Gelar “Raja Indrapura” Youdhi Prayogo Dipertanyakan

Nn, Pessel -- Penobatan gelar Youdhi Prayogo sebagai Raja Indrapura yang dilaksanakan di Hotel Inna Muara pada tanggal 1 Desember 2012, ternyata  masih jadi tanda tanya besar di kalangan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan, maupun di kalangan Raja dan Sultan di Indonesia.

Pasalnya, Sultan terakhir pada kerajaan Indrapura adalah Sultan Rizalsyah Mustapura Bin Sultan Mustafa Bin Sultan Iradat yang dinobatkan pada tahun 1976 oleh masyarakat sebagai pucuk pimpinan adat kampung dalam Indrapura.

Hal ini ditegaskan Putri Dewi Surya Rahma Ayu  putri ke empat dari Sultan Zainal Rizalsyah Mustapa yang bergelar Sultan Inayatsyah di Painan beberapa waktu lalu..

Berdasarkan silsilah yang dimiliki, Sultan Mustapura Bin Sultan Mustafa Bin Sultan Iradat memiliki enam putra–putri, mulai dari Pangeran Sesri Arira Jaya Putra (Alm),  Pangeran Taupan Pura, Putri Candar Dewi Cakradewasa, Putri Dewi Surya RA, Pangeran Brahmah Yendra Laksana dan Pangeran Sesri Antikapura. Pada tahun 1987 Sultan Rizalsyah meninggal dunia karena kecelakaan.  Semenjak tahun 1987 belum ada lagi penobatan Sultan di  Indrapura seperti yang dilaksanakan pada tahun 1976. Tidak ada penyerahan tahta kerajaan dari siapa kepada siapa, yang diakui oleh pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat  Adat Kesultanan Indrapura.

Artinya, “pengangkatan Youdhi Prayogo sebagai Sultan atau Raja Indrapura tidak sah adanya”. Yang ironisnya dari garis keturunan ranji Kesultanan Indrapura, Youdhi Prayogo bukanlah keponakan atau anak dari Sultan atau Raja dari Kesultanan Indrapura yang sebelumnya, dan Youdhi Prayogo Bin Dalijo adalah cucu dari kakak perempuan Sultan Zainal Rizalsyah Mustapura Gelar Sultan Inayatsyah. Maka jelas tidak berhak Youdhi menjadi Raja, apalagi menobatkan gelar kesultanan untuk orang lain, atau bangsa lain.

“Sesuai menuscrip Ranji Silsilah Kesultanan Indrapura dan barang-barang pusaka kerajaan di pegang dan disimpan oleh Sultan Zainal Rizalsyah Mustapa Gelar Sultan Inayatsyah semasa hidupnya. Kemudian dua hari setelah beliau wafat (1987), datang Sultan Burhanuddin menemui Ibunda dari Putri Dewi Surya Rahma Ayu merayu minta menuscrip Ranji Silsilah ranji asli kesultanan. Datang lagi hari ke 7 baru diserahkan Ibunda Putri Dewi Surya Rahma Ayu Ranji silsilah asli kerajaan kepada Sultan Burhanuddin. Selanjutnya menuscrip Ranji Silsilah Kesultanan Indrapura tsb diserahkan kepada Sultan Iradat diserahkan lagi kepada Sultan Mustapa, kemudian oleh Sultan Mustapa diserahkan pula kepada Sultan Zainal Rizalsyah Mustapa Gelar Sultan Inayatsyah, “ ungkap Putri Ayu.

Dilain hal sebagai pewaris terahir kerajaan Indrapura adalah Sultan Zainal Rizalsyah Mustapura Gelar Sultan Inayatsyah juga pucuk adat kampung dalam  Indrapura yang dinobatkan pada tahun 1976, berhak memakai gelar Sultan didepan namanya.

Penobatan Youdhi Prayogo, adalah pemalsuan batang ranji raja - raja kesultanan kerajaan Indrapura. Selain itu pada acara pengukuhan Youdhi Prayogo tidak ada satupun pejabat daerah kabupaten, pemerintah provinsi Sumatera Barat, apalagi Muspika di tingkat kecamatan, lembaga adat, Kerapatan Adat Nagari (KAN) Indrapura dan Lembaga Kerapatan Adat  Minangkabau Sumatera Barat serta Daulat Pagaruyung. Kata Putri Ayu,” Itu bukanlah penobatan raja melainkan pengukuhan  waris- waris keturunan kerajaan Indrapura,” Tegasnya,“ Penobatan raja atau sultan seharusnya disaksikan oleh Pejabatan Daerah, Gubernur dan pejabat Muspika, serta Masyarakat Adat Kesultanan Indrapura dan seharusnya acara pengukuhan harus dilaksanakan di Indrapura dan disaksikan oleh waris–waris  kerajaaan dan masyarakat Indrapurah, Pancung Soal dan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan.“ 

Hal ini juga dibenarkan oleh Sultan Burhanuddin gelar Muhammadsyah, Abang tertua dari Nenek Youdi  Prayogo, saat ditemui di rumahnya di Alang Laweh Kota padang, menegaskan bahwa acara pengukuhan atau pun penobatan  Raja Sultan Youdi Prayogo di  Hotel Ina Muara pada tanggal 1 Desember 2012 rekayasa semata. Dan beliau tidak mengetahui kalau acara di hotel Ina Muara itu acara pengukuhan, karena tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu. Kata salah satu putri Sultan Badaruddin,” Youdhi Prayogo cs menjemput dan mengantar Sultan Burhannudin dengan di gendong pada malam hari sekitar pukul 24.00 WiB, sa’at mengantarkan kembali hanya sampai di depan rumah pada pukul 24.00 WiB besoknya (02-12-2012).

Sekali lagi ditegaskan Sultan Badaruddin dengan kata terputus-putus, katanya,” Acara yang digelar di Hotel Ina Muara bukanlah  acara penobatan Raja ataupun Sultan, melainkan hanya pengukuhan waris–waris keturunan kerajaan Indrapura saja.” Tegasnya. Win

Previous Post Next Post