> Se Atap Tapi Tak se Jiwa - NusantaraNews

Latest News

Se Atap Tapi Tak se Jiwa


Oleh; Naimatul-Jannah Aktivis Muslimah Asal Ledokombo -Jember 

Setiap laki-laki dan perempuan yang menikah pasti ingin membina sebuah keluarga yang sakinah mawadah warahmah, namun seperti apa gambaran yang Allah jelaskan terkait dengan Makna Samawa?


Allah SWT berfirman 


وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ


Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS Al-Rûm [30]: 21).

Sakinah, Mawaddah dan Warahmah merupakan istilah dalam bahasa arab. Sakinah berasal dari kata sakana (سَكَنَ)  yang bermakna tenang atau tenteram, atau sebuah rumah yang memberikan rasa ketenangan dan kenyamanan. Mawaddah berasal dari kata wadda (وَدَّ) yang salah satu artinya adalah cinta. Sedangkan rahmah (رَحْمَة) artinya kasih sayang.




Dapat disimpulkan bahwa samawa sakinah mawaddah warahmah artinya adalah gambaran tentang hubungan suami dan istri yang dilandasi dengan rasa cinta serta dipenuhi kasih sayang demi tercapainya rumah tangga yang memberikan ketenangan dan ketentraman hidup.


Selain itu, biasanya ada juga istilah samawa till jannah yang diberikan sebagai doa bagi pengantin baru. Samawa till jannah artinya adalah sebuah harapan dan doa agar pasangan suami-istri bisa membangun rumah tangga yang harmonis, berbahagia, dan berkah hingga mencapai surga Allah (jannah).



Seperti Apa Cara Membangun Keluarga Samawa?


Diawali dibangun dengan pondasi pernikahan syar’i, yang memenuhi syarat pernikahan dan rukun nikah yang telah ditetapkan Allah SWT.


 Juga harmonis dan sesuai dengan ajaran agama islam adalah dambaan setiap muslim dan untuk mewujudkannya ada beberapa cara menjaga keharmonisan dalam rumah tangga dengan dibangun diatas nilai-nilai islam dan berawal dari pernikahan yang hanya mengharap ridha Allah SWT. Dalam Alqur’an Allah SWt berfirman :



وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً


“Dan orang orang yang berkata : “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS Alfurqan : 74)


Misalkan seperti, memiliki cinta, kasih sayang, dan rasa saling memiliki yang terjaga satu sama lain.


Terdapat ketenangan dan ketentraman yang terjaga.


Adanya keikhlasan dan ketulusan dalam peran di dalam keluarga.


Adanya kecintaan yang mengarahkan sang Khalik dan agama, dan bukan hanya kecintaan terhadap makhluk atau hawa nafsu.


Jauh dari kecurigaan dan perasaan was-was antar pasangan.


Mampu menjaga satu sama lain dalam hal keimanan dan ibadah.


Mampu menjaga pergaulan dalam Islam, sehingga tidak melakukan penyelewengan apalagi pengkhianatan kepada pasangan.


Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan di dalam keluarga. Misalnya materi, kebutuhan seksual, dan rasa memiliki.


Mendukung karier dan profesi satu sama lain dalam rangka membangun keluarga sebagai amanah dari Allah SWT



Karena  sebuah keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan karena setiap manusia terlahir dari sebuah keluarga. Meskipun tidak semua muslim mendapatkan keislamannya dari keluarga yang melahirkannya, tetap saja keluarga adalah tempat pertama dimana seorang anak belajar tentang agama islam. 


Bahkan setiap keluarga memiliki cita2 agar bisa membangun Rumah tangganya sebagai surganya. Ini merupakan ungkapan yang mengandung makna kiasan. Menggambarkan suasana rumah yang nyaman, tenteram, damai dan penghuninya diliputi kebahagiaan. Keadaan yang jauh dari resah dan gelisah. Baytî jannatî bisa mewakili keadaan para penghuni rumah yang anugerahi sakînah mawaddah wa rahmah.



Namun bagaimana dengan kondisi keluarga saat ini ?



BANGKAPOS.COM, DEPOK - Pembunuhan sadis terjadi Jalan Takong RT 03 RW 08, Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/8/2023). Seorang ibu berinisial SW (43) meregang nyawa di tangan anak kandungnya, RAR (23). Suami SW, BAM (49) juga tergeletak bersimbah darah usai terlibat duel dengan sang anak. Polisi mengungkap fakta soal dugaan motif pembunuhan sadis ibu kandung oleh anak kandung di Depok. Diduga kejadian tragis itu dilakukan RAR karena masalah keuangan perusahaan yang dikelola keluarganya.


Pada awal tahun 2023 tercatat lebih dari 6 ribu warga jember berubah status menjadi janda ataupun duda. Mereka dinyatakan telah resmi bercerai setelah menerima keputusan dari Pengadilan Agama (PA) Jember. Data tentang perkara yang diterima PA Jember sejak Januari hingga Desember 2022, menyebutkan total ada 6.433 kasus perceraian. Untuk kasus cerai talak yang diajukan pihak suami jumlahnya lebih sedikit, yakni 1.599 kasus. Sedangkan gugat cerai yang diajukan pihak istri sebanyak 4.734 kasus. Kepala Humas PA Jember Raharjo menjelaskan, tingginya angka cerai gugat tersebut dipengaruhi faktor ketidakmampuan suami dalam memberikan nafkah kepada istri.(K radio Jember)


Bahkan Indonesia di tahun 2023 Perceraian menjadi tren, dan tercatat ada 102.065 kasus perceraian di Jawa Timur, yang menjadikannya sebagai provinsi dengan angka perceraian tertinggi di Indonesia. Dengan penyebab tertinggi karena KDRT, pertikaian dan pertengkaran 


Penyebab Semua Itu terjadi 


Kesakinahan keluarga akan terganggu manakala peran suami sebagai qawwâm dan/atau sebagai pencari nafkah tidak terpenuhi secara optimal. Keluarga akan kehilangan arah jika sosok pemimpin tidak hadir. Karena itu suami yang berharap surga ada di tengah keluarganya akan berupaya dengan segenap kemampuan untuk menjadi pemimpin terbaik bagi istri dan anak-anaknya.


Kesakinahan dan kenyamanan keluarga bukan hanya ditentukan oleh terlaksananya kewajiban suami, namun juga dipengaruhi oleh peran yang dijalankan istri. Tugas dan fungsi utama seorang perempuan adalah sebagai ibu dan pengatur rumah, umm[un] wa rabbah al-bayt. Rasulullah ﷺ menggambarkan sosok wanita salihah dalam sabdanya: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki (suami)? Yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkan suaminya, bila diperintah akan mentaati suaminya dan bila suaminya pergi ia akan menjaga dirinya.” (HR Abu Dawud).


Cara Islam Membangun Keluarga Samawa



Islam telah menetapkan bahwa motivasi seseorang melangsungkan kehidupan suami istri adalah untuk  beribadah kepada Allah Taala. Di sinilah peran penting dari suami dan istri untuk menjaga keutuhan rumah tangganya hingga akhir hayat. Setidaknya ada enam hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya, yaitu:


Pertama, menjadikan akidah Islam sebagai pondasi dasar pernikahan, bukan manfaat atau kepentingan. Dengan demikian, segala sesuatu yang terjadi di dalam keluarga tersebut akan dikembalikan kepada Islam semata. Pondasi akidah Islam ini akan menghantarkan kepada adanya visi dan misi yang sama antara suami istri tentang hakikat dan tujuan hidup berkeluarga.


Dengan keimanan yang kuat, setiap pasangan suami istri akan memahami tujuan hidupnya, yang tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah Taala. Suami istri menjadi tidak mudah terbujuk oleh segala sesuatu yang dilarang-Nya sehingga Allah rida kepada mereka (QS  Adzariyat: 56, QS Al-Bayyinah: 8). Di akhirat kelak, mereka akan mendapat kebahagiaan sejati, yaitu masuk surga bersama-sama (QS Az-Zukhruf: 70—71).


Kedua, menjadikan Islam dan syariat-Nya sebagai solusi seluruh permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan rumah tangganya. Taat kepada syariat, selalu berusaha melaksanakan  perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, halal-haram dijadikan landasan perbuatan, bukan hawa nafsu. Memahami dengan benar fungsi dan kedudukan masing-masing dalam keluarga dan berupaya semaksimal mungkin menjalankannya sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya. 



Ketiga, menumbuhsuburkan amar makruf nahi mungkar di antara pasangan suami istri merupakan hal penting dalam rumah tangga. Bagaimanapun, dalam menjalani kehidupan rumah tangga tidak dapat dimungkiri kadang kala ada perkara-perkara yang membuat kita atau pasangan kurang berkenan. Kadang muncul beda pendapat yang berujung pada perselisihan. Salah satu kunci langgengnya sebuah pernikahan adalah bersabar dalam berinteraksi dengan pasangan, serta saling menasehati.





Keempat, menghiasi rumah dengan membiasakan melakukan amalan-amalan sunah, seperti membaca Al-Qur’an, bersedekah, mengerjakan salat sunah, berpuasa sunah, dan sebagainya. Memperbanyak amalan sunah akan meningkatkan nafsiyah pasangan suami istri dan membuat semakin dekat dengan Allah Taala. Ini semua akan menjadi modal utama ketika menghadapi permasalahan rumah tangga, tidak akan mengedepankan ego masing-masing. Sebaliknya, selalu mengembalikannya kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya.


Kelima,menerima kekurangan pasangan dan selalu mengingat kebaikannya merupakan hal penting dalam keluarga. Tidak ada manusia sempurna, tidak terkecuali kita dan pasangan. Tentu saja, kita semua memiliki kekurangan. Ini adalah hal-hal yang harus diterima sepenuh hati. Setiap pasangan suami istri harus selalu belajar menyadari dan memahami bahwa setiap orang memiliki keterbatasan. Namun sesungguhnya pada saat yang sama, kita pun memiliki kelebihan satu sama lain. Justru di sinilah kita dan pasangan harus saling mengisi dan menguatkan. Berdiskusi dengan pasangan dan selalu mengingat kebaikannya merupakan cara jitu untuk memunculkan sikap saling mendorong dan menyemangati. Kekurangan ini justru dapat diubah menjadi kekuatan di kemudian hari.


Keenam, menjalin komunikasi dan relasi yang harmonis di dalam rumah tangga merupakan hal mutlak. Kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan mulus, kadang diterpa cobaan. Cobaan yang datang silih berganti dalam pernikahan merupakan ujian yang harus dihadapi dengan kematangan sikap dan kematangan berpikir oleh pasangan suami istri. Idealnya harus dihadapi dengan hati lapang dan pikiran jernih, selalu berprasangka positif, serta selalu berkomunikasi dengan baik. 


Komunikasi yang baik antara suami dan istri menjadi kunci utama dalam sebuah pernikahan. Ini akan membebaskan pasangan dari rasa curiga, pikiran negatif, dan kecemasan lainnya. Komunikasi merupakan jembatan pembentuk kepercayaan. Dengan komunikasi, pasangan lebih bisa menentukan langkah ke depan menuju kebahagiaan yang diinginkan. Insyaallah.


Wallahu A'lam Bisshowab

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.