Mengapa Virus Varian Baru Terus Muncul?

 


Oleh: Ilvia Nurhuri 

(Mahasiswi) 


Hari Raya Idul Fitri menjadi momen bagi kaum Muslim untuk berkumpul bersama keluarga. Namun sayang di saat yang sama, virus covid-19 varian kembali melonjak. Virus ini adalah virus varian baru bernama Arcturus yang merupakan  subvarian Arcturus 1.16. Dikutip dari cnbcindonesia.com (01/05/2023) "Kenaikan Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir dipicu oleh varian baru sub varian Arcturus atau XBB 1.16 yang sangat menular."


Juru Kementrian Kesehatan RI yaitu Mohammad Syahril mengimbau agar masyarakat aktif kembali memakai masker, ini dikutip dari republika.co.id (01/05/2023). Juru Bicara Kementrian Kesehatan ini mengatakan bahwa hal itu dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan di atengah peningkatan kasus Covid-19 yang disebabkan varian baru.


Kasus semakin mengkhawatirkan, dikutip dari cnbcindonesia.com (01/05/2023) disebutkan bahwa "angka kematian naik menjadi 13 kasus dari sebelumnya 12 dan kasus aktif pun naik menjadi 10.881 dari sebelumnya 10.448. Kemudian pasien yang dirawat dalam rata-rata tujuh hari terakhir mengalami kenaikan menjadi 1.617, dari hari sebelumnya 1.573. Walaupun kasus baru mengalami penurunan ke 1.145 kemarin dari hari sebelumnya 1.242."


Dicky Budiman yang merupakan Epidemiolog dari University Australia, dikutip dari tribun.jogja.com (01/05/2023) mengatakan bahwa subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus lebih berpotensi menginfeksi kelompok rawan. Kelompok yang dimaksud adalah orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, lanjut usia (lansia), anak-anak usia di bawah lima tahun, hingga petugas pelayan publik.


Faktanya semenjak virus varian baru covid-19 hadir, pemerintah belum memperlihatkan upaya yang serius untuk mengantisipasi varian baru ini, kecuali upaya imbauan dan peringatan. Nyatanya saat ini justru penjagaan semakin longgar dan masyarakatpun menganggap sepele virus ini. Padahal seharusnya pemerintah dapat menangani hal ini.


Di samping itu, kesiapan negara untuk menangani Covid-19 sangat dibutuhkan bukan hanya peringatan belaka, akan tetapi penanganan lainnya. Namun pencegahan dan penanganan tidak bisa diharapkan dalam negara yang menerapkan sistem Kapitalisme. Sebab sistem ini tidak memposisikan negara sebagai pengurus umat.


Sistem Kapitalis menempatkan keuntungan di atas segalanya, ini telah menjadikan negara mengabaikan keselamatan rakyat. Terlihat ketika di tengah ramainya wabah covid-19 yang masih mengancam jiwa rakyat, pemerintah malah sibuk memperebutkan kursi kekuasaan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024.  Pemerintah saat ini seharusnya fokus pada keselamatan nyawa rakyatnya. 


Pandemi yang hingga saat ini belum usai sangat membuktikan bahwa sistem Kapitalisme gagal mengatasi wabah hingga akarnya, meskipun pengidap Covid-19 mulai berkurang. Jika penanganan wabah ini masih dalam kekangan Kapitalisme, tidak menutup kemungkinan akan hadir covid varian baru lainnya yang merugikan kehidupan umat manusia. 


Alhasil sistem Kapitalisme sangat berbeda dengan sistem Islam, dalam sistem Islam sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW. "Apabila kalian mendengar wabah di suatu tempat makan janganlah memasuki tempat itu, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu maka janganlah keluar" (HR.Bukhari & Muslim).


Berdasarkan hadits tersebut saat terjadi wabah seorang pemimpin negara yaitu Khalifah sejak awal akan memisahkan orang yang sakit dan orang yang sehat. Setelah itu akan memberlakukan tes massal untuk mengidentifikasi siapa saja yang terinfeksi. Bagi yang terinfeksi tersebut negara memiliki kewajiban untuk menjamin pengobatannya hingga sembuh. Seorang pemimpin negara dalam sistem Islam akan berupaya optimal untuk menutup wilayah sumber penyakit sehingga penyakit tidak menyebar ke wilayah yang tidak terinfeksi sehingga dapat menjalani aktivitas mereka dengan aman.


Selain itu dalam sistem Islam, ketika terjadi pandemi penguasa akan difokuskan menangani wilayah yang terdampak wabah, juga akan menjamin seluruh kebutuhan pokok mereka. Selain itu penguasa akan menjamin kesejahteraan pelayanan kesehatan yang cukup dan memadai bagi semua rakyatnya. Semua jaminan ini ditopang oleh sistem keuangan sistem Islam. 


Inilah sedikit gambaran bentuk kepengurusan sistem Islam dalam menangani wabah pandemi dengan penuh kehati-hatian dan sangat menjaga nyawa manusia.


Wallahua'lam bishawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post