Marak Perilaku Sadis Dalam Sistem Sekuler Kapitalis


Oleh: Farah Sari, A. Md
(Aktivis Dakwah Islam) 

Kekerasan yang dilakukan oleh generasi muda termasuk kalangan pelajar  jumlahnya semakin banyak dan bentuknya makin beragam. 
Beberapa kasus sadis dan mengerikan tersebut sebagai berikut: Pertama, Kejadian di Sukabumi. Polisi menangkap tiga ABG diduga pelaku yang membacok siswa SMP berinisial ARSS (14) hingga tewas di Sukabumi, Jawa Barat. Tiga anak berhadapan dengan hukum itu ialah DA (14), RA alias N (14), dan AAB alias U (14). (Detiknews.com, 24/3/23) 

Kedua, kejadian di Yogyakarta. Polisi telah menangkap pelaku yang memutilasi seorang perempuan menjadi puluhan bagian di Kaliurang, Yogyakarta. Kasus pembunuhan diikuti mutilasi ini merupakan setidaknya yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir. (bbc.com, 23/3/23) 

Apa sesungguhnya yang terjadi pada generasi muda? Termasuk kalangan pelajar dalam penerapan sistem sekular kapitalis hari ini? Sehingga mampu melakukan tindakan yang mengerikan tersebut? 

Kerusakan generasi ini adalah konsekuensi mengambil sistem hidup yang salah, yaitu sekuler kapitalis. Memisahkan agama dari kehidupan. Menjunjung nilai kebebasan, termasuk kebebasan dalam berperilaku. Inilah  akibat meninggalkan sistem hidup yang berasal dari Allah Swt pencipta manusia dan alam semesta. 

Padahal islam akan memberikan rahmat pada seluruh alam saat diterapkan. Allah Swt berfirman: “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al Anbiya: 107)
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab hal di atas. Diantaranya sebagai berikut:
Pertama, lemahnya keimanan  dan lemahnya pemahaman islam seseorang. Keimanan kepada Allah SWT akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perbuatannyaperbuatan. Orang yang memiliki iman yang kuat dan kokoh kepada Allah akan menjadikan syariat islam sebagai standar perbuatan. 

Mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram. Tujuan perbuatannya untuk meraih ridho Allah Swt semata. Dan sebaliknya. Orang yang memiliki keimanan lemah kepada Allah Swt akan berbuat dengan standar hawa nafsu dan akal saja.

Keimanan ini juga harus disertai  dengan pemahaman terhadap  syariat secara utuh. Berilmu dulu kemudian baru beramal (melakukan perbuatan). Menuntut ilmu islam adalah sebuah kewajiban dan kebutuhan bagi seorang muslim. Allah Swt berfirman: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadalah ayat 11) 

Faktor kedua, kondisi masyarakat semakin cuek dan abai. Hampir tidak peduli dengan kondisi generasi yang rusak. Hilangnya aktivitas saling menasehati dalam kebenaran islam. Padahal Allah telah memerintahkan hal tersebut. Allah Swt berfirman:“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (Q.S Fusshilat: 33) 

Faktor ketiga, belum diterapkannya sistem pendidikan Islam. Yang dibutuhkan untuk mencegah kerusakan generasi sejak awal dan menyelesaikan pesoalan generasi jika terjadi masalah. Sistem pendidikan islam ini untuk mengembalikan jati diri generasi sebagai Muslim sejati. Yang memiliki kepribadian islam. Yaitu pola fikir islam dan pola sikap islam. 

Faktor keempat, negara harus menjalankan perannya sebagai pelindung generasi. Dengan mekanisme memastikan terwujudnya individu yang bertakwa, masyarakat yang bertakwa, menghadirkan sistem pendidikan islam. Yang juga di perkokoh dengan penerapan sistem ekonomi islam, sistem persanksian islam, sistem informasi dan penerangan islam dan lainnya. 

Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama, bersabda: "Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” (HR.Bukhari dan Muslim) 

Demikianlah penerapan sistem kehidupan yang tegak atas dasar syariat islam akan mampu mencegah generasi bertindak sadis. Jikapun terjadi maka sistem persanksian dalam islam akan mampu memberi efek jera. Hadirnya sistem inilah yang butuh diperjuangkan oleh seluruh kaum muslim.

Post a Comment

Previous Post Next Post