Sekularisme, Akar Kehancuran Keluarga




Intan A L

Ibu Rumah Tangga


Suasana malam Idul Fitri selalu membawa keceriaan dan kebahagiaan dalam menanti puncak hari raya umat muslim di seluruh dunia. Takbir menggema di berbagai pelosok negeri, mendorong siapapun untuk  mengingat kemuliaan di penghujung bulan Ramadan. Namun, tidak demikian dengan yang dialami pasangan di Bandung ini.

Seorang suami kalap dan melakukan kekerasan kepada istrinya hingga meninggal. Dikabarkan, usai mengantar istrinya untuk bertemu dua teman laki-lakinya pada malam takbiran, suami murka sebab istri tidak dapat dihubungi dan pulang pada pukul 04.00 pagi. (www.merdeka.com, 28/04/23)

Peristiwa nahas ini, jauh dari semangat Ramadan yang seharusnya mendorong umatnya untuk banyak mengejar pahala dengan ibadah. Sikap suami yang tidak memahami konsep pergaulan lelaki dan wanita, juga tidak adanya  pengetahuan bagi seorang istri bahwa  ketika ke luar rumah harus ditemani mahram dan tidak boleh keluar di atas waktu magrib jika bukan hal darurat, adalah penyebab pembunuhan itu. 

Hal ini, menunjukkan ketidakpahaman suami istri dalam menjaga interaksi sesuai tuntutan Islam. Begitu pun sebaliknya dengan sikap istri yang menemui lawan jenis di malam hari tanpa mahram, adalah hal yang dilarang dalam Islam. Terakhir, pembunuhan yang dilakukan suami adalah bukti ketidakmampuan mengelola amarah sesuai ketentuan syariat. Sebab, syariat memberikan beberapa opsi kepada suami ketika marah kepada istrinya. Maka, sangat tidak dibenarkan melakukan pembunuhan tersebut.

Kasus seperti ini semakin membuka wajah borok sistem kapitalisme. Tatacara hidup yang berorientasi pada keuntungan dan mengatur hidup masyarakat agar jauh dari agama sebagai pedoman. Walhasil, umat buta dalam menuntaskan problem hidupnya dengan benar. Sebab, pedoman yang sahih dan sesuai fitrahnya yakni Islam dijauhkan dan dimonsterisasi dari umat. 

Islam menunjukkan berbagai solusi dalam menghadapi problematika kehidupan. Salah satunya mengatur interaksi pasangan suami istri. Rasulullah saw. bersabda, 

“Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majjah). Hadits ini mendorong agar para suami berlaku makruf dalam menyikapi segala persoalan dengan istrinya. 

Oleh sebab itu, masihkah kita berharap kepada sistem rusak yang menjerumuskan umat dalam kemunduran peradaban? Cukuplah, bagi kita terus-menerus hidup di bawah kekangan sistem borok yang membawa kehancuran dalam seluruh lini kehidupan ini. Marilah, kita kembali kepada syariat Islam agar segala problematika hidup dapat dituntaskan sesuai fitrah dan tidak menambah keterpurukan umat dan generasi selanjutnya di dunia dan akhirat. Pahamkan masyarakat bahwa sekularisme adalah akar kehancuran keluarga saat ini. 

Wallahu a’lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post