Mengenal Lebih Dalam Profesi Guru

Oleh: Risa Amalia
Mahasiswi di Depok


Dalam menjalankan profesi sebagai guru tentu banyak suka duka yang telah dilewati. Dengan beragam potensi yang dimiliki anak didik, berbagai situasi pun dihadapi saat berinteraksi dengan mereka. Rasa bangga saat melihat mereka bisa mencetak prestasi. Walau kadang rasa sedih menghampiri, saat ada anak didik yang suka membuat masalah dan bertindak semaunya. Meski begitu, seorang guru selalu berusaha menasihati tanpa ada rasa kesal. Selalu berdoa, agar suatu saat nanti mereka menyadari kesalahannya dan berubah menjadi anak yang patuh.

Dari sudut lain, seorang guru juga harus menghadapi wali murid yang beraneka latar belakang dan watak. Dalam mendiskusikan perkembangan anak, ada yang sopan dan mudah diajak bekerja sama, ada pula yang tidak acuh terhadap anaknnya. Juga ada yang hobi menghakimi bahkan tak segan memperkarakan guru ke pihak yang berwenang, dan selalu menganggap salah yang dilakukan guru walau itu demi keberhasilan anaknya sendiri.

Guru juga dituntut melengkapi serangkaian administrasi yang bisa membuatnya menghabiskan waktu seharian. Ada kalanya guru harus menghadiri rapat, pendidikan dan latihan (diklat) ataupun sosialisasi kependidikan. Juga mempersiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi agar menambah ilmu dan wawasan. Dengan minimnya fasilitas dan tenaga, guru terpaksa harus mencari solusi agar pembelajaran selalu berjalan dengan baik dan lancar.

Dengan ikhlas hati, guru juga harus bersabar menerima gaji yang tak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Juga sabar menanti pencairan honor dengan waktu yang tidak pasti dan terkadang selalu mundur dari waktu yang telah disepakati. Guru harus berlapang dada dengan adanya bantuan dana yang tidak merata. Walau begitu, berapa pun nilai yang didapat tetap disyukuri dan hanya mengharap rezeki yang berkah dari Allah.

Di zaman yang keras ini, yang telah dikuasai oleh para kapitalisme, tugas guru dalam mengajar dan mendidik semakin berat untuk dijalani. Pasalnya, pendidikan pun turut mengalami disorientasi. Kurikulum dan metode pembelajaran juga lebih difokuskan hanya pada pencapaian duniawi dan penguasaan teknologi. Bahkan menghilangkan nilai ruhiyah dan budi pekerti. Tidak sedikit pula yang terbawa arus liberalisasi. 

Itu semua menjadi tantangan tersendiri sebagai seorang guru. Guru harus berjuang keras mempertahankan idealisme Islam, serta mengarahkan anak didiknya ke jalan yang benar dalam menghadapi zaman yang kian menjadi-jadi. Selain fokus dalam dunia pendidikan, guru juga dituntut peduli dengan kondisi yang menimpa negeri saat ini. Harus mempunyai peran aktif serta bekerja sama dengan elemen masyarakat lainnya dengan melakukan the power of change's.

Di luar dari semua kondisi yang telah dihadapi, masih banyak kesulitan yang sudah dilalui. Meski kadang tidak dihargai. Bahkan malah mendapat caci maki pula. Guru harus selalu tetap semangat membina anak didiknya menjadi generasi yang berkualitas.

Harus kita sadari, guru juga manusia biasa. Walau punya kelebihan, pasti ada kekurangan pula. Guru senantiasa melakukan evaluasi diri untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Selalu ingin terus belajar, mengkaji ilmu agama dan juga ilmu kehidupan. Guru tak lepas dengan pengembangan keahlian diri.

Perlu dipahami, menjadi guru bukan hanya sekadar profesi untuk mendapat gaji atau menaikkan pamor. Ada hal lain yang nilainya lebih tinggi. Hal itu adalah keikhlaskannya dalam mendidik serta tidak meminta pujian, menghasilkan keberkahan dalam hidupnya. Harapan tertingginya hanya ingin melihat keberhasilan anak didiknya.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post