(Aktivis Pendidikan)
Polemik ajang Miss Universe Indonesia yang diduga tersandung dugaan pelecehan seksual memasuki babak baru.
Sejumlah peserta Miss Universe Indonesia mengaku "merasa direndahkan" dan "traumatis" setelah "dipaksa membuka baju" dalam acara kontes kecantikan. Pihak panitia dituduh "membiarkan kekerasan seksual" jika terbukti tidak melindungi peserta yang diduga dilecehkan saat acara pemotretan.
Aktivis perempuan, Tunggal Pawestri mengatakan kalau penyelenggara tidak melakukan itu, mereka patut dianggap sebagai enabler atau pihak yang membiarkan kekerasan seksual.
Di sisi lain, Direktur Nasional Miss Universe, Poppy Capella dalam keterangan sebelumnya mengaku telah mengambil langkah investigasi.
Kuasa hukum korban, Melissa Anggraini berkata kepada BBC News Indonesia bahwa pihak penyelenggara mengetahui dan mengakui adanya body-checking di mana para finalis dipaksa untuk membuka baju mereka.
Sejumlah finalis Miss Universe telah melaporkan dugaan pelecehan seksual di acara kontes kecantikan itu ke Polda Metro Jaya, Senin (07/08).
*Mengapa hal ini terjadi?*
Ketika kita berpikir lebih dalam, setiap wanita pasti menyukai pujian, apalagi kalau mendapat sanjungan karena kecantikan. Jadilah mereka berlomba-lomba mengikuti kontes kecantikan agar menjadi tenar, demi kepuasan, juga mendapat pengakuan semua orang.
Saat ini, ketenaran itu sangat berarti hingga rela meraihnya untuk mendapatkan kebahagiaan semu. Wajar saja, pada masa sekarang, orang yang punya kedudukan, kecantikan, dan harta, cenderung selalu diunggulkan. Inilah garizah eksistensi diri yang ingin dipenuhi.
Namun, dalam iklim kapitalistik zaman sekarang, tidak ada yang lebih berharga dari uang. Para pemodal perlu memikirkan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Mereka pun memanfaatkan kecantikan para wanita itu untuk meraup laba. Mereka membuat ajang-ajang serupa, mewadahi semua wanita yang ingin eksis dengan kecantikannya.
Para kapitalis itu tidak segan mempertontonkan kecantikan seluruh tubuh para peserta. Apalagi panitia dan para juri itu memang orang-orang yang menganut pemikiran Barat. Mereka menilai kecantikan adalah sesuatu yang perlu dinikmati dan berkaitan dengan fisik, wajar diminta untuk ditunjukkan.
Begitulah bentuk eksploitasi tubuh perempuan dalam kapitalisme, termasuk kejadian pemotretan telanjang para peserta di Miss Universe Indonesia 2023. Meskipun bisa saja itu ulah pihak tertentu, tetap saja ini menunjukkan borok ajang-ajang kecantikan. Di balik langkah mereka yang ingin meningkatkan derajat perempuan, tersimpan pandangan menempatkan perempuan sebagai objek kenikmatan.
Oleh karenanya, pandangan terhadap perempuan seperti ini perlu digugat. Kecantikan bukanlah sejenis barang yang harus mengikuti kata “dunia”, melainkan memiliki standar agar tidak menjerumuskan para wanita ke lubang eksploitasi.
Kritik terhadap ajang putri kecantikan. Kritik diperkuat dg salah satunya adanya tindak pelecehan seksual terbaru di ajang kecantikan. Kemukakan pandangan aktivis perempuan, Tunggal Pawestri yang mengaku merasa “marah dan kecewa”. Apalagi, selama beberapa tahun belakangan para pegiat hak-hak perempuan telah berkampanye tentang kedaruratan kekerasan seksual. Salah satu tonggaknya adalah pengesahan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual pada 2022. Tapi ternyata malah di satu ajang yang terbuka, yang mendapat perhatian banyak dari publik masih ada praktik kekerasan seksual. Artinya ajang kecantikan yang sebenarnya eksploitasi tidak perlu diadakan.
*Solusi Islam*
Islam merupakan din yang sempurna. Islam memandang kecantikan yang dimiliki wanita untuk dilindungi, bukan untuk dieksploitasi. Islam juga mengatur setiap aktivitas seorang perempuan harus terikat syariat. Di antaranya adalah kewajiban menutup aurat di hadapan nonmahram, berkerudung dan berjilbab, tidak tabaruj, tidak khalwat dan ikhtilat, juga tidak melenggak-lenggok di catwalk, dsb. Hukum Islam yang begitu banyak ini adalah demi memuliakan perempuan, bukan mengeksploitasinya.
Ingatlah ketika Khalifah Al-Mu’tashim mengirimkan pasukan untuk menaklukkan Kota Ammuriya karena membela seorang muslimah yang dilecehkan di sana. Dari kisah ini, kita belajar bahwa kehormatan perempuan itu sangat penting.
Allah SWT berfirman :
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya: “ Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S.Al- A’Raaf:26)
Selain itu, Islam juga melarang kontes-kontes kecantikan semacam Miss Universe dan acara serupa. Kontes seperti itu dalam praktiknya jelas tidak sesuai dengan standar Islam. Islam memang membolehkan seorang perempuan berperan di masyarakat, tetapi asalkan tidak melanggar tugas utamanya dan selalu mengikuti aturan Allah Taala.
Islam pun memerintahkan kita untuk menghargai jerih payah seseorang bukan dari kecantikan fisik, tetapi dari perannya kepada masyarakat. Islam akan menghargai peran perempuan sebagai dokter, ilmuwan, guru, dsb. yang semuanya bermanfaat bagi umat.
Menjamurnya ajang kontes kecantikan adalah karena akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme. Oleh sebab itu, kita butuh Islam agar dapat melindungi seluruh perempuan di penjuru dunia. Kita perlu negara yang mengambil Islam sebagai ideologinya untuk menutup seluruh ajang kecantikan yang berbau kemaksiatan.
Hendaknya para wanita tidak memperlihatkan sesuatu yang wajib disembunyikan sekalipun tidak bermaksud untuk bersolek. Karena tabarruj adalah memperlihatkan bagian perhiasan yang mengundang perhatian, dan ini jelas dilarang untuk dilakukan oleh wanita.
Firman Allah Surah Al-Ahzab ayat 33.
وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًاۚ
Artinya: Tetaplah (tinggal) di rumah-rumahmu dan janganlah berhias (dan bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu. Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Hanya dengan penerapan sistem islam kaffah, kemuliaan perempuan bisa terselamatkan. Hanya negara dengan sistem Islam pula yang dapat berbuat tegas menindak setiap pihak yang ingin merendahkan perempuan. Inilah yang sering kita sebut sebagai khilafah.
Wallahua'lam bisshawab