Zina, Pangkal Semua Derita Tak Berujung


Oleh Merli Ummu Khila 
Pemerhati Kebijakan Publik 

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk" (QS al-Isra : 32)

Ibarat sebuah produk, pembuatnya tentu memproduksinya beserta buku panduan. Buku panduan inilah yang menjadi petunjuk penggunaan beserta semua informasi tentang produk tersebut. Jika kita menggunakannya tanpa membaca atau tidak menggunakannya sesuai buku panduan. Maka bisa dipastikan produk tersebut akan mudah rusak. 

Ketika Sang Pencipta sudah memperingatkan, hendaknya kita patuh karena Allah ta'ala lebih faham ketimbang manusia. Allah ta'ala menciptakan manusia seperangkat dengan aturan agar tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan. Manusia diberi naluri seksual dalam rangka melestarikan keturunan. Ketertarikan dengan lawan jenis adalah sesuatu yang alamiah. Akan tetapi ketika naluri ini tidak diatur sesuai syariat, maka akan menjadi sebuah bencana bagi manusia. 
 
Tengoklah di sekitar kita saat ini, bahkan mungkin terjadi pada orang-orang terdekat. Zina menjadi hal biasa dan seolah bukan perkara kemaksiatan. Pergaulan antara lawan jenis sudah tidak ada batasan. Semua orang bebas bergaul dengan siapa saja yang dia sukai, dan boleh melakukan apa saja yang dia kehendaki. 

Zina menjadi penyaluran nafsu yang tidak pada tempatnya. Bujuk rayu setan selalu membisikkan perbuatan dosa kepada siapa saja. Aktivitas pacaran tidak lagi memandang umur,status sosial bahkan status pernikahan. Dari anak bau kencur, anak muda, kaum intelek, politisi, bahkan kalangan terhormat pun banyak yang terjebak pada hubungan  terlarang ini.

Status perzinaan pun beragam, dari cinta-cintaan ABG, perselingkuhan, pelacuran, simpanan dan beragam modus lainnya. Perzinaan tidak lagi dilakukan oleh orang dewasa tapi justru lebih marak dilakukan oleh remaja. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Reckitt Benckiser Indonesia  terhadap 500 remaja di lima kota besar di Indonesia menemukan, 33 persen remaja pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Dampak dari kekacauan interaksi lawan jenis ini tentu akan banyak dan awal petaka. Sebut saja yang baru-baru ini terjadi. Seorang mahasiswi usia 23 tahun bunuh diri karena depresi. Berawal dari aktivitas pacaran, hamil lalu dipaksa aborsi. Kejadian itu berulang hingga menimbulkan tekanan batin yang berujung aksi bunuh diri. 

Kasus ini bukanlah yang pertama, bak fenomena gunung es ini hanya yang terlihat di permukaan. Jauh di dasar sana jutaan kasus terjadi setiap harinya. Hanya saja tidak berujung maut, jadi tidak sampai menjadi perbincangan publik. Banyak kasus hamil diluar nikah, berakhir pada pesta pernikahan. Menikah setelah melakukan hubungan suami istri. 

Celakanya hal ini menjadi sesuatu yang lumrah terjadi, seolah tidak ada sanksi sosial dari masyarakat. Pasangan pezina ini hidup normal seperti tanpa dosa dan beban moral. Kehidupan terus berjalan turun temurun dan tidak menyadari kekacauan yang ditimbulkan oleh aktivitas zina. Secara lahiriah mungkin tidak kasat mata. Namun statusnya sebagai seorang muslim, zina merupakan dosa dan pangkal derita tak berujung.

Keluarga Tanpa Pondasi Akidah Yang Kuat

Semua kekacauan pergaulan saat ini tidak lepas dari  peran keluarga di rumah. Anak tumbuh dan berkembang ala kadarnya bahkan jauh dari pemahaman akidah yang kuat . 
Selain itu, pemikiran anak juga dipengaruhi oleh lingkungan. Masyarakat yang cenderung apatis dan individualis terkesan membiarkan kemaksiatan terjadi di depan mata. 

Segala permasalahan yang terjadi merupakan dampak terbesar dari kerusakan sistem bernegara yang bercorak sekularisme. Tidak ada peran negara dalam edukasi serta memfilter semua hal yang bisa merusak moral anak bangsa. Gaya hidup hedonis dan pergaulan bebas yang menjadi produk Barat diadopsi oleh mayoritas masyarakat negeri ini. 

Zina, Derita di Dunia, Derita di Akhirat 

Perzinaan akan menjadi awal derita di dunia, kebanyakan pelakunya tidak siap dengan resiko kehamilan dan melakukan aborsi. Perempuan yang ditinggalkan pasangannya bisa berakhir pada depresi dan kehilangan masa depan. Bagi pezina yang merupakan pelacur, akan beresiko penyakit kelamin dan menjadi sampah masyarakat. 

Begitu pula penderitaan di akhirat, zina adalah salah satu dosa besar setelah syirik dan membunuh. Hal ini diterangkan dalam surat al-Furqon ayat 68. Dosa zina tidak bisa diampuni hanya dengan bertaubat tapi juga harus menebusnya dengan hukuman di dunia yaitu dirajam seperti dalam hadits Rosullullah Saw:

"Ambillah dari diriku, ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah memberi jalan keluar (hukuman) untuk mereka (pezina). Jejaka dan perawan yang berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam." (HR Muslim).

Wallahu a'lam bishshawaab

Post a Comment

Previous Post Next Post