Pariwisata Sebagai Sarana Dakwah Mengkokohkan Keimanan Umat


Oleh : Halimatus Sa'diah S.Pd


Saat ini pariwisata di Indonesia menjadi sektor andalan dalam pemulihan ekonomi. Pariwisata merupakan salah satu sektor menyumbang devisa terbesar bagi negara. Tak ayal keberadaan nya saat ini sangat di jaga dan di dukung penuh dalam pembangunannya.



Di lansir dari kaltimpost.id(10/02/2024), Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur Nurullah mengungkapkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan fasilitas di wilayah Pulau Miang untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kecamatan Sangkulirang. Beliau mengatakan akan memfokuskan di kecamatan Sangkulirang ini yaitu pulai Miang akan dibangun sebagai akses penunjang pariwisata. Dan pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut kini menjadi program prioritas dan menjadi salah satu sektor pariwisata Kutai Timur. 



Nurullah juga berharap dengan adanya sektor pariwisata di beberapa wilayah Kutai Timur, nantinya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di luar dari sektor pertambangan.



Sementara, Sekretaris Camat Sangkulirang Cipto Buntoro membenarkan hal tersebut. Saat ini di sektor pariwisata, pihaknya fokus pengembangan di Pulau Miang. Beliau mengatakan pembiayaan sumber dananya juga ada dari APBN. Beliau berharap ke depannya betul-betul ada perhatian serius, baik dalam pengelolaan karena untuk saat ini sudah banyak pengunjung, dan pelaksanaan kegiatan bimbingan teknologi (bimtek). Untuk wisatawan saat ini masih domestik, baik dari lokal maupun luar kota.



Soal kekayaan alam Kutai Timur memang komplet, mulai dari migas, batu bara, emas, hingga kawasan karst yakni Karst Sangkulirang-Mangkalihat. Kawasan ini bernilai konservasi tinggi mulai dari aspek seni, hukum dan geografi. Dengan segala potensi yang dimiliki itu, Pemerintah Kutim pun merilis slogan baru, yakni "Magic Land". Seharusnya Kutai timur tidak perlu lagi berharap pada sektor lain. Kutai Timur kaya akan sumber Daya Alam Ekonomi (SDAE) namun korelasi terhadap kesejahteraan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru masih berharap pada sektor pariwisata. Inilah bukti kegagalan sistem kapitalisme sekuler sehingga tata kelola SDAE gagal dinikmati. Dalam kacamata sistem Kapitalisme, pariwisata bukan sekadar upaya mengakhiri kemiskinan, tetapi hegemoni negara kapitalis. Fakta di atas memperlihatkan bagaimana pembangunan sarana prasarana pariwisata tidak hanya untuk mendatangkan keuntungan materi tetapi juga sebagai akses kemudahan untuk terus mengeksploitasi SDAE di Kutai Timur.



Harapan pariwisata bisa meningkatkan ekonomi masyarakat pun nyatanya masih angan-angan. Hal yang terjadi justru menjadikan masyarakat tergantung pada sektor pariwisata, padahal Kutai Timur memiliki kekayaan SDAE yang secara nyata mampu menyejahterakan rakyat.



Di dalam Islam Pariwisata bukanlah suatu hal yang dapat di jadikan sumber pendapatan negara. Islam tidak akan berharap pada Pariwisata. Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah di negeri ini sudah lebih dari cukup untuk membiayai kepentingan rakyat, baik itu fasilitas umum atau pun kebutuhan individu. Sehingga, sektor pariwisata tidak akan dikomersialkan, namun dikembalikan kepada fungsinya.



Pariwisata dalam Islam, yakni sebagai sarana dakwah dalam mengkokohkan keimanan umat. Objek wisata akan dibangun dan didesain untuk membuat manusia tunduk dan takjub ketika melihat keindahan alam juga kekhasan budayanya. Maka jelas, tujuannya bukan untuk mencari keuntungan. Membangun kesejahteraan manusia membutuhkan sistem sahih, yakni Islam yang diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Karena dalam sejarah keemasannya, Islam terbukti mampu menghantarkan peradaban juga manusianya kepada kemuliaan.



Masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz misalnya. Dengan riayah yang luar biasa pada masanya, tak ada satu orang pun yang bersedia menerima zakat, termasuk tawaran biaya menikah untuk para pemuda yang hendak menikah. Tetapi, semuanya mampu memenuhinya sendiri. Kondisi ini tentu dikarenakan keuangan negara sangat melimpah, kesejahteraan merata, aset pengelolaan SDA terus bertumbuh, dan keamanan terjaga. Begitu lah Islam dengan mumpuni menjamin kesejahteraan masyarakat dengan tata kelola SDA yang sesuai syariat.



Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi umat saat ini selain memperjuangkan kembali tegaknya Islam di muka bumi ini, demi terwujudnya kesejahteraan yang hakiki. Bukan hanya itu, semua permasalahan kehidupan yang kini ada di kehidupan umat manusia, hanya bisa tuntas jika dikembalikan penyelesaiannya kepada Islam.



Wallahu a'lam bish shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post