Indahnya Pelangi Ciptaan Allah, Haramnya Kaum Pelangi Menentang Kodrat Allah SWT


Oleh: Ummu Aqilla
Aktivis muslimah kaffah

Sedih melihat Negri ini karna makin kesini makin liberal. Atas nama kebebasan, hampir setiap bentuk ekspresi diri diapresiasi. Meskipun itu berbenturan dengan naluri. Termasuk dalam perkara identifikasikan diri. Maka tidak heran, kaum pelangi kini makin berani. Meskipun masyarakat memandang mereka dengan sebelah mata. Namun, demi eksistensi mereka kian kentara. Allah menciptakan manusia hanya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tidak ada yang di pertengahan. Namun saat ini banyak laki-laki yang menyerupai perempuan, begitu pun sebaliknya. Bahkan sampai ada yang merubah jenis kelamin. Hal ini pun sudah dianggap biasa, berdalih merupakan hak azasi manusia (HAM), siapapun tidak berhak menegur apalagi menghakimi.

Indonesia yang diakui oleh dunia memiliki masyarakat yang mayoritas Muslim pun memiliki beberapa komunitas L68T di berbagai daerah, dikenal dengan NGO (non-governmental organization) L68T di Indonesia, misalnya GAYa Nusantara di Surabaya, Jawa Timur, Suara Kita dan Arus Pelangi di Jakarta. Angin segar untuk mereka ketika mendapati beberapa negara tetangga telah melegalkan apa yang mereka impikan dan berharap di Indonesia pun menjadi kenyataan.
Tidak di pungkiri bahwa kaum eljibiti kian eksis di dunia. Mereka berusaha menjadikan eksistensinya suatu hal yang wajar dan layak diterima di tengah-tengah masyarakat. Maka pelegalan keberadaan hubungan sesama jenis ini terus diperjuangkan. Denmark menjadi negara pertama yang mengakui hubungan pasangan sejenis secara sah. Selanjutnya Belanda menjadi negara pertama yang mengizinkan perkawinan sejenis pada tahun 2001. Akhirnya diikuti oleh banyak negara. Hingga hari ini setidaknya telah ada 30-an negara yang telah melegalkan hubungan sesama jenis ini.

Menyingkapi kejadian ini, berbagai kalangan pun buka suara. Pro dan kontra bergulir, mewarnai gelapnya peradaban kapitalisme-liberalisme di negeri ini. Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menghimbau kepada pihak kampus untuk bertindak tegas, apabila ada indikasi el-ge-be-te di dalam aktivitas perkuliahan. Menurutnya, apabila pelaku menyebut dirinya "nonbinar" dalam perkara orientasi seksual pribadi yang menyimpang, maka ini harus ditindak. Sebab, dikhawatirkan hal ini akan menjadi kampanye bagi kaum el-ge-be-te. "Apapun bentuknya, kampanye semacam ini harus ditolak dan jangan diberi ruang" ujarnya (fajar.co.id, Minggu, 21/8/2022).

Inilah realita buah dari sekularisme dan liberalisme yang mencengkeram kehidupan masyarakat saat ini. Sekularisme berprinsip bahwa dalam menjalankan kehidupan tidak boleh melibatkan agama di dalamnya karena agama hanya untuk beribadah saja. Karenanya suatu hal yang wajar dan sah-sah saja jika ada yang beragama tapi juga dalam orientasi seksualnya menyukai sesama jenis. Demikian pula dengan liberalisme. Liberalisme merupakan paham kebebasan.

Termasuk kebebasan berpendapat, berperilaku, beragama dan kepemilikan. Tidak ada standar yang hakiki. Semua dikembalikan pada manusia karena menganggap manusia jika dibebaskan akan lebih baik. Demikian halnya dengan eljibiti, mereka bebas menyuarakan pendapatnya juga bebas bersikap seperti menyukai sesama jenis. Dalam paham liberalisme seseorang berhak merasa nyaman meski orientasi seksualnya "berbeda". Itu sah-sah saja. Bukan menyimpang. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kondisi tersebut merupakan kelainan genetik.

Perlu ditegaskan, L68T bukanlah bawaan lahir. Istilah gen gay yang sering disebut sebagai gen yang dapat menentukan orientasi seksual seseorang menjadi gay dibantah oleh banyak penelitian ilmiah. Para ilmuwan tidak pernah berhasil menemukan gen homoseksual tersebut. Artinya, gen gay hanyalah akal-akalan saja untuk membenarkan tindakan L68T. Negara seyogianya mengecam perbuatan L68T dan memberangus makar para pengusungnya. Jangan memberi mereka ruang bergerak dan dukungan untuk mempromosikan kemaksiatan secara luas dan leluasa. 

Eksistensi LGBT juga akan merusak tatanan kehidupan masyarakat, sebab generasi tidak akan lahir dari hubungan sesama jenis. Hal ini menegaskan bahwa penyimpangan ini gagal menjaga dan melindungi keberlangsungan hidup manusia. Apalagi saat ini, banyak sekali film atau drama bergenre LGBT yang bahkan bisa diakses oleh adik dan anak-anak kita ke depannya melalui berbagai platfom media. Maka dari itu, sebagai seorang Muslim kita harus keras menentang eksistensi kaum LGBT ini dan hal itu akan terwujud hanya dengan menerapkan Islam kaffah dalam bingkai kehidupan dan bernegara.

Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin. Islam akan menghilangkan segala macam pebuatan yang dapat menimbulkan ketidakberkahan bagi suatu negeri. Islam mempunyai solusi tegas bagi gerakan kaum Nabi Luth tersebut. Sebagaimana dalam dari hadis Ibnu Abbas ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ

“Barang siapa kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth alaihis salam (yakni melakukan homoseksual), bunuhlah pelaku dan objeknya” (HR. Tirmidzi no. 1456, Abu Dawud no. 4462, dan selainnya).

Dari sini menunjukkan bahwa jelas sanksi bagi pelaku L98T adalah dibunuh, tidak ada pilihan lain lagi. Sanksi seperti itu tentu sangat memberikan efek jera bagi siapa pun yang mengerjakan dan hendak mengerjakan perbuatan kaum Nabi Luth tersebut. Dan sebagai seorang Muslim yang sadar bahwa L98T merupakan suatu kebatilan, maka berkewajiban menyuarakan bahwa hal tersebut merupakan maksiat yang wajib diberantas. Tanpa tapi, tak menunggu nanti.

Islam memiliki syariat yang mampu menjaga manusia dari penyimpangan, dengan syariat tersebut manusia akan terjaga kehormatannya. Penerapan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan akan mampu mengatasi segala problem dalam kehidupan manusia. 

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa" (QS. Al-An’am : 153).

Post a Comment

Previous Post Next Post