Semarak Reuni 212 Refleksi Persatuan Umat

Oleh : Desi Wulan Sari 

Kembali umat Muslim Indonesia menantikan hari bersejarah yang dinantikan, Reuni 212. Seiring datangnya bulan kelahiran sang Nabi SAW, sang utusan Allah sebagai pembawa Risallah sampai akhir zaman. 

Namun, disaat umat Muslim mengenang perjuangan dan kemuliaan beliau, justru masih ada yang berani melecehkan keagungan sang Nabi dengan kata-kata yang menyakitkan. Apakah orang-orang munafik itu tidak takut jika syafaat Rasulullah tidak sampai pada dirinya. Hanya orang-orang yang mencintai Rasulullah yang akan menikmati syafaat yang tidak beliau berikan pada cucunya sendiri, tetapi beliau ingin memberikan pada umatnya kelak di yaumul akhir. MasyaAllah.

Momentum Reuni 212 semakin masyur dan fenonenal. Bukan hanya di lingkup nasional tetapi sudah semakin dicintai muslim international. Layaknya magnet yang menarik, Reuni 212  memang diakui memiliki daya tarik tersendiri bagi umat Muslim manapun di dunia.  Kedatangan para mujahid seperti Syekh Rufathi dar Palestina, mantan gangster  Ishaq Mustaqim (41 tahun) dari Montreal, Kanada, menjadi bukti bahwa umat Islam merindukan Persatuan Umat tanpa dibatasi oleh sekat yang dinamakan "nation state."

Para mujahid dan mujahidah berbondong-bondong menuju Monas untuk mengiktuti proses acara reuni ini. Yang perlu di perhatikan adalah umat muslim dunia sedang meminta keadilan atas segala penindasan dan kezaliman terhadap saudara-saudara muslim dunia.  Seperti di Palestina, Uyghur, Mali, Afghanistan, Kashmir, dan yang lainnya. Bahkan di negeri kita senndiri Islam sedang di politiisir sebagai ideologi yang menghalagi dan membahayakan keberadaan Pancasila. Program tidak masuk akal seperti radikalisme,kriminalisasi ulama, mengobrak-abrik hukum  Islam untuk menjauhkan Islam dari politik dan negara terus dilakukan. Bahkan umat hari ini menuntut oknum yang telah menghina Nabi SAW, dihukum pidana atas perbuatannya.
Usaha-usaha pengkerdilan terhadap Islam tersebut telah menodai pengorbanan para syuhada negeri ini yang telah membela tanah air dengan nyawanya demi mewujudkan kemerdekaan dari cengkraman kezaliman penjajah asing yang ingin menguasai negeri dengan cara yang tidak baik.  Astagfirullahaladziim. 

Semoga kemasyuran 212 dan Reuni 212 menjadi jalan persatuan umat dan kesadaran akan pentingnya  menjaga ukuwah umat muslim  di seluruh dunia. Umat bersatu karena merindukan kemuliaan Islam, merindukan kemasyuran Islam yang pernah ada selama 1300 tahun lamanya. 

Mengutip harapan dan doa  sahabat mujahidah yang sangat membekas dalam hati ini sungguh satu cerminan ukhuwah nyata demi tegaknya kembali kemasyuran Islam. Inilah harapan dan doa indah yang dipersembahkan bagi peserta Reuni 212 tahun 2019 sbb:

"Reuni 212 bukan hanya tentang perkumpulan manusia. Ini adalah ikhtiar syiar, untuk mengumpulkan asa yang terserak dan persatuan yang terkoyak. Juga ikhtiar untuk menuju kemenangan yang masih menjadi rahasiaNya."

"Allah, Jagalah ummat Muhammad Saw ini.
Jadikan kami Ummatan Waahidan yang menebar Rahmat bagi seluruh alam.
Kokohkan ikatan kami, dibawah naungan Syariah Islam Kaafah." (Firda, 2/12/2019). Wallahu a'lam bishawab.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post