Keutamaan Seorang Ibu

Oleh: Siti Komala Sari

Mahasiswi Akademik Da'wah Indonesia Depok

 

Dalam sebuah hadits disebutkan, suatu hari ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, siapa yang paling patut aku layani? “Beliau menjawab, Ibumu. Ia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab,Ibumu. Ia bertanya lagi, “Kemudian siapa? Beliau menjawab, “Ibumu.  Ia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Baru beliau menjawab, “Ayahmu.” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Di dalam hadits tersebut sangat jelas sekali, nama ibu sampai disebutkan tiga kali. Mengapa ibu? Ibu adalah sosok wanita yang melahirkan seorang anak, rasa kasih sayang ibu terhadap anaknya sangat dalam. Yang pasti betapa besar pengorbanan dan perjuangannya ketika melahirkan antara hidup dan mati. Ketika anaknya lahir, harapan ibu terhadap anaknya sangat besar yakni menjadi anak yang berguna bagi bangsa, menjadi anak yang Shaleh dan Shalihah, bisa mengangkat derajat orang tuanya dan berharap bisa menolong orang tuanya di akhirat kelak.

Namun, ini malah sebaliknya anak membalasnya dengan penuh kesengsaraan, kedurhakaan terhadap orang tuanya. Sebagaimana yang terjadi Di Kendal, seorang anak tega membunuh ibunya secara keji karena persoalan uang hasil penjualan tanah warisan. Sebelumnya korban menitipkan uang hasil penjualan tanah warisan kepada pelaku. Akan tetapi, pelaku menggunakan uang itu sehingga hanya tersisa sedikit saja. Mirisnya, pelaku justru marah dan gelap mata saat korban menanyakan uang tersebut. Astaghfirullah.

Padahal, ibu merupakan orang yang istimewa, keutamaannya sangat besar sekali. Sangat berdosa sekali jika durhaka kepadanya. Diriwayatkan bahwa Jahimah as-Salami pernah memohon izin kepada Rasulullah SAW untuk berjihad. Rasul bertanya kepadanya apakah ia masih memiliki ibu. Saat Nabi SAW mengetahui bahwa ia meninggalkan seorang ibu, beliau bersabda, “Hendaklah engkau tetap berbakti kepada dia karena surga ada di bawah telapak kakinya” (HR ath-Thabrani dan an-Nasa’i).

Begitu juga dalam mukadimah Dustur Nizham al-Ijtima’i dinyatakan bahwa hukum asal seorang perempuan dalam Islam adalah ummun wa rabbatul bayt, sebagai ibu bagi anak-anaknya dan pengelola rumah bagi suaminya. Ini menunjukkan yang mengurus anaknya dengan sepenuhnya adalah ibu.  Ia madrasah bagi anaknya, karena ketika di sekolah guru hanya mengajarkan ilmu, tetapi ketika seorang anak berkeluh kesah yang menjadi pendengar adalah sosok ibu.

Oleh karenanya, sebagai anak harus mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap orang tuanya dan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Adapun adab-adab terhadap orang tua yakni, tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam atau tidak menyenangkan, tidak meninggikan suara ketika berbicara, tidak mendahulukan mereka dalam berkata, tidak duduk di depan orang tua sedangkan mereka berdiri dan lebih mengutamakan orang tua dari pada diri sendiri atau iitsar dalam perkara duniawi (Fiqhul Ta'amal Ma'al Walidain).

Maka, berbuat baiklah kepada orang tuamu apalagi ibu, jagalah ia sebagaimana ia telah menjagamu, merawatmu mulai dalam kandungan perut ibumu. Jika kamu tidak dapat membalas kebaikan ibumu atau belum bisa membahagiakan ketika di dunia dan ibumu sudah meninggal, balaslah dengan selalu mendoakannya.

Tidak hanya itu, carilah ilmu dan jangan putus asa dalam menuntut ilmu. Karena amal seseorang tidak akan putus walaupun sudah meninggal dan terus mengalir yaitu do’a anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya, ilmu yang bermanfaat dan shadaqah jariah.

Janganlah sekali-kali kamu membentak ibumu. Di dalam al-Qur’an surah al-Isra' ayat 23 dijelaskan, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Oleh karenanya, kita sebagai anak hendaknya berbakti kepada orang yang telah melahirkan kita, merawat, sekaligus mendidik dengan penuh pengorbanannya. Rasa kasih sayang ibu sepanjang masa tak terbalas dengan emas permata. Semoga bisa memperlakukan orang tua dengan baik terutama sosok ibu.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post