Bukan Hanya Iblis yang Tak Layak Disembah


Oleh: Ika Misfat Isdiana 
Aktivis Muslimah Jember

Beberapa waktu lalu sempat viral, seorang muslimah yang mempublish kemurtadannya. Dia menjalani upacara secara terbuka untuk menunjukkan pilihannya itu. Menantang kaum mayoritas muslim agar tak diskriminatif terhadap minoritas ungkapnya. Padahal ini bukan persoalan toleransi antar umat beragama, namun kemurtadan seorang muslimah yang dipertontonkan. Sementara putranya membela dengan ungkapan 'asal tidak menyembah iblis saja!'

Sebagian netizen kagum dengan ungkapan sang anak, dan menganggapnya bijak. Benarkah, hanya iblis yang tak layak disembah? Dan ungkapan itu sudah 'finally' bijak bagi seorang muslim?

Kriteria 'Tuhan' bagi Seluruh Alam Semesta

Menjadi Tuhan yang layak untuk disembah seluruh manusia tentu membutuhkan kriteria yang juga harus disepakati oleh seluruh manusia. Yakni bisa dibenarkan oleh akal yang dimiliki oleh seluruh manusia. Dengan kata lain, manusia yang berakal pasti menyepakatinya.

Tuhan adalah pencipta yang mengatur seluruh alam semesta. Layaknya pencipta maka ia harus berbeda dengan semua ciptaannya. Seperti pembuat sepatu yang berbeda dengan sepatu buatannya. Sehingga, jika makhluk itu berbilang, maka Tuhan adalah Esa. Karena berbilang adalah ciri makhluk. Jadi, Tuhan haruslah esa, tiada duanya.

Jika manusia punya dua tangan yang demikian, maka tangan Tuhan tidak sesederhana manusia. Karena Tuhan berbeda dengan ciptaannya. Wujud Tuhan tidak seperti manusia, alam semesta, jin, iblis apalagi binatang. Tuhan berbeda secara wujud dengan semua ciptaannya. Jika ia sama dengan manusia, maka ia manusia. Jika ia sama dengan binatang, maka ia binatang. Jika ia sama dengan iblis, maka ia iblis. Bukan Tuhan. 

Seperti apa wujud Tuhan? Pada persoalan ini, manusia tak bisa menjangkau dengan akalnya. Namun, keberadaan Tuhan bisa manusia buktikan. Dari makhluknya yang tak bisa menciptakan dirinya sendiri, keberadaan Tuhan menjadi sebuah kepastian.

Karenanya Tuhan juga tidak lemah dan terbatas seperti makhluknya. Yang membutuhkan yang lain untuk keberlangsungan hidupnya. Tuhan tidak membutuhkan yang lain untuk hidup, karena dia Tuhan. Jika ia membutuhkan yang lain, berarti ia tidak layak disebut Tuhan. Seperti manusia yang butuh makan dan minum, maka Tuhan tidak membutuhkannya. Jika manusia beranak dan menikah. Maka Tuhan tidak. Jika manusia butuh tidur, Tuhan tidak butuh.  Jika manusia terbatas dan lemah. Tuhan Maha Segalanya.

Itulah kriteria Tuhan yang seharusnya. Esa, berbeda dengan makhluknya, tidak terbatas dan lemah.

Kriteria ini yang harusnya kita jadikan standar untuk menentukan, siapa sajakah yang layak menjadi Tuhan secara universal. 


Tuhan yang Layak Disembah

Sesuai dengan kriteria universal Tuhan tadi,  maka segala sesuatu yang dianggap Tuhan namun memiliki ciri-ciri makhluk maka ia bukan Tuhan. Ia otomatis tereliminasi dari kemungkinan ini.

Jika ia berwujud seperti manusia, lalu diwujudkan menjadi patung maka ia adalah patung. Jika ia diwujudkan dalam bentuk binatang, maka ia patung binatang. Jika ia diwujudkan seperti manusia maka ia patung manusia. Yang tidak esa, yang terbatas dan lemah.  Tidak layak disembah. 

Dalam Islam konsep Tuhan telah dijelaskan dengan gamblang dalam surat al-Ikhlas ayat 1-4. Allah Swt. berfirman:
"Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." 
Dijelaskan bahwa Tuhan yang layak disembah adalah Allah. Karena Allah memenuhi kriteria sebagai Tuhan. Diantaranya esa. Yang menjadi tempat bergantung segala sesuatu, tidak bergantung kepada yang lain. Tidak beranak dan diperanakkan seperti manusia, iblis, binatang apalagi pepohonan. Dan tidak ada satupun makhluk yang setara dengan-Nya. 

Allah tidak serupa dengan manusia, Allah tidak serupa dengan binatang, gunung, matahari, pepohonan dll. Konsep Islam dalam Surat al-ikhlas dengan gamblang melawan konsep agama lain yang salah. Yang sembahannya tidak esa, yang sembahannya lemah membutuhkan yang lain untuk hidup. Yang sembahannya beranak dan diperanakkan. Yang sembahannya serupa dengan makhluk. Maasyaa Allah, jadi sangat wajar dengan argumen yang mematahkan semua kriteria Tuhan agama-agama yang salah. Islam menjadi agama terdepan yang benar. Dan layak untuk dipilih dari yang lainnya.

Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post