Larangan Penggunaan Hijab di India, Islamofobia dan Kebutuhan Terhadap Khilafah


Oleh Yunita M 
(Komunitas Sahabat Hijrah Balut-Sulteng)

Baru-baru ini, dunia dihebohkan dengan larangan penggunaan hijab bagi wanita muslimah di beberapa lembaga pendidikan di India terutama di negara bagian Karnataka. Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas menyesalkan hal tersebut. Menurutnya, Hal tersebut dinilai sebagai dampak dari adanya islamofobia yang melahirkan kebencian dan perumusuhan pemerintah terhadap umat Islam di India. (okenews.com, 09/02/2022)

Pelarangan penggunaan hijab di negara bagian Karnataka, diawali adanya kebijakan yang  dikeluarkan  pemerintahan nasionalis Hindu, yakni Partai Bharatiya Janata (BJP). Diketahui negara bagian Karnataka di bawah kekuasaan BJP. BJP mengeluarkan aturan pelarangan hijab bagi muslimah, berlaku per 5 Februari 2022. Ancaman bagi yang melanggar aturan tersebut yakni akan kehilangan hak pendidikannya.

BJP berdalih, " Sekolah adalah tempat menuntut ilmu bukan tempat untuk mengamalkan syariat agama. Lembaga pendidikan bukan tempat untuk mengamalkan agama seseorang. Mereka harus fokus pada pendidikan dan datang ke kampus untuk belajar bukan untuk menegaskan identitas." ujar juru bicara BJP, Ganesh Karnik. (kumparan.news.com,10/02/22)

Polemik di balik pelarangan penggunaan hijab di beberapa lembaga pendidikan di Karnataka kini menjadi perhatian dunia, terkhusus bagi umat Islam. Sedih, kesal, dan marah adalah respon manusiawi bagi kaum muslimin. Bagaimana tidak, kewajiban dari Allah Swt. yang seharusnya wajib diamalkan malah seenaknya dilarang dan seakan dipaksa untuk dilanggar oleh orang-orang kafir pembenci Islam.

Seperti yang kita ketahui bahwa muslim di India tepatnya di negara bagian Karnataka adalah minoritas. Mayoritas penduduk wilayah tersebut adalah para pemeluk agama Hindu termasuk juga para penguasanya. Tentu dalam penetapan aturan dan kebijakan berada sepenuhnya di bawah kendali mereka.

Larangan Penggunaan Hijab Cerminan Islamofobia

Islamofobia adalah kebencian terhadap Islam baik dengan alasan tertentu ataupun tanpa alasan. Terutama bagi orang-orang kafir. Dengan berbagai dalih dan upaya, mereka berusaha menjauhkan syariat dari umat Islam. Seperti halnya pelarangan hijab di Karnataka sebagai salah satu bentuk islamofobia dari pemerintah setempat.

Rasa kebencian terhadap Islam dari orang-orang kafir menjadikan kekuasaan sebagai alat untuk menindas dan mengkerdilkan syariat Islam. Bahkan memaksa seorang muslim untuk jauh dan tidak tunduk pada ajaran agamanya. Sungguh miris. Umat Islam seakan digiring mendurhakai dan tidak patuh akan perintah Tuhannya.

Kebencian orang-orang kafir terhadap Islam adalah sunatullah. Allah Swt. telah mengabarkan dalam firman-Nya bahwa orang-orang kafir sejatinya tidak akan pernah senang terhadap Islam sampai umat Islam mengikuti mereka. Jadi, kebencian mereka adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Kini, umat Islam kian diserang, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah minoritas muslim. Apakah salah seorang muslim menjalankan syariat agamanya? Parahnya, dunia seakan bungkam dan menutup mata saat kaum muslimin ditindas dan direnggut hak-hak dalam menjalankan syariatnya. Sementara di sisi lain, Islam difitnah sebagai agama yang tidak toleran, hanya karena mengharamkan pengucapan selamat natal yang jelas bertentangan dengan akidah.  

Menegakkan Khilafah Sebagai Kebutuhan dan Solusi 

Apa yang menimpa kaum muslimin di India, Karnataka hanyalah salah satu contoh dari bentuk pendiskriminisasian syariat Islam yang terjadi di berbagai belahan dunia. Seperti pada beberapa tahun lalu di mana pemerintah Xianjiang, Cina juga memberlakukan larangan penggunaan burqa atau jilbab.

Penguasa kafir makin menunjukkan ketidaksukaan dan sewenang-wenang mereka terhadap umat Islam. Sedangkan umat Islam seakan tidak berdaya. Pertanyaannya adilkah hal ini? Islam difitnah sebagai agama teroris dan radikal. Namun, pada kenyataannya Islamlah yang terus-menerus diserang.

Sejak Islam tidak lagi dijadikan aturan hidup maka saat itulah aturan hidup kufur yakni  kapitalisme sekularisme berkuasa di tengah-tengah kehidupan kaum muslimin sampai saat ini. Negeri-negeri Islam dikuasai oleh kepemimpinan kapitalisme sekularisme. Umat Islam dipaksa tunduk pada peraturan kufur yang lahir darinya. Meskipun  melanggar ketentuan syarak. Umat Islam ditindas dan tidak ada jaminan keamanan dalam menjalankan syariatnya. 

Islam adalah agama yang Allah  Swt. turunkan sebagai satu-satunya agama yang diridai di muka bumi. Maka, menjadi seorang muslim adalah kebanggaan dan kebahagiaan yang wajib disyukuri. Menjalankan syariat secara kafah adalah kewajiban urgen bagi mereka yang mengaku beriman kepada Allah Swt. dan Rasul saw.

Sehingga untuk menegakkan syariat adalah harga mati. Sejatinya kaum muslimin ditimpa berbagai penindasan karena ketiadaan pelindung dan perisai di tengah-tengah umat yakni Khilafah Islamiyah. Sesungguhnya hanya dengan khilafah yang akan menjadi pelindung dari kesewenang-wenangan kaum kafir terhadap Islam. 

Khilafah adalah penjaga dan pelindung hakiki umat yang akan menebar dakwah ke seluruh penjuruh dunia dan menegakkan jihad fisabilillah terhadap musuh-musuh Islam.

Waullahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post