ala barat, merasa lebih keren berbahasa Inggris atau Korea alih-alih berbahasa
Arab, lebih suka nongkrong di cafe daripada di masjid, dan merasa rendah diri
dengan keislamannya, bahkan apabila ditanya agamanya, mereka akan menjawab
Islam tentatif, saat ini Islam tapi boleh jadi besok sudah berganti agama yang
lain.
Mengembalikan Potensi
Pemuda
Jika kondisi ini dibiarkan
terus-menerus maka tidak menutup kemungkinan ke depannya kita tidak akan
mendapati pemuda yang bertaqwa, cerdas, kritis, tangguh, dan punya inisiasi
untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Maka butuh upaya untuk mengembalikan
potensi pemuda sebagai agen perubahan. Memang bukan upaya yang mudah
direalisasikan seperti halnya membalikkan telapak tangan, karena butuh upaya
yang cukup besar untuk ini. Peran keluarga, masyarakat, partai politik dan
terutama negara sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan dan pembinaan kepada
pemuda.
Peran keluarga, di sanalah pertama kali
dasar-dasar keislaman ditanamkan, anak dididik bagaimana ia mengenal
Penciptanya, agar kelak ia hanya mengabdi kepadaNya. Anak dididik untuk berjiwa
kepemimpinan, sehingga dia akan mempunyai prinsip hidup yang kuat dan terikat
dengan aturan Penciptanya dimanapun, kapanpun, bagaimanapun. Demikian pula
dengan perilaku dan budi pekerti, ia diajarkan untuk memilih kalimat-kalimat
yang baik, sikap sopan santun, kasih sayang terhadap saudara dan orang lain.
Mereka juga diajarkan untuk memilih cara yang benar(halal/haram) ketika
memenuhi kebutuhan hidup.
Peran masyarakat, masyarakat menjadi
lingkungan anak ketika menjalani aktivitas sosialnya. Interaksi dengan
lingkungan ini, sangat diperlukan dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik secara fisik maupun biologis. Oleh karena itu butuh
suasana yang kondusif di tengah masyarakat, dan itu terjadi jika masyarakatnya
mempunyai pemikiran dan perasaan yang sama, serta interaksi mereka diatur
dengan aturan yang sama, sehingga ketika terdapat kemungkinan perkara negatif
yang akan menjerumuskan anak, maka akan dicegah bersama. Ini semua sebagai
bentuk pendidikan dan pembinaan di tengah masyarakat.
Peran Partai Politik, menjadikan pemuda
politikus ulung dan tangguh dengan memberikan pemahaman kepada pemuda bahwa
politik negara adalah mengatur urusan umat berdasarkan syariat Allah. Ditambah
dengan mempertajam kepekaan dan wawasan politik Pemuda, mereka diajak untuk
melihat fakta-fakta aktual percaturan politik dalam negeri maupun luar negeri,
dan mengajarkan bagaimana bersikap terhadap fakta-fakta tersebut, termasuk juga
mengajarkan strategi strategi yang pernah dan harus dijalankan dalam menghadapi
persoalan penanganan urusan masyarakat, serta memahamkan bahwa sistem Islamlah
satu-satunya metode yang shahih menerapkan kedaulatan di tangan syariat secara
kaffah.
Peran Negara, negara menjamin proses pendidikan Pemuda sehingga output yang dihasilkan betul-betul sesuai harapan umat, yakni sebagai agen perubahan. Diantaranya: mencukupi segala fasilitas dan sarana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan rakyatnya secara layak, membuat kebijakan pendidikan bebas biaya, menyusun kurikulum pendidikan berbasis akidah, menyediakan tenaga pendidik yang andal dan berkepribadian Islam, serta punya semangat pengabdian yang tinggi dan mengerti filosofi pendidikan generasi, menggaji tinggi para pendidik sehingga mereka termotivasi dan fokus. Serta negara bertanggung jawab mengatur suguhan yang ditayangkan lewat media apapun sehingga berpotensi untuk merusak Pemuda. Negara juga menjamin perekonomian rakyatnya.
Wallahualam bissawab