Tentang Duka dan Solusi Hakiki untuk Gaza

Oleh : Melitasari

Penyerangan Israel yang menyebabkan 34 nyawa kaum muslim melayang telah menimbulkan banyak kecaman dan kutukan dari berbagai pihak, salah satunya dari Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin. Wakil Presiden mengatakan bahwa konflik Israel - Palestina tersebut harus selesai secara tuntas. Pasalnya, permasalahan tersebut terus bergulir dan korban jiwa pun tidak dapat terhindarkan.

"Saya mengutuk penyerangan itu yang memakan korban," kata Maruf di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019). Untuk penyelesaian, Ma'ruf mengungkapkan sebaiknya sejumlah pihak yang terlibat mencari solusi atau two state solution. Two state solution merupakan cara penyelesaian konflik yang sudah disepakati oleh komunitas internasional melalui resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) No.194.

Selain itu, Ma'ruf juga menekankan adanya kesepakatan di Palestina sendiri yang terbagi menjadi hamas dan fatah, dua kelompok partai di Palestina yang kerap bertikai. Menurutnya mesti ada perdamaian di antara kedua kelompok tersebut sehingga Palestina memiliki satu gerakan yang kuat untuk menyelesaikan konflik dengan Israel. Kedua cara tersebut disebutkan Ma'ruf akan ikut didorong oleh Indonesia agar konflik Israel Palestina segera berakhir. (Suara.com, 15/11)

Pangkal Persoalan
Permukiman Yahudi di wilayah Palestina, seperti di Tepi Barat dan Yerussalam Timur, merupakan salah satu sumber perselisihan antara Israel dan Palestina. Permukiman adalah sebutan bagi komunitas Yahudi yang dibentuk Israel di atas sejumlah tanah yang diduduki sejak perang tahun 1967. Permukiman ini juga yang menjadi salah satu topik utama dalam perselisihan Israel-Palestina yang juga menyebabkan rontoknya sejumlah putaran dalam perundingan damai. Israel dan Palestina pernah bersepakat untuk menghentikan nasib permukiman Yahudi dan Yerussalam pada tahap akhir perundingan damai. Namun, dengan serangkaian kejadian akhir-akhir tahap itu semakin jauh.
       
Hal inilah yang menjadi latar belakang penyerangan Israel ke Gaza terus berlanjut  sampai saat ini. Luka tinggallah luka Gaza seperti anak kecil yang teraniaya, sedangkan saudara seiman saat ini hanya bagaikan mulut dan mata, hanya bisa menangis dan merengek memberi do'a dan motivasi serta memberi bantuan pangan dan obat-obatan seadanya. Sedangkan pangkal penderitaan nya tak pernah tertangani. 

Solusi Semu
Pertama, jalan keluar konflik Israel-Palestina yang paling memperoleh banyak dukungan adalah two state solution termasuk oleh Amerika Serikat dan PBB. Pada dasarnya, two-state solution berarti Israel dan Palestina bisa berdiri sebagai negara berdaulat dan saling berdampingan. Dengan begitu keduanya dikatakan menang tanpa saling menghancurkan, Israel dapat menjalankan negara demokratis ya dan Palestina menjalankan kedaulatannya. Namun demikian solusi ini tidak mudah diterapkan, pasalnya Israel - Palestina memiliki garis perbatasan yang berbeda.Selain itu Israel menginginkan Yerusalem menjadi Ibukota mereka, sedangkan Palestina juga mempertahankannya sebagai ibu kota dan pusat beragama.

Solusi ini jelas bukan solusi jitu untuk Palestina. Pasalnya bagi Palestina Merdeka adalah terbebas dari penjajahan, yaitu dengan mengusir Israel dari tanah Gaza. Jika solusi ini diadopsi maka sama halnya dengan mereka merelakan tanah umat muslim dimiliki oleh Israel dan mereka tidak bisa mempertahankan tanahnya sebagaimana kekhilafahan Bani Ustmaniyah yang pada saat itu dipimpin oleh Khalifah Abdul Hamid. Beliau menentang keras ketika pemimpin Yahudi Internasional Theodore herzl meminta Khalifah agar memberikan tanah Palestina untuk Israel dengan diiming-imingi uang berjumlah sangat besar untuk Turki (Khilafah Utsmaniyah).

Kedua, selain two state solution ada juga yang mengusulkan solisi satu negara atau negara tunggal yaitu mengharuskan pengusiran dan pemindahan kelompok lain. 8 persen orang Israel mendukung satu negara di mana warga Palestina diusir atau dipindahkan dari seluruh wilayah.Keinginan untuk menyingkirkan pihak lain bahkan lebih kuat di antara orang-orang Palestina: 17 persen dari mereka yang ditanyai menyatakan dukungan untuk satu negara yang bebas dari orang Yahudi. Namun solusi ini juga bukan solusi yang tepat pasalnya Israel akan terus melakukan penyerangan terhadap Palestina karena keinginannya merebut tanah Gaza dari warga Palestina.

Solusi Pasti: Khilafah dan Jihad
Islam adalah agama yang komprehensif dan paripurna, Allah telah menciptakan segala sesuatu lengkap dengan aturannya. Segala bentuk persoalan dapat diselesaikan dengan metode dan tuntunan yang telah ditetapkan oleh Allah berdasarkan syar'iatnya. Dengan persoalan Palestina saat ini, yang terjadi adalah pembantaian dan penindasan atas kaum muslimin oleh Israel yang menginginkan tanah Palestina menjadi miliknya. Hal ini jelas merupakan suatu bentuk panjajahan atas bangsa Yahudi kepada kaum muslim yang harus dilawan, metode yang diberikan Islam untuk memerangi segala bentuk penjajahan ini adalah mengusir para penjajah dengan jihad. 

Metode ini pun telah banyak dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu a'laihi wassalam dalam berupaya menaklukkan kota mekah. Kaum muslimin diperintahkan untuk memerangi kaum kafir, dengan dua kemungkinan menang atas pertarungan atau syahid di jalan Allah. Sedangkan peran Khilafah adalah institusi dengan Islam sebagai ideologinya. Ketika Khilafah ditegakkan disuatu negara maka negara-negara lain yang berbaiat kepadanya wajib mengikuti segala aturan dan arahan seorang Khalifah nya.

Dengan semangat jihad fisabilillah, maka negeri - negeri muslim akan bersatu dan mengerahkan seluruh tentara nya untuk melawan penjajahan dan mengusir bangsa Yahudi dari tanah Gaza. Pasukan kaum muslimin dengan jumlah yang sangat banyak dan tak sebanding dengan penduduk Israel akan membuat mereka gentar dan tak lagi bisa melakukan perlawanan.

Namun faktanya, hari ini umat Islam masih bercerai berai, tesekat atas dasar nasionalisme. Tidak dapat bersatu dan berkumpul untuk melakukan perlawanan kepada entitas Israel. Tanpa Khilafah umat Islam hanya bagaikan buih di lautan, para pemimpin umat muslim pun enggan mengerahkan pasukan tentara nya untuk membantu Palestina, mereka hanya mampu memberi bantuan untuk menangani korbannya saja bukan pelakunya. Selain itu, para penguasa hanya bisa mengecam dan mengutuk saja, hal ini tentu tidak akan menghentikan kekejaman Israel terhadap Palestina.

Selama zionis Israel masih di Tanah Gaza maka selama itu pula lah kaum muslim akan tetap menderita, kecuali kaum muslimin bersatu mengerahkan seluruh pasukannya untuk memerangi entitas Israel tersebut. Dengan kata lain solusi yang tepat terhadap persoalan Palestina ini adalah dengan adanya Khilafah sebagai institusi pemersatu umat. WalLahu a'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post