Kenakalan Remaja Di Sultra Kian Meresahkan


Oleh : Risnawati
 (Pegiat Opini Muslimah Sultra)

Akhir-akhir ini pembicaraan tentang kenakalan remaja makin ramai di Kota Kendari, kali ini curhatan masyarakat tentang kenakalan remaja makin meresahkan kepada Polda Sultra, hal ini perlu mendapatkan perhatian serius ileh semua pihak.

Seperti dilansir dalam laman KENDARINEWS.COM– Rutinitas serap aspirasi warga berlabel ‘jumat curhat’ ala Polda Sultra kembali menyapa warga Kelurahan Mokoau.
Kegiatan itu dipimpin Wakapolda Sultra, Brigjen Pol Dwi Irianto didampingi Pejabat utama jajaran Polda Sultra di kantor kelurahan Mokoau pada Jumat (28/4) pagi.

Banyak keluhan disampaikan warga, diantaranya dari Ketua RW 03, Mimi Balagi. Mimi mengapresiasi institusi kepolisian yang menghadirkan kegiatan jumat curhat. Menurutnya, dengan adanya jumat curhat warga tidak perlu lagi ke polda melaporkan peristiwa yang terjadi.
Dirinya mengeluhkan gangguan kamtibmas yang cukup tinggi seperti kenakalan remaja, dimana ada titik tertentu yang dijadikan lokasi berkumpul untuk tidak bersekolah sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat setempat.
“Kalau bisa, peran babinkamtibmas bisa menegur tempat yang dijadikan lokasi siswa-siswi berkumpul”, ucapnya.
Sementara itu, Lariansa Ketua RT 12 Lalolara mengatakan bahwa di wilayahnya yang berdekatan dengan kampus banyak ditinggal pemiliknya untuk mudik.
“Mereka itu memanfaatkan situasi yang sepi sehingga beberapa hari terakhir terjadi pencurian”, bebernya.

Akibat Sekularisasi

Sungguh miris melihat kondisi remaja saat ini yang jauh dari pemahaman Islam. Betapa tidak, kenakalan remaja saat ini makin meresahkan. Mereka menjadi pelaku utama yang menjadi sorotan mulai dari seks bebas, aborsi, menonton film porno, narkobab, pelaku kriminal, hingga keberadaan geng motor menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Karena, aksi yang dilakukan tidak hanya sekadar untuk menunjukkan eksistensi mereka, tetapi mereka pun melakukan aksi yang mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat seperti tawuran, penjambretan, penganiayaan, hingga pembunuhan.

Munculnya realitas remaja yang rusak ini bukanlah tanpa sebab. Hancurnya tatanan sosial dan generasi dalam masyarakat akibat diterapkannya sistem kapitalisme sekularisme di negeri ini yang menjadi akar masalah utama merebaknya kenakalan remaja di negeri ini.
Jika kita memperhatikan di berbagai tempat selalu saja di penuhi oleh potret buram generasi rusak. Karena sesungguhnya, kapitalisme dengan asas sekuler telah menghilangkan peran agama dalam kehidupan juga dalam sistem pendidikan. Agama hanya dibolehkan mengatur perkara yang berkaitan dengan masalah ibadah seperti halnya salat, zakat, puasa, dan perkara ibadah lainnya. Akibatnya, hilanglah nilai-nilai ketakwaan dalam diri masyarakat, terutama para remaja. Tidak ada lagi standar halal dan haram dalam melakukan setiap aktivitas. Semuanya boleh dilakukan sekalipun bertentangan dengan aturan Islam.

Disisi lain, juga karena pengelolaan kekayaan alam negeri ini di kelola sepenuhnya oleh pihak asing atau swasta, maka menimbulkan ketidaksejahteraan atau kemiskinan di masyarakat akibat kepentingan para oligarki. Sehingga kemiskinan juga telah mendorong para ibu yang seharusnya berperan sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak, terpaksa harus melangkahkan kakinya keluar rumah untuk mencari nafkah demi memenuhi segala kebutuhan hidup.
Kemiskinan pun telah menyebabkan tidak sedikit anak-anak yang mengalami putus sekolah, broken home, bingung, dan cemas dalam menghadapi masa) depan. Kejiwaan remaja yang labil, ditambah hilangnya pemahaman Islam dalam benak remaja menjadikan mereka semakin jauh terperosok dalam pergaulan yang rusak. Maka, hal ini menjadikan sebagian remaja yang merasa lemah berkumpul untuk memiliki entitas sosial yang kuat. Membentuk sebuah geng dianggap oleh sebagian remaja memiliki entitas sosial yang memuaskan karena dianggap memiliki pemikiran dan perasaan yang sama.

Dengan demikian, permasalahan kenakalan remaja sudah menjadi permasalahan serius yang harus segera diselesaikan. Pasalnya keberadaan mereka sudah semakin meresahkan masyarakat. Seharusnya, negara sebagai perlindungan rakyat menjalankan perannya dalam melindungi generasi dari kerusakan, membimbing dan mengarahkan mereka sehingga menjadi pribadi-pribadi yang sholeh yang memiliki syakhsiyah Islam. Namun sayangnya, penguasa dalam sistem kapitalisme hanya berperan sebagai regulator saja.
Hal ini tampak dari penanganan permasalahan kenakalan remaja yang setengah-setengah atau parsial. Bahkan, hukum yang diterapkan tidak mampu memberikan efek jera. Alhasil, keberadaan kenakalan remaja menjadi sulit untuk dikendalikan apalagi dihilangkan.

Islam Solusi Tuntaskan Kenakalan Remaja

Berbeda dengan sistem Islam dalam mengurusi rakyatnya termasuk menyelesaikan kenakan remaja. Dalam Islam, kewajiban untuk mengurusi rakyat berada ditangan penguasa (pemimpin). Rasulullah Saw. bersabda:
“Imam/khalifah adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Bukhari)

Islam memandang bahwa permasalahan kenakalan remaja disebabkan oleh banyak faktor, seperti rendahnya tingkat kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat, hilangnya pemahaman Islam dalam benak kaum Muslim, khususnya remaja, tidak adanya kontrol masyarakat, dan hilangnya peran negara dalam melindungi generasi dari kerusakan. Maka di dalam Islam, negara bertanggung jawab untuk menciptakan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Negara akan memenuhi kebutuhan asasi setiap individu masyarakat termasuk remaja mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan.

Negara akan memberikan kemudahan kepada laki-laki dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga keluarganya. Negara akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi para kepala keluarga (laki laki), sehingga para ibu akan berkonsentrasi dalam menjalankan peran utamanya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya di rumah.

Negara pun akan menciptakan sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Pemahaman Islam akan dipelajari secara menyeluruh di samping ilmu-ilmu terapan lainnya. Sehingga, lahirlah generasi yang tidak hanya menguasai sains dan teknologi, namun juga memiliki kepribadian Islam.

Selain itu, negara juga akan menutup rapat semua celah yang bisa merusak generasi seperti situs-situs kekerasan, game online, dan situs-situs lainnya. Negara juga akan menerapkan sanksi yang tegas dan mampu memberikan efek jera kepada siapa pun yang melakukan tindakan kejahatan.

Inilah upaya Islam dalam mencegah dan mengatasi tindak kejahatan di tengah-tengah masyarakat termasuk kejahatan yang dilakukan oleh para remaja. 
Dengan demikian, kenakalan remaja terjadi karena kurangnya ilmu dari remaja bersangkutan. Hal ini tentunya merupakan tanggung jawab bersama, mulai dari orang tua atau keluarga sebagai tempat pertama pendidikan seorang anak, serta masyarakat sekitar  yang turut mempengaruhi perkembangan seorang anak. Andaikan sistem Islam yang diterapkan saat ini, pastinya tidak akan terjadi kenakalan remaja misalnya anak malas ke sekolah karena sejak dini para orang tua telah mengajarkan pentingnya ilmu. Termasuk mendidik anak-anak mereka menjadi generasi cemerlang pelanjut kepemimpinan islam.

Walhasil, sudah seharusnya negeri ini meninggalkan sistem kapitalisme sekularisme dengan segala idenya yang rusak dan beralih kepada sistem Islam. Sejarah telah membuktikan bahwa penerapan sistem Islam yang kaffah dalam bingkai khilafah mampu menciptakan keamanan dan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Wallahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post