Ibu adalah tempat paling aman bagi sang buah hati, dan betapa peran ibu sangatlah vital bagi tumbuh kembang generasi.Ibu merupakan madrasah pertama dan utama yang akan mengenalkan dunia ini kepada mereka.Selain ayah,peran ibu jugalah yang dapat membentuk karakter serta perilaku yang kelak akan menjadi apa sosok generasi yang lahir dari rahimnya. Akan tetapi mirisnya, kita menyaksikan bahwasanya saat ini peran utama seorang ibu teramputasi dengan berbagai gempuran pemikiran bobrok dan problematika yang semakin kompleks termasuk diantaranya kemiskinan, perselingkuhan hingga sampai pada perceraian yang bisa memantik terjadinya guncangan yang menimpa para ibu sehingga mengantarkannya pada perbuatan diluar nalar.
Ibu yang seharusnya menjadi tempat berlindung bagi sang buah hati hari ini seakan menjadi tinggal kenangan indah ditengah maraknya kasus perdagangan bayi yang dilakukan oleh seorang perempuan yang bernama ibu. Ibu, yang dahulu senantiasa dapat melahirkan generasi hebat, sekarang justru menjadi monster mengerikan yang siap menggadaikan kasih sayangnya dengan sedikit cuan karena jeratan kemiskinan ekstrim juga gaya hidup yang melanda negeri ini serta menjadi problem gunung es yang tiada henti. Seperti yang baru- baru menghebohkan jagat maya dengan maraknya kasus ibu yang menjual bayinya.
Seperti dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyebut bahwa terungkapnya kasus perdagangan bayi oleh Polres Metro, Jakarta Barat merupakan fenomena gunung es. Menurutnya, meskipun terdapat lima bayi yang diamankan dalam perdagangan gelap tersebut, masih banyak kasus serupa yang belum terungkap lantaran tidak tercium aparat berwenang.Juga dilansir dari Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebutkan, para ibu yang menjual anak atau bayinya umumnya berasal dari kelompok rentan secara ekonomi."Ya, tentu kalau melihat profil dari para ibu anak-anak ini dan modus yang tadi disampaikan, memang ini adalah kelompok-kelompok perempuan rentan (secara ekonomi)," kata Asisten Deputi (Asdep) Perlindungan Khusus Anak dan Kekerasan Kementerian PPPA, Ciput Eka Purwanti dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat.Sebelumnya, Polres Jakarta Barat telah menetapkan seorang ibu berinisial T (35) asal Tambora, Jakarta Barat sebagai tersangka dalam kasus perdagangan bayi pada 19 Januari 2024.
Kapitalisme menghilangkan naluri keibuan
Kemiskinan telah menganulir kondisi mental banyak perempuan di negri ini sehingga naluri keibuan mereka hilang yang akhirnya dengan tega menjual bayinya demi memenuhi kebutuhan perut yang memang pada faktanya hari ini harga - harga pangan semakin mahal. Belum lagi akses kesehatan juga pendidikan semakin tidak terjangkau oleh rakyat kecil, yang pada akhirnya melahirkan tindak kejahatan semakin meningkat dan menjadikan kaum ibu gelap mata terhadap masalah yang dihadapi.
Paradigma sekuler merenggut naluri keibuan
Kondisi rentan kemiskinan telah mengakibatkan hilangnya naluri keibuan. Kapitalisme dengan sistem kehidupan yang membuat seseorang menjadi serakah yang berimplikasi pada kekayaan yang bertumpu pada segelintir orang saja. Hal tersebut mengakibatkan kesenjangan antara si miskin dengan si kaya semakin menganga.Begitu juga lemahnya Iman dan hilangnya rasa takut kepada Allah SWT adalah akibat dari penerapan aturan sekularisme yakni memisahkan agama dari kehidupan yang sampai hari ini merajai pemikiran kaum muslimin termasuk kaum ibu. Betapa tidak, naluri kasih sayang serta kelemahlembutan yang dianugerahkan oleh Allah SWT seakan hilang dan berganti dengan kebengisan dan keputusasaan. Seorang ibu yang seharusnya membimbing anaknya mengenal Allah SWT, mencintai kebaikan serta mengantarkan mereka jadi pejuang justru berbalik menjadi raja tega. Sekulerisme juga merusak ruang hidup generasi sehingga mereka tidak lagi mengenal nasabnya yang berakibat munculnya kasus inces yang dilaknat oleh Allah SWT. Dengan demikian, masihkah kita berharap kepada sebuah aturan yang rusak dan tidakkah kita mau melirik sistem alternatif yang mengembalikan marwah kaum ibu dan mengantarkan pada generasi yang cemerlang?
Ibu dan generasi sejahtera dalam naungan Islam
Syari'ah Islam sebagai sebuah sistem kehidupan sangatlah kongrit dan detail dalam menyelesaikan setiap problematika yang senantiasa muncul seiring dengan perkembangan zaman, termasuk dalam hal penjagaan terhadap perempuan dan ibu generasi (ummu ajyal) yang memang layak dimuliakan karena perannya yang sangat penting dalam menjaga keberlangsungan sebuah generasi. Oleh sebab itu,sistem Islam telah menyiapkan tiga pilar penting yang harus terealisasi demi terciptanya sebuah kehidupan yang mulia dan kesejahteraan yang dapat dirasakan oleh seluruh komponen umat dan bangsa. Yang pertama adalah ketakwaan individu Seorang ibu yang takut kepada Allah SWT tidak akan mungkin melakukan sesuatu yang akan mendatangkan murka Allah SWT. Ia akan mempersembahkan waktu dan kehidupannya untuk ketaatan bukan kemaksiatan. Yang kedua adalah kontrol masyarakat. Suasana keimanan yang dibangun ditengah masyarakat Islam akan mencegah setiap penyimpangan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dengan adanya kewajiban aktivitas amar makruf nahi mungkar. Yang ketiga adalah peran negara. Khalifah sebagai pemimpin wakil sekaligus pelayan umat memiliki kewajiban memelihara setiap urusan individu rakyatnya termasuk melakukan penjagaan terhadap fitrah naluri keibuan sehingga terwujud kemaslahatan dan kebaikan ditengah masyarakat yang kesemuanya dalam rangka mengawal proses pembentukan generasi bermental pejuang.
Ada beberapa mekanisme yang seharusnya dilaksanakan oleh penguasa (khalifah) sebagai wakil umat untuk mewujudkan hal tersebut. Diantaranya:
1.Islam menjadikan negara wajib mewujudkan kesejahteraan individu per individu. Yakni dengan mewajibkan penafkahan ada pada laki-laki atau kepala keluarga sehingga para ibu tidak berat memikirkan lemahnya perekonomian keluarga dan akan lebih fokus terhadap pendidikan putra-putrinya.Adapun sumber nafkah yang diatur oleh syari'ah Islam adalah bahwasanya Islam mewajibkan laki-laki untuk bekerja dan negaralah yang akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya dengan mekanisme pengelolaan kekayaan alam ada pada negara dan haram hukumnya diserahkan kepada swasta apalagi asing.Dengan penerapan sistem kepemilikan umum(tambang yang tidak terbatas, hutan,air) yang telah dijelaskan oleh syara' , maka seluruh hasil dari sumber daya alam bisa dipergunakan untuk merealisasikan kesejahteraan serta kemakmuran seluruh warga negara tanpa terkecuali.Khalifah juga akan menghapus seluruh praktik ribawi yang selama ini telah menghancurkan ekonomi dunia.
2.Islam juga memiliki sistem Pendidikan yang mencetak individu yang beriman dan bertakwa, sabar dalam menghadapi ujian, menjauhi kejahatan dan saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Kurikulum yang diterapkan oleh negara harus berbasis pada aqidah Islam yakni membentuk pribadi - pribadi yang bersyakhshiyah Islam. Para perempuan calon ibu dididik untuk menjadi pencetak generasi yang tangguh, pejuang, dan terdepan dalam penguasaan teknologi dalam rangka melahirkan para ulama sekaligus ilmuwan agung yang dahulu peradaban emas pernah ditorehkan oleh anak-anak kaum muslimin.
3.Islam mewajibkan negara untuk memberikan pelayanan kesehatan yang murah bahkan gratis kepada seluruh warga negara termasuk kaum ibu agar ketika dirinya ataupun keluarganya menderita sakit tidak bingung bahkan kalau hari ini ada yang tega membunuh anaknya karena tidak kuat dengan beban hidup yang semakin menghimpit diantaranya adalah karena mahalnya biaya kesehatan dan minimnya pelayanan bagi orang miskin.
4.Islam juga memiliki system sanksi yang tegas dan memberikan efek jera sehingga mencegah orang melakukan tindak kejahatan. Terkadang dengan emosi yang tidak terkendali menghilangkan akal sehat dan hilangnya naluri seorang ibu. Oleh sebab itu, negara sudah menyiapkan sanksi yang mendidik (ta'dzib) agar setiap pelaku kejahatan jera dan tidak mengulanginya lagi.
Demikianlah, betapa kesempurnaan sistem Islam (Khilafah) mampu melahirkan peradaban emas yang memanusiakan manusia. Dan hanya dengan kembali kepada syari'ah Islam yang mulia naluri seorang ibu akan bisa dikembalikan sesuai dengan fitrahnya.
Wallahu'alam bi ash-showab.
COMMENTS