Moderasi Beragama Menghacurkan Generasi Penerus Bangsa

Oleh: Siti

Zaitun. 

Lagi viral di sosial media isu moderasi beragama. Kemudian mendapat perhatian serius dari pemerintah. Moderasi beragama bahkan menjadi salah satu program prioritas nasional Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJM) 2020-2024.

Dalam Renstra Kementerian Agama tahun 2020-2024, moderasi beragama dan kerukunan umat beragama dijadikan salah satu sasaran strategis pembangunan dibidang agama yang perlu ditingkatkan. (wew.republika.co.id,) Kementerian Agama memfasilitasi moderasi beragama serta dijadikan misi moderasi beragama disetiap aktivitas kegiatan madrasah. (29/11/2021). 

Kemudian Dr. H. Muhammad Tamrin M. M, pd selalu Kementerian Agama (Kemenag Kalsel). Menghimbau agar para remaja mesjid memahami Islam secara Moderat atau Islam Washatiyah. 
"Washatiyah adalah ajaran Islam yang akan mengarahkan umatnya agar adil, seimbang, ber maslahat dan proporsional, atau disebut dengan kata 'moderat' ujarnya sebelum membuka acara resmi Kegiatan Peningkatan Kompetensi SDM Masjid, Pembinaan Pemuda dan Remaja Masjid se Kalimantan Selatan Tahun 2021,(selasa/02/11/2021) di Hotel Roditha Banjarmasin. 

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qaumas menegaskan bahwa moderasi beragama bukanlah memoderasi agama, karena agama sudah ada dalam dirinya mengandung prinsip moderasi yaitu keadilan dan keseimbangan. 

Jadi bukan agamanya yang harus di moderasi melaikan bagaimana cara pandangan dan sikap beragama untuk memahami dan menjalankan agamanya yang harus moderasi, tegas Menag yang hadir secara virtual pada Dialog Moderasi Beragama dan Rapat Koordinasi Wilayah GP Ansor Kalimantan Selatan di Banjarbaru, (Sabtu/09/10/2021). siang. 

Ketua GP Ansor tersebut menjelaskan tidak ada yang mengajarkan perusakan dan kezaliman. "Agama tidak perlu di moderasi lagi namun seseorang beragama harus selalu didorong kejalan tengah agar tidak ekstrim dalam beragama, " Inilah pesan Menag kepada kader GP Ansor Kalimantan Selatan sekaligus membuka kegiatan resmi. 
Kemudian Menag mengharapkan agar jargon moderasi beragama yang akan menjadi program prioritas Kementrian Agama dalam RPJMN 2020-2024 dan menjadi program nasional agar dijadikan ruh dan kata kunci yang menjiwai program pelayanan agama dan keagamaan. 

Moderasi beragama adalah agenda terselubung dari penjajah barat terhadap ide Islam moderat. Islam dicitrakan tidak baik melalui sosial media, yaitu sebagai agama yang antagonis. Dengan adanya moderasi beragama ini kita umat islam harus menerima ide-ide kebebasan, HAM, Demokrasi, Pluralisme, Liberalisme dan nilai-nilai barat lainnya. 

Tujuan dari moderasi beragama yaitu menjauhkan umat dari agamanya sendiri. 
Kemudian takut dengan agama Islam yang benar-benar sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Dan menjauhkan umat dari Islam politik. Konsep inilah akan memaksa umat Islam menerima jalan tengah dan kompromi dalam berkeyakinan serta menjalankan agamanya. 
Dan ahirnya ada rasa tidak enak dan tidak nyaman, umat Islam terjebak pada racun pluralisme dan moderasi beragama, sehingga mencampuradukkan antara hakim dengan yang batil. 

Dari sini jelas bahwa moderasi beragama sejatinya adalah paham sekularisme, hanya saja kaum kafir memahami bahwa jika secara terang-terangan mempromosikan sekularisme tentu mendapatkan respon penolakan oleh umat Muslim, sehingga sekularisme tersebut dibungkus apik dengan narasi moderasi beragama.

Sejak diutusnya Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam, orang-orang kafir hingga hari kiamat tidak akan pernah rela dengan keberadaan Islam sebagai sebuah ideologi yang memimpin dunia. Orang-orang kafir sadar bahwa kebangkitan Islam akan kembali hadir sehingga membendungnya adalah keharusan bagi mereka, salah satunya memaksa kaum Muslim untuk menerima pemikiran menyimpang dari kaum kafir yang beriring dengan menciptakan monsterisasi Islam. Kaum kafir tidak mampu untuk mengeluarkan Muslim dari agamanya, maka strategi lainnya dengan memoderatkan kaum Muslim sehingga kaum kafir masih tetap bebas menjajah. 

 

Oleh karena itu, kaum Muslim tidak boleh terjebak dengan konsep moderasi beragama. Bukankah kita telah merasakan beragam kerusakan yang tiada henti akibat masih bercokolnya pemikiran- Pemikiran sekularisme. 

Dengan adanya Negara Islam, barat tidak bisa lagi menguasai dan menyesatkan kaum muslimin dari ajaran Islam yang Kaffah. Allah telah menjanjikan masa-masa itu akan datang. 

Mereka hendak memadamkan cahaya atau agama Allah dengan mulut atau ucapan-ucapan mereka tetapi Allah tetap menyempurnakan cahayanya meskipun orang-orang  kafir menguncinya " (TQS As Shaf:8). 

Marilah bersama selamatkan masyarakat dan generasi muslim dengan mendakwahkan Islam kaffah. Untuk mengajak mereka bersama - sama untuk memperjuangkan Agama  Allah di bawah naungan Negara Islam. 

Wallahu, alam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post