Gangguan Mental Terhadap Generasi, Butuh Solusi Shahih


Oleh : Milda, S.Pd
Aktivis Muslimah

Seorang mahasiswi Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD (21) ditemukan tewas di sebuah apartemen kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 18 apartemen tersebut pada Rabu (8/3/2023) sekitar pukul 23.45 WIB. 

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kebayoran Baru Komisaris Tribuana Roseno mengatakan, MPD sempat meninggalkan pesan sebelum diduga bunuh diri dengan lompat dari apartemen. Pesan itu berisi permintaan maaf kepada keluarga dan teman-temannya melalui unggahan di media sosialnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/12/06300901/sebelum-loncat-dari-lantai-18-apartemen-mahasiswi-ui-tinggalkan-pesan 

Kasus bunuh diri menjadi cermin terganggunya kesehatan mental warga, dengan pelaku berbagai usia. Hal ini nyata menunjukkan adanya gangguan pada mental masyarakat. Jelas ada banyak faktor yang berpengaruh, mulai dari sedikitnya jam pelajaran agama, kurikulum bermasalah, hingga pada pola asuh yang salah sehingga generasi menjadi rapuh.  Semua mengerucut pada buruknya sistem dan penguasa yang abai atas rakyat. 

Kasus bunuh diri akibat gangguan mental menjadi salah satu problem umat bagaimana tidak, semua problem yang ada membuat miris, remaja yang digadang-gadang menjadi agen perubahan ternyata mengalami krisis jadi diri dengan problem yang tengah dihadapi dengan didukung oleh asas sekulerisme yakni pemisahan agama dari mengatur kehidupan, sehingga memberatkan remaja menghadapi tantangan kehidupan telihat jelas saat ini rendahnya mental masyarakat dalam menghadapi problem yang ada. 

Mental masyarakat saat ini khususnya remaja sangat mudah rapuh, tingkat emosinya tidak terkontrol hingga menyebabkan deprisi berkepanjangan, pragmatisme terhadap kehidupan yang berakibat fatal yakni, bunuh diri. Tetapi anehnya masyarakat tidak mau disebut minim iman. Padahal perbuatan yang dilakukan jelas-jelas mengundang murka Allah Swt tetapi dianggap suatu jalan penyelesaian masalah ini merupakan minimnya keimanan remaja terkait masalah yang dihadapi, semua itu akibat lemahnya keyakinan akan adanya Allah Swt yang Maha Kuasa. 

Setiap manusia pasti diuji dengan berbagai persoalan hidup. Namun perlu di ketahui, tidak ada ujian yang tidak mampu di selesaikan jika manusia menyadari hal itu sebab Allah Swt tidak akan membebani hamba-Nya di luar daripada batas kemampuannya. maka mestinya manusia sadar betul sebagai seorang hamba yang diberi akal untuk berpikir sehingga tidak sampai mengakhiri hidupnya. Sebagai muslim harus meyakini segala ketetapan Allah Swt merupakan suatu menuju kebaikan, walaupun dimata manusia itu suatu hal yang buruk tetap harus yakin apapun keputusan Allah itulah yang terbaik bahwa jika seseorang mampu mengatasi ujian tersebut Allah Swt akan mengangkat derajat manusia. 

Namun, sangat di sayangkan kebanyakan manusia menyelesaikan problem yang ada dengan bunuh diri. Padahal jelas firman Allah Swt, " Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu". (QS. An-Nisa [4] : 29). 

Sama halnya dengan hadis Rasulullah Saw bersabda, " Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada didunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula". (HR. BUkhari dan Muslim). 

Dengan maraknya kasus bunuh diri seolah negara abai terhadap kasus tersebut, seharusnya negara harus mengedukasi masyarakat  untuk mengkaji Islam kaffah yang mampu mengontrol emosi dan depresi di tengah sistem kapitalisme. Tetapi saat ini negara masih terus-menerus menstigma negatif kajian Islam kaffah dengan  memonsterisasinya. Para pejuang Islam kaffah yang terus berjuang mengajak kebaikan serta ketaatan terhadap seluruh hukum-hukum Allah Swt masih saja dianggap radikal, ekstrimis, dan berbagai tudingan negatif lainnya, dan semua itu bukan tanpa alasan melainkan untuk mempertahankan sistem kapitalis-sekuler di dunia ini. 

Dalam Islam kebahagiaan  manusia adalah ketika mampu meraih Ridha-Nya sebab Islam tidak hanya sebagai agama yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Rabb-Nya tetapi segala aspek kehidupan termasuk masyarakat khususnya remaja sebab, Islam memandang manusia secara utuh dan menyeluruh. Karena itu pembangunan manusia tidak hanya aspek fisik namun juga mental dan menjadikan akidah Islam sebagai asas sehingga menghasilkan manusia yang tangguh, sabar akan ujian dan yakin akan hari akhirat. Di sisi lain negara juga menjamin kehidupan sehingga  mengurangi adanya tekanan. 

Penguasa dalam Islam adalah sosok yang paling bertanggungjawab terhadap persoalan rakyatnya sebab penguasa lah yang bertugas memimpin dan meriayah umat. Sehingga penguasa wajib menjaga dan melindungi seluruh rakyatnya karena semua itu akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Seperti sabda Rasulullah Saw, "Imam itu pengurus umat dan akan dipertanggungjawabkan  atas rakyat yang dia urus." (HR. Bukhari dan Ahmad). 

Sehingga sangat urgen penguasa menerapkan segala aturan maupun hukum-hukum Allah Swt sebab semua itu menjadi penentu kesejahteraan tidaknya rakyat yang dipimpinnya. Hak-hak rakyatnya harus terpenuhi. Selain itu untuk menjaga generasi dari gangguan mental maka, penguasa berperan dalam sistem pendidikan dan pembinaan generasi sehingga mereka mampu menghadapi problem yang ada dengan pondasi yang kuat yakni aqidah Islam dalam diri generasi. 

Generasi yang memiliki aqidah yang kuat tercermin dari pola pikir dan pola sikap sehari-hari sehingga sangat tidak mungkin hal-hal buruk yang menimpah mereka terlebih sampai mengakhiri hidupnya. 

Sudah saatnya para generasi kembali kepada aturan Islam sebagai landasan hidup dalam mengatur segala aspek kehidupan. Tidak hanya hura-hura dengan berbagai tingkah laku sebagai sebuah penyimpangan yang membawa petaka di kemudian hari. Wallahu a’lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post