> Momentum Memaknai Maulid Nabi SAW - NusantaraNews

Latest News

Momentum Memaknai Maulid Nabi SAW


Oleh: Nina Iryani S.Pd


Maulid nabi Muhammad SAW merupakan moment berharga bagi seluruh kaum muslimin dan muslimah di seluruh penjuru dunia. Sebab moment tersebut adalah moment hari lahirnya sang pemimpin umat nabi Muhammad SAW. 


Lahirnya nabi kita Muhammad SAW merupakan patokan awal terjadinya perubahan dari kegelapan menuju cahaya terang, dari zaman pemikiran jahiliyah menuju era kebangkitan, dari masa perbudakan menuju masa kemerdekaan. 


Dewasa ini, moment Maulid nabi SAW masih diadakan di beberapa tempat di atas muka bumi ini. Moment ini seharusnya moment totalitas bangkitnya Islam, merdeka dalam arti sebenarnya dan melanjutkan kembali kehidupan Islam.


Kenyataannya kita masih harus berjuang, kita tidak sedang baik-baik saja. Allah menguji kita semua di akhir zaman ini dengan berbagai penderitaan umat di berbagai belahan dunia. Contohnya kasus tanah Rempang masih berjuang mempertahankan tempat tinggal mereka akibat kisruh atas dasar proyek besar Cina. Muslim di Cina, India, Palestina sedang berjuang menjaga agama Islam dengan penuh tekanan dan berada dibawah penindasan. Bahkan mereka berjuang bertaruh nyawa, antara hidup dan mati. 


Seluruh umat Islam diberbagai negara sedang mengalami kesulitan, mulai dari himpitan ekonomi, tergerusnya nilai moral dan akhlak, menurunnya minat berjuang baik dalam proses belajar mengajar maupun aktifitas positif lainnya. Seperti hal nya saat ini, inflasi diberbagai negara, kemiskinan tersistem, meroketnya angka pengangguran dan tindak kriminal. Bahkan baru-baru ini krisis akhlak pelajar mencuat seperti halnya murid ancam bunuh guru di kota Banjar Jawa Barat, bullying pelajar dan penganiayaan siswa hingga dilarikan ke rumah sakit di Indonesia dan lain sebagainya. 


Maulid Nabi SAW bukan hanya sekedar peringatan kelahiran Nabi tetapi juga teladan yang baik yang seharusnya kita tiru. Seperti hal nya dalam kebiasaan berdo'a, proses membina ilmu, proses menjaga kesehatan bahkan proses berpolitik. Hanya saja, segala hal tersebut semakin di anggap asing padahal hal-hal tersebut merupakan ajaran sedari dahulu. Contohnya saja, acara pernikahan di Indonesia yang begitu meriah, siang hari acara pengajian, malamnya acara dangdut, itu merupakan mencampurkan yang hak dan batil. Seharusnya tidak demikian.


Masalah bermunculan karena manusia sudah merasa hidupnya tak perlu diatur Sang Pencipta, membuat hukum sendiri, hancur sendiri dan perlu dibenahi dengan baik. Harus ada pejuang demi memperbaiki dan memelihara kebaikan dengan menggunakan aturan Allah yang sudah pasti terjamin menuju generasi gemilang. Seperti halnya sekarang adanya UUD 1945 dan Pancasila penggunaannya diharuskan oleh negara sebagai institusi tertinggi, bahkan keberadaannya lebih tinggi dari Al-Qur'an, hal demikian tidak seharusnya terjadi.


Dewasa ini kita ketahui banyak manusia yang memperingati hari kelahirannya dengan cara batil berpesta berkhalwat dan ikhtilat membuka aurat melampaui batas bahkan mengikuti metode orang-orang non muslim. Contohnya berulang tahun bercampur baur tamu pria dan wanita yang memicu terjadinya 'takrobuzzina'. Harusnya proses acara demikian tidak diperkenankan.


Bukan hanya merayakan ulang tahun dirinya tapi mereka juga merayakan ulang tahun idolanya, sayangnya mereka merayakan idola mereka yang jelas non muslim, gaya hidup glamor, hura-hura, bahkan ikut serta melegalkan zina dan perbuatan zalim lainnya. Contohnya banyak orang-orang Islam mengidolakan artis Korea seperti Su Zu, Kim Boom dan sebagainya. Padahal idola merupakan cerminan kehidupan kita. Rusak idola, maka rusak pula tatanan kehidupan kita. 


Miris sungguh berbagai kerusakan pola pikir dan pola sikap, gaya hidup tidak sesuai aturan Islam. Umat Islam banyak, namun seperti buih yang terapung di lautan. Banyak namun tidak berdaya. Yang benar diam, yang salah dianggap benar. Sehingga perbuatan salah terus dilaksanakan menimbulkan kerusakan yang berkesinambungan.


Harusnya idola kita nabi Muhammad SAW, panutan kita Al-Qur'an dan hanya pada Allah kita menyembah. Berislam secara kaffah demi melanjutkan kembali kehidupan Islam. 


Nabi Muhammad SAW bersabda:


"Barang siapa yang memulai dalam Islam sebuah perkara yang baik maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya itu, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya. Tanpa berkurang sedikitpun pahala yang mereka dapatkan." (H.R Muslim).


Disisi lain, berdasarkan Q.S Yunus ayat 58 disebutkan:


"Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."


Selain itu berdasarkan Q. S Al-Anbiya ayat 107 dikatakan:


"Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam."


Bahkan dalam Q.S Al-Hajj ayat 32 disampaikan:


"Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, sesungguhnya itu timbul dalam ketakwaan hati."


Demikian kehadiran Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah Allah, menaati ajaran beliau, melanjutkan kembali kehidupan Islam adalah solusi tuntas tanpa menimbulkan masalah baru, satu-satunya pemersatu umat, penjaga kehormatan dan pembela terbaik dunia akhirat perilaku, pola pikir dan cara hidup dengan aturan Islam.


Hidup berkah meneladani Rasulullah, cinta terbaik adalah cintanya Allah, maka mari berjuang bersama demi menggapai ridha Allah, mulia bersama Islam menuju kehidupan gemilang berislam kaffah. 


Wallahu 'alam bissawab.

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.