(Praktisi Kesehatan)
Fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini adalah lebih banyak orangtua yang memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta yang berbasis sekolah agama. Hal itu tentu saja ada banyak alasannya. Hal yang paling memotivasi orang tua memilih sekolah berbasis agama adalah untuk membentuk karakter anak yang baik, soleh dan berakhlak. Minimal sang anak mendapat ilmu agama selain ilmu pengetahuan umum.
Menurut sebagian orangtua sekolah berbasis agama sekarang ini tidak bisa dianggap sepele. Dari beberapa sekolah swasta yang mereka pilih bahkan dianggap memiliki predikat bertaraf internasional dan mampu bersaing dengan sekolah unggulan lainnya.
*Tapi faktanya?*
Banyak sekali alasan dari setiap orang tua memilih untuk menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan formal berbasis agama. Menurut sebagian orangtua saat ini ada banyak pengaruh buruk yang bisa didapatkan oleh anak secara mudah di lingkungan sekitarnya. Pengaruh buruk bisa dimulai dari media sosial maupun teman dekatnya. Iman dan agama yang kuat akan menjadi pencegah hal buruk tersebut. Atas dasar itulah yang membuat setiap orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta dengan basis pendidikan agama bahkan tidak segan membayar uang sekolah yang pastinya tidak murah.
Sudah seharusnya pendidikan mutlak di selenggarakan oleh negara bukan swasta. Dengan menyerahkan kepada swasta pendidikan justru dijadikan ladang komersial. Sehingga sebagian masyarakat tidak dapat menjangkau sekolah swasta tersebut. Yang faktanya sekolah swasta lebih baik dalam hal memberikan fasilitas penunjang pendidikan ketimbang sekolah negeri.
Benarkah sekolah berbasis agama yang ada saat ini sudah menjamin terbentuknya akhlak mulia pada anak? Yang terjadi selama ini adalah, labeling agamis, istilah agamis, dan aktivitas agamis saja. Namun perilakunya jauh dari ajaran agama. Sekolah agama tidak menjadi jaminan jika individu anak, keluarga dan lingkungan masyarakat benar-benar memiliki kepribadian yang islami. Dapat difaktai bagaimana kekerasan seksual, kekerasan di kelas atau sekolah, juga tak jarang terjadi pada sekolah-sekolah berbasis agama yang kental.
Mengapa hal yang demikian masih kerap terjadi? Salah satu dari sekian banyak penyebabnya adalah diterapkannya sistem sekuler dibidang pendidikan. Dimana ajaran yang diterapkan yaitu pemisahan agama dari segala lini kehidupan termasuk pendidikan. Tidak hanya sekolah umum, sekolah agama pun kini menanamkan asas liberalisme atau kebebasan dalam hal pemilihan agama. Semua agama dianggap sama, ucapan salam semua agama diajarkan, hal-hal yang demikian yang menggambarkan toleransi yang cenderung kebablasan. Anehnya, belakangan ini sekularisasi pendidikan di tanah air justru semakin digencarkan. Peran agama malah akan diminimalkan atau bahkan dihilangkan dari dunia pendidikan.
*Islam Mencetak Generasi Unggul*
Dalam Islam, negara wajib menyelenggarakan pendidikan gratis yang berkualitas berbasis akidah dan kurikulum islam untuk seluruh rakyat. Negara harus merubah sistem pendidikan sekuler saat ini ke sistem pendidikan Islam yang jelas memiliki banyak keunggulan dan dibangun atas dasar paradigma Islam. Tujuan diterapkannya pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan para generasi penerus dapat menguasai tsaqafah Islam.
Negara akan menciptakan suasana lingkungan dan masyarakat yang kondusif. Negara tidak menoleransi segala bentuk pemikiran dan tsaqafah asing yang dapat merusak. Suasana yang akan dibangun adalah generasi yang terbiasa berdakwah. Sistem pendidikan yang diterapkan oleh islam sudah jelas akan menjamin tercetaknya generasi unggul nan cemerlang yang berkepribadian islam dengan adanya kesadaran anak untuk taat pada agama, serta pendampingan keluarga terutama ibu yang berperan dalam hal pendidikan dasar dan periayahan anak. Merekalah kontrol sosial sesungguhnya di tengah masyarakat.