Negara Tanpa Visi Pembinaan Generasi




Oleh Siti Uswatun Khasanah 
(Aktivis Dakwah Pelajar)

Generasi muda merupakan aset penting bagi sebuah negara. Karena mereka adalah penentu peradaban. Maka untuk membangkitkan suatu peradaban maka mulailah dengan membangkitkan generasi mudanya. Namun, jika ingin menghancurkan peradaban maka mulailah dengan menghancurkan generasi mudanya. Sayangnya yang terjadi hari ini adalah penghancuran peradaban yang dimulai dengan menghancurkan generasi mudanya. 

Melalui hiburan, pemikiran sekularisme-kapitalisme-hedonisme berhasil menguasai lifestyle  generasi Muslim hari ini. Melalui hiburan ini generasi diberikan hal yang membuatnya senang namun tidak membuatnya bahagia, bahkan generasi rela menghamburkan hartanya di jalan yang sia-sia hanya untuk kesenangan yang fana. Sayangnya, hari ini negara tidak menjadikan pembinaan generasi muda sebagai prioritas. 

Sebagai salah satu fakta, konser musik yang justru difasilitasi oleh negara. Seperti salah satu girlband asal Korea Selatan, yaitu Blackpink baru saja menggelar konser pada 11 hingga 12 Maret 2023.

Dilansir dari Kompas (12/3/2023), Kepolisian Daerah Metro Jaya mengerahkan 1.022 personel untuk mengamankan konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno. 
Pengerahan keamanan ini merupakan fasilitas luar biasa dari negara untuk konser ini. 

Padahal konser ini merupakan soft power yang digunakan penjajah untuk memasarkan nilai liberal. Konser ini merupakan salah satu gambaran berhasilnya budaya barat menguasai pemikiran generasi muda Muslim dengan misi penghancuran Kaum Muslim yang justru difasilitasi oleh negara. 

Miris, di tengah bobroknya kondisi generasi, kemerosotan berpikir generasi, hingga rendahnya moral serta minimnya pengetahuan agama pada generasi, negara justru memfasilitasi 
Hal ini berbeda dengan sikap yang ditunjukkan dengan Gerakan Membaca Al-Qur'an di sepanjang jalan Malioboro. Bukan difasilitasi dan didukung justru dianggap mengganggu dan melanggar karena dan dianggap mengabaikan etika dan moral. 

Bahkan aktivis rohis dicap sebagai cikal bakal teroris, atau sekarang disebut sebagai penganut radikalisme. Bahkan ekstrakurikuler rohis di beberapa sekolah pun mulai diawasi bahkan dibubarkan. Padahal kedua aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang baik. 

Padahal dalam konser ini justru menampakkan kerusakan yang nyata. Menyuguhkan wanita yang berlenggak-lenggok, penonton sebagian besar adalah para Muslimah, juga terjadi campur baur (ikhtilat). Namun, hal ini justru dianggap biasa dan didukung. Padahal hiburan seperti ini tak ada manfaatnya, hanya kesia-siaan yang ada. 

 Konser ini disambut warga Indonesia dengan antusiasme yang begitu luar biasa utamanya kalangan remaja. Penonton rela menghabiskan uangnya untuk membeli tiket yang harganya tembus sembilan juta rupiah. Di tengah kondisi kemiskinan yang ekstrem di negeri ini, anak muda dengan mudah menghambur-hamburkan uang hanya untuk melihat Sang Idola. Ini adalah gambaran generasi yang memiliki pemikiran hedonisme. Anak didik kapitalisme menganggap kesenangan adalah segalanya. 

Terlihat jelas, negeri kapitalis tanpa visi pembinaan terhadap generasi. Tak ada prioritas untuk membangkitkan generasi, justru memfasilitasi perusakan generasi. Negeri kapitalis tak pernah memikirkan nasib, moral, pemikiran, akhlak dan kepribadian generasi muda, mereka justru menjadikan generasi muda sebagai penghasil pundi-pundi rupiah. Dampak dari penerapan sekularisme  kapitalisme yang melahirkan generasi yang mudah terombang-ambing arus globalisasi yang hari ini dikuasai oleh Barat.  

Islam, sangat memperhatikan tumbuh kembang generasi. Tak hanya tumbuh kembang secara fisik namun memprioritaskan pembinaan pemikiran, akidah dan kepribadian generasi. Dengan sistem pendidikan yang khas, Islam akan berusaha mencetak generasi pembangun peradaban. Pembinaan generasi tidak hanya menjadi tugas orang tua dan masyarakat, namun negara adalah pemegang kekuasaan terhadap pembinaan generasi. 

Daulah Islam (negara yang menerapkan sistem Islam) menjadikan generasi sebagai anak muda yang hebat, bermental baja, memiliki pemikiran Islam yang kuat dan akidah Islam yang mengakar serta intelektual yang luas. Hingga generasi tidak mudah larut dan hanyut dalam pemikiran liberal seperti hari ini.

Wallahu a'lam bishawwab 

Post a Comment

Previous Post Next Post