Duka Wamena Duka Kita

Oleh : Anna Ummu Maryam
( Penggiat Literasi Aceh )

Simpati dan uluran tangan terus mengalir untuk para pengungsi kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Tak hanya dari berbagai wilayah di Indonesia, warga setempat juga memberikan bantuan bagi para pengungsi.(Republoka.co.id, 3/10/2019)

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta para pengungsi kembali ke tempat tinggal mereka di Wamena. Sebab, kondisi Wamena sudah mulai kondusif.

“Ayo kembali ke Wamena, karena kami menjaga keamanan seluruh warga,” kata Kapolda seperti dikutip Fajar.co.id (Jawa Pos Group), Rabu (2/10).

Warga Mengungsi Terus Berdatangan

Warga pendatang di Papua cukup beragam. Seperti sebanyak 293 warga Sumatra Utara (Sumut) masih mengungsi di sejumlah titik evakuasi korban kerusuhan Wamena , Papua. Ratusan warga perantau tersebut tersebar di lima posko pengungsian.

Hasilnya, dari 293 orang pengungsi tersebut sebanyak 85 persen menyatakan ingin pulang ke Sumut dan 15 persen minta ke luar Wamena (Sulawesi-Jawa-Jakarta).

Tentu kondisi ini sangat memprihatinkan, karena ketidakjelasan status mereka yang terus berada di daerah pengungsian. Ketakutan masih terus menghantui mereka sehingga masih terasa berat untuk kembali ke rumah. 

Kehadiran pemerintah dalam situasi ini sangat diperlukan sebagai tempat rakyat memperoleh keamanan. Tindakan pembakaran hingga pembunuhan harusnya segera diselesaikan.

Karena tindakan ini telah merenggut nyawa manusia tanpa salah dan membuat ratusan orang mengungsi karena keadaan yang terkendali.

Pemerintah harusnya bersikap bijak dengan segera melakukan rapat dengan pemuka tokoh yang ada di wamena dalam menyelesaikan konflik ini. Dan menangkap pelaku pembunuhan dan pembakaran rumah warga serta fasilitas lainnya.

Agar pihak-pihak yang punya kepentingan tertentu tidak memanfaatkan moment ini untuk melakukan pemisahan wilayah dengan mengatasnamakan warga. Inilah yang harusnya diantisipasi oleh negara.

Sistem kapitalis demokrasi inilah sebenarnya yang menjadi biang keladi pertikaian marak terjadi di pelosok negeri. Keamanan warga negara dan tercukupinya kebutuhan dan fasilitas tidaklah terjamin dalam sistem ini.

Keamanan dan pengamanan hanya dimiliki oleh para konglomerat bukan rakyat. Sehingga yang paling terjaga adalah orang kaya saja. Sedangkan rakyat melindungi dirinya sendiri hal inilah yang membuat rentan terjadinya pertikaian.

Kepedulian pemerintah pun dalam sistem ini amat minim. Ini terlihat dari fasilitas yang tidak memadai sehingga rentan terjadi kecemburuan sosial dimana di wilayah kota sangat berbeda jauh dengan apa yang ada di desa.

Rakyat Akan Sejahtera Dalam Sistem Islam.

Sistem Islam adalah sistem yang berasal dari Pencipta yang mengetahui bagaimana solusi dalam menyelesaikan permasalahan manusia.

Dalam pandangan Islam setiap warga Negara berhak mendapatkan penjaminan dalam hal keamanan, kesehatan dan pendidikan yang memadai.

Sehingga negara harus berusaha memberikan semuanya sebagai bentuk tanggung jawab sebagai penguasa.

Dalam Islam penguasa dan seluruh aparatur negara adalah pelayan dalam mengurusi segala masalah ratyat. Karena inilah tugas utamanya.

Negara adalah pelindung rakyat dan pemberi keadilan terhadap hal-hal yang terjadi yang merusak kerukunan dan persatuan rakyat.

Negara berwenang untuk menangkap pelaku dan menjatuhi hukuman sesuai tindakan kejahatan yang dilakukan oleh siapapun bahkan bukan oleh warga negaranya.

Islam menolak campur tangan asing dalam menyelesaikan permasalahan negaranya. Karena itu bukanlah wewenang mereka.

Kehadiran dan kesigapan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan adalah bukti kehadiran negara dengan penyelesaian yang tepat sasaran dan mengetahui bagaimana menghentikan masalah tersebut.

Post a Comment

Previous Post Next Post