Mewujudkan Ramadan yang Tenang Bagi Seluruh Manusia


Oleh : Yauma Bunga Yusyananda
(Anggota Komunitas Ksatria Aksara Kota Bandung )

Kisruh Palestina terjadi lagi, sejak pendudukan Israel di Palestina tahun 1967, konflik ini belum juga berakhir. Klaim penduduk Yahudi atas rumah-rumah warga Palestina memunculkan bentrokan. Bentrokan pecah di Al Aqsa dan dekat Sheikh Jarrah yang tak jauh dari Gerbang Damaskus yang terkenal di kawasan Kota Tua Yerusalem. (bbc.com 08/05/2021)

Ramadan dan hari-hari  terakhirnya, di tahun ini, tidak menjadikan kaum Muslimin tenang dalam ibadah, karena kita menerima berita yang membuat miris dengan perilaku pasukan Israel yang masih saja mengganggu penduduk Palestina. Ketenangan bagi kaum muslimin dan ummat manusia lainnya hanya bisa diraih ketika keamanan negeri ada pada tangan kaum muslimin. Namun hari ini, walau beberapa negeri muslim lain sudah menyatakan sikap ataupun mengecam hal tersebut, untuk membebaskan Palestina bukanlah hal yang cukup. Tetapi jika kaum muslimin dan pemimpin negeri mereka kuasa atas pasukan militer, seharusnya sudah mengutus militernya untuk membela Palestina.

Kita ketahui, ketika pemimpin suatu negeri muslim ingin mengirimkan pasukan dan membela Palestina tentu akan menjadi pertimbangan besar dengan keberpihakan negeri-negeri arab saat itu yang masih mendukung normalisasi Israel yaitu membuka hubungan secara diplomatik. Normalisasi sendiri merupakan sebuah pengkhianatan bagi Palestina, seolah empat negara Arab yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko serta satu negara non-Arab Bhutan tidak memberikan penyelesaian atas pembebasan yang utuh bagi wilayah Palestina. ( antaranews.com 27/12/2020)

Padahal kita sudah jelas mengetahui, bahwa Palestina adalah tanah kaum muslimin, serta membebaskan dan menjaga  Al Aqsa adalah bukti dari keimanan serta aqidah kita. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” ( QS. Al Israa ayat 1 )

“Tanah itu bukan milikku, tetapi milik ummatku." (Khalifah Abdul Hamid II, 1897)

Sudah sangat jelas bagaimana posisi tanah Palestina ini, namun konflik terus berulang seolah kaset yang diputar terus menerus hingga semakin rusak. Konflik ini dimunculkan saat kaum muslimin lain sedang khidmat menikmati Ramadan dan saat kondisi kaum muslimin lain normal-normal saja, disembunyikan. Padahal ditelisik, walau masih diberikan kesempatan berkehidupan namun bayangan bagi penduduk Palestina masih dalam pantauan agresi militer bangsa lain yang memunculkan konflik pada mereka. 

Jelaslah, tidak akan pernah ada ketenangan hingga Islam benar-benar diterapkan di bumi dan dimenangkan untuk menjadi sebuah institusi pembebas negeri-negeri yang dijajah, pembebas bagi manusia yang mengalami diskriminasi hingga genosida. Menjadikan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin dengan perjuangan bahwa kita harus sadar untuk menjadikan kaum muslim yang satu dengan yang lain bersatu sehingga menjadi kekuatan yang luar biasa atas izin Allah dan pertolongan Nya. Jangan sampai konflik yang terus berulang ini, yang sudah berjalan sangat lama membuat kita hingga sekarang, masih dalam kebekuan berpikir. Munculkan hati kita untuk merasakan posisi saat Ramadan harus berbekal batu untuk menjaga diri, melihat darah seolah biasa, dan diserang menjelang berbuka bersama bukan hal yang menjadikan mereka takut. Bahkan setelah bentrok terjadi, malam tarawih semakin penuh jama'ah, masyaa Allah.

Ramadan tahun ini adalah Ramadan muhasabah,  selain karena diuji dengan pandemi yang belum usai, kita harus semakin memahami bahwa manusia tak kan pernah tenang dan aman tanpa adanya penegakkan Islam sebagai sebuah naungan serta aturan di bumi. Konflik terus terjadi tanpa Islam, karena ketenangan dalam Ramadan, ketenangan ibadah bagi seluruh sisi bumi hanya mampu terwujud ketika kita jadikan Islam yang berasal dari Allah Yang Maha Mencipta dan Mengatur hidup. Karena Allah yang memahami seluruh makhluk di bumi, maka Allah beri aturan sebagai solusi hidup agar kita mampu berpikir dan mampu menentukan haq dan bathil dengan petunjuk yang Allah berikan, yakni syariat Islam.

Semoga ummat manusia segera memiliki ketenangan jiwa, tidak hanya sebagian ummat namun seluruhnya. Karena jika ummat menyadari gambaran sesungguhnya dalam menerapkan syariat, maka hal tersebut yang sesungguhnya ummat butuhkan. Maka mulai sekarang, kita kaji ilmu dan segera menemukan titik sadar hingga pemimpin negeri muslim pun sadar bahwa Palestina ataupun negeri muslim lainnya yang terjadi konflik, tidak hanya membutuhkan pernyataan sikap. Namun aksi yang nyata dalam mengirimkan pasukan untuk membela kedudukan mereka. Kesadaran tersebut hanya mampu diperoleh jika pemimpin merupakan seorang Khalifah yang menerapkan Islam secara kaffah untuk menyatukam seluruh kaum muslimin tanpa sekat kebangsaan. Wallohu'alam bi ash shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post