Menelisik Penyesatan Makna Ummatan Wasathan




Oleh Luluk Kiftiyah
(Muslimah Preneur)

Islam adalah agama yang benar dan kebenaran ini tidak disukai oleh orang-orang kafir. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi, 

ولن ترض عنك الیهو د م لا النصر حت تتبع ملتهم

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti (Agama) mereka." (QS. al-Baqarah [2]: 120)

Itulah kenapa saat ini umat dibuat bingung dengan agamanya sendiri lewat penyesatan istilah "Ummatan Wasathan" yang dikutip dari surah al- Baqarah ayat 143 yang berbunyi, 

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia." (QS. Al Baqarah [2]: 143)

Mereka para pembenci Islam memelintir ayat tersebut dengan mengartikan kalimat ummatan wasathan, hanya secara bahasa yang berarti umat pertengahan atau umat moderat. Tentu saja jika ayat tersebut hanya diterjemahkan bukan melalui penafsiran sesuai kaidah dalam Islam, maka patut dicurigai. 

Kemana arah opini ummatan wasathan ini digiring? Ada agenda apa di balik penggiringan opini Islam moderat ini?

Hal tersebut diungkap oleh Mubalighah Kota Depok Ustazah Mumun S. Munawaroh, dalam Kajian Serial Tafsir Tematik, “Moderat dalam Tinjauan Islam. Part I: Haruskah Muslim Berpaham Moderat?”, bahwa makna ayat tersebut jika dikutip dari tafsir kitab Ibnu Katsir. “Ayat ini masih berkaitan dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 142 surah al-Baqarah. Inti dari kedua ayat tersebut sebenarnya mengenai pemindahan kiblat dari menghadap ke Baitul Maqdis, menjadi menghadap kiblatnya Nabi Ibrahim yaitu Ka’bah.  Sedangkan yang dikatakan sebagai orang-orang bodoh itu adalah kafir Yahudi, yang mencela Rasulullah terkait dengan pemindahan tersebut. (mediaumat.news, 14/4/2021)

Jadi berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, makna ummatan wasathan bukanlah umat pertengahan seperti yang digambarkan penguasa saat ini, yang ikut berpartisipasi terhadap ibadah agama lain dengan dalih toleransi, mendukung feminisme, persamaan gender, memaksa umat menerima undang-undang dan aturan yang bukan dari Islam, menerima dengan sukarela sistem riba, melarang terlalu dalam mempelajari agama, serta masih banyak lagi. 

Makna dari wasth adalah terbaik atau adil. Jadi ummatan wasathan adalah umat yang terbaik dan umat yang adil. Jika istilah ummatan wasathan dijadikan acuan moderasi, sungguh tidak tepat. Dari sini kita pahami, ini agenda musuh-musuh Islam untuk menjauhkan umat dari ajaran Islam kafah. Dengan framing Islam sebagai ajaran intoleran, radikal, yang berpotensi ke arah terorisme. 

Oleh karena itu, mereka para pembenci Islam menginginkan umat Islam tetap terpuruk dan hanya mempelajari cukup sebatas ibadah pribadi saja. Tanpa harus mempelajari Islam secara mendalam tentang kehidupan sosial, ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, dan bernegara. 

Sungguh, ini agenda jahat yang sangat membahayakan umat. Dengan menjauhkan umat dari Islam kafah maka akan menimbulkan ketakutan umat terhadap ajaran Islam sebenarnya dan mengaburkan ajaran Islam. Sehingga menyurutkan semangat umat untuk berhukum pada hukum Allah yaitu syariat Islam.

Padahal Islam diwahyukan oleh Allah Swt. sebagai ajaran yang bersifat universal. Islam bukanlah hasil olah pikir atau budaya yang dikembangkan oleh pikiran manusia, yang dengan seenaknya mem-framing jika Islam agama yang ekstrem.

Untuk itu, umat Islam harus berpegang teguh pada syariat Islam, bersungguh-sungguh berdakwah mengubah pemikiran umat yang melenceng dari ajaran Islam yang benar. Itu dilakukan agar umat bersatu mengalahkan musuh-musuh yang menghentikan kebangkitan umat. Dengan cara umat harus satu pemikiran, perasaan, dan aturan yang sama sehingga Islam kafah bisa tegak kembali.

Wallaahu a'lam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post