Oleh: Asmawati
(Pemerhati Generasi)
Sebagai negara berkembang yang memiliki wilayah strategis, Indonesia mengalami perkembangan teknologi di era digital semakin kompleks. Dimana setiap aktivitas manusia tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi dan informasi, yang mana hal ini sangat berperan penting dalam menyalurkan setiap informasi melalui internet.
Dalam penyaluran internet dibutuhkan fasilitas khusus untuk memberikan bantuan uplink dan downlink yakni berupa satelit yang bergerak dan mengelilingi bumi. Karena satelit berfungsi sebagai repeater di langit. Menyalurkan sinyal pada seluruh wilayah yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
Kabar bahagianya, Indonesia pada tanggal 19 Juni 2023 kemarin telah meluncurkan satelit satria 1 yang mengudara hingga saat ini dan membuat kembali proyek satelit Hot Backup Satellite (HBS) yang sudah mencapai 80% yang senilai Rp5,2 triliun. Namun sayangnya proyek tersebut dihentikan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo ). Lantaran adanya Konstelasi satelit internet yang mana adanya sorotan bahwa starlink milik Elon musk akan memasuki wilayah Indonesia.
Starlink memang akan mengatasi ketersediaan akses internet, Khususnya wilayah yang sulit dijangkau insfrastruktur daratan. Akan tetapi kembali menjadi buah bibir karena akan menimbulkan berbagai persoalan baru diantaranya :
1). Dari segi pengamatan Astronomi. Melihat dari kasus yang terjadi di mancanegara, adanya starlink akan memberikan masalah dalam pengamatan astronomi lantaran starlink akan memancarkan cahaya di angkasa.
2). Berpotensi akan membahayakan pesawat. Starlink merupakan satelit Low Earth Orbit ( LEO ) mengitari bumi dengan ketinggian sekitar 550 KM yang itu akan membahayakan pesawat di masa mendatang.
3). Ada monopoli di dalamnya lantaran jumlahnya yang banyak mencapai ribuan akan menimbulkan dugaan kalau space X mencoba memonopoli dari luar angkasa.
4). Bisnis operator lokal yang otomatis akan mengalami kekhawatiran dan kebangkrutan karena daya saingnya yang kalah lantaran perusahaan asing memiliki kekuatan modalnya sangat besar.
5). Dari segi keamanan. Starlink akan berpotensi mengancam keamanan nasional. Apalagi konstelasi satelit internet sering wira wiri di orbit bumi.
Yang mengherankan adalah proyek yang sudah berjalan selama 80% tersebut dibatalkan dengan alasan aspek komersial. Seharusnya ada pengkajian lebih mendalam sebelum proyek mulai dikerjakan. Apalagi di tengah program transformasi digital yang dicanangkan pemerintah.
Sudah pasti pembatalan tersebut akan menimbulkan tanda tanya ketika ternyata ada proyek jaringan lain yang akan masuk ke Indonesia, dengan kekuatan yang lebih besar dan dapat menjangkau seluruh wilayah di indonesia.
Hal ini sudah pasti akan mengancam provider lokal. Oleh sebab itu pemerintah harusnya memiliki sikap tegas dalam pengambilan keputusan.
Kewajiban Negara Penuhi Kebutuhan Rakyat
Islam mewajibkan negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat dalam hal apapun termasuk ketersediaan jaringan internet. Islam juga mendukung serta memfasilitasi rakyatnya untuk membangun kemandirian teknologi untuk mengatasi hal semacam ini. Dalam pembangunan Islam mengharuskan perencanaan yang dilakukan dengan cermat dan dilakukan pengkajian atas kelayakannya dari berbagai aspek dan mengutamakan kepentingan rakyat.
Islam mewajibkan negara melindungi keamanan negara dan juga melindungi usaha rakyatnya. Bukan membiarkan begitu saja ketika ada perusahaan asing hendak memasukkan hasil karyanya. Hal tersebut akan membahayakan rakyat. Hal ini berlaku apabila Islam diterapkan sebagai satu satunya sistem aturan dalam mengelola negara ini. Namun sayangnya dalam kehidupan, Islam dianggap sebagai agama yang hanya mengatur kehidupan pribadi dengan Tuhannya hanya dalam tataran ibadah ritual saja, sedangkan kehidupan tidak boleh ada campur tangan agama. Segala sesuatu dijadikan business to business ( B2B ) bukan lagi kemaslahatan rakyat.
Wallahu' alam bisshowab