> Suramnya Mitigasi Bencana di Negeri Kaya Bencana - NusantaraNews

Latest News

Suramnya Mitigasi Bencana di Negeri Kaya Bencana



Berbagai bencana kembali melanda tanah air. Diantaranya, banjir lahar dingin, banjir dan longsor. 


Bencana lahar dingin  di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur itu terjadi usai hujan dengan intensitas tinggi mengguyur lereng Gunung Semeru. Akibatnya, debit air di Daerah Aliran Sungai lahar Gunung Semeru meningkat dan menerjang jembatan juga meluber hingga ke jalan. 


Berdasarkan data BPBD Jatim hingga pukul 20.00 WIB, banjir lahar dingin berimbas di lima desa yang ada di dua kecamatan. Yakni Desa Sidomulyo dan Pronojiwo di Kecamatan Pronojiwo, kemudian Desa Jugosari, Desa Kloposawit, dan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro.


Adapun jembatan yang putus diantaranya jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro, Jembatan Kali Regoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan di Candipuro. Selain itu, jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro dan Jembatan penghubung Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo juga ikut terputus.


Akibat peristiwa tersebut Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari.


"Saya sudah menetapkan tanggap darurat selama 14 hari, saya menugaskan Pak Sekda untuk menunjuk satgas darurat bencana," kata Thoriq saat meninjau lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit Kecamatan Candipuro, Jumat (7/7/) malam. (cnnindonesia.com).


Menurut Thoriq, fokus utama saat ini adalah keselamatan jiwa. Ia pun mengimbau agar warga di tepian sungai untuk mengungsi, sampai kondisi dipastikan aman. 


"Masyarakat yang ada di tepian lahar kami evakuasi di tempat pengungsian di beberapa balai desa termasuk yang ada di Balai Desa Jarit ini," ucapnya. (cnnindonesia.com).


Ia menambahkan, Pemkab Lumajang akan terus melakukan asesmen untuk menginventarisir dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam ini.


Sementara itu, ribuan rumah di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terendam banjir imbas luapan air Sungai Kokat. Rumah warga terendam sejak Kamis lalu (6/7) setelah hujan lebat terjadi dari sore hingga malam hari.


"Banjir itu akibat luapan aliran sungai, sehingga merendam pemukiman masyarakat di Desa Emang Lestari dan Desa Sukamaju dengan ketinggian air 50 centimepter," kata Dandim 1607/Sumbawa Letkol Czi Eko Cahyo Setiawan. (cnnindonesia.com).


Eko mengatakan wilayah yang terdampak paling parah adalah Dusun Kalbir, Desa Emang Lestari. Ada 1.370 rumah warga yang terendam air dengan ketinggian 50 centimeter. Selain itu SD Negeri kalbir juga terendam air. Banjir juga mengakibatkan 28 ton pupuk urea milik warga terendam. Stok sembako warga pun turut terendam banjir.


Dandim 1607/Sumbawa memerintahkan anggota menyiagakan Babinsa guna mengantisipasi segala kemungkinan yang akan timbul dari perubahan situasi.


"Kami melakukan koordinasi dengan BNPB Kabupaten Sumbawa terkait dengan siaga bencana, menyiapkan Posko tanggap darurat bencana alam yang akan ditempatkan di kantor Kecamatan Lunyuk," kata Eko. (cnnindonesia.com).


Sementara itu, banjir dan longsor melanda beberapa titik di wilayah selatan Kabupaten Malang. Akses Malang-Lumajang juga terputus menyusul longsor dan terputusnya jembatan di perbatasan kedua daerah.


Berbagai bencana kembali terjadi, baik banjir lahar dingin, banjir, longsor dan bencana lainnya di berbagai wilayah di tanah air. Secara geografis, Indonesia adalah negara dengan banyak potensi bencana, namun nampak tidak sadar bencana karena mitigasi bencana sangat lemah.  Hal ini terbukti dengan adanya banyak korban, baik benda maupun manusia. 


Dari peristiwa ini, jelas terlihat bagaimana abainya negara atas tugasnya sebagai pelindung rakyat. Negara tidak mampu melindungi harta dan jiwa manusia yang memang sudah menjadi kewajibannya. 


Harusnya mitigasi bencana di negeri kaya bencana seperti Indonesia benar-benar diupayakan semaksimal mungkin oleh negara. Harusnya pemerintah melakukan segala upaya untuk mengurangi risiko terjadinya bencana. Mitigasi bencana dapat dilakukan melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana karena keselamatan jiwa manusia adalah hal yang paling penting saat terjadinya bencana dan terlihat jelas bagaimana suramnya mitigasi bencana di Indonesia saat ini.


Pada kenyataannya pembangunan fisik di negeri ini belum memadai. Pemerintah kita di sistem kapitalis saat ini nampak belum maksimal bahkan abai terhadap rakyat dalam hal bencana. 


Berbeda halnya dengan sistem Islam. Islam menjadikan negara sebagai pelindung atas rakyat, baik harta dan jiwa. Negara akan melakukan berbagai upaya secara maksimal untuk menjaga keselamatan warga dengan penuh tanggung jawab. 


Mitigasi bencana dirancang sebaik mungkin dengan pembangunan fisik yang mempuni dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana juga diprioritaskan karena keselamatan jika rakyat juga menjadi prioritas negara. 


Jadi, jelaslah  bahwa hanya dengan sistem Islam persoalan mitigasi bencana ini dapat terselesaikan secara tuntas karena hanya sistem Islamlah yang memberikan solusi yang dibutuhkan oleh umat manusia untuk memperoleh ketentraman dalam kehidupan. Wallahu a'lam bishshowaab.

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.