Aktivis muslimah ngaji
Para pejuang Palestina Brigade Al-Qassam semakin menunjukkan kehebatannya melawan Pasukan Israel.
Mereka membantai perlawanan Israel di Ashdod hingga menimbulkan korban jiwa. Tentara Israel yang menjadi korban pun kemudian dibawa menggunakan helikopter.
Dalam video yang beredar di akun X, terlihat Pasukan Israel tiba di halaman Rumah Sakit Assuta di Ashdod. Mereka diduga membawa tentara yang tewas dan terluka parah. Belum diketahui berapa jumlah korban dalam peristiwa ini. Namun beberapa dari mereka tampak langsung dipindahkan ke rumah sakit menggunakan hospital bed (kaltim.tribunnews/2023/10/13).
Aktivis Kemanusiaan dari International Networking for Humanitarian (INH) untuk Palestina Muhammad Husein mengajak negara-negara Arab bersatu mengirimkan militernya untuk mengimbangi militer dari Amerika dan Inggris di Palestina.
Pemerintah Indonesia ini harus kirimkan bantuan terbaik yang bisa diberikan, ajak negara-negara dunia, untuk buat satu bantuan masif untuk dibawa ke Gaza, untuk mengimbangi militer yang dibawa oleh Amerika dan Inggris" tegasnya. Ummat muslim terus melakukan aksi dukungan terhadap Palestina. Dari berbagai belahan dunia pun dalam berbagai bentuk dukungan, terus menyuarakan kebebasan untuk Palestina. Dari barisan timur tengah yang memiliki kesamaan budaya, dukungan banyak berbentuk kekuatan militer seperti faksi-faksi atau kelompok jihad yang turut dalam melakukan penyerangan kepada Israel.
Dari kalangan muslim Asia bantuan banyak berupa suplai logistic dan materi, juga sumber daya manusia yang dikirimkan ke lapangan untuk memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat Palestina. Ada juga bantuan non-materi berupa doa dan dukungan dari masyarakat muslim di berbagai belahan dunia lainnya. Semua itu merupakan bentuk kepedulian dan bukti keimanan dalam diri seorang muslim.
Terlebih Allah dan RasulNya telah mengistimewakan Palestina dalam banyak hal. Sehingga perhatian terhadap Palestina merupakan keniscayaan bagi setiap muslim. Lantas tidakkah kita bertanya dalam hati seberapa efektifkah bantuan-bantuan tersebut mampu mengentaskan penderitaan masyarakat Palestina selama ini?
Kita tahu, peperangan Palestina-Israel tidak terjadi sekali atau dua kali. Peperangan tersebut terjadi berkali-kali selama rentang puluhan tahun (sejak 1948 sampai hari ini) dan telah menewaskan banyak nyawa dari kalangan muslim. Bantuan obat, makanan dan pasukan/tentara mujahid dalam faksi-faksi kecil adalah solusi jangka pendek yang akan mengobati luka dalam sesaat. Bantuan tersebut juga tidak mampu menghentikan penjajahan Yahudi di tanah Palestina.
Padahal yang Palestina inginkan adalah kebebasan, yakni ketiadaan penjajah di tanah mereka. Mereka menghendaki bala bantuan dalam kapasitas negara yang memiliki kekuasaan penuh dalam mengendalikan pasukan, bukan kelompok/organisasi yang kewenangannya dengan mudah dapat dilumpuhkan oleh kekuatan negara barat atau organisasi internasional.
Mereka menginginkan kehidupan yang tenang di tanah kelahiran mereka tanpa kehadiran penjajah yang menodai kehormatan mereka. Karena merdeka pada hakikatnya adalah lepas dari perbudakan terhadap manusia, dan itulah yang Palestina kehendaki. Dalam hal ini kita gagal memahami maksud yang mereka -Palestina- inginkan. Mereka sejatinya menginginkan persatuan kaum muslimin di seluruh dunia dan memanggil para mujahid muda melawan penjajah Yahudi dan membebaskan mereka.
Mereka menghendaki kekuatan militer Islam yang dapat melumat kekuatan kafir penjajah dan menghancurkan antek-anteknya yang selama ini menyusun makar untuk menghancurkan Islam. Persatuan yang dilandasi akidah Islam itulah yang akan mentriger pemuda muslim untuk bersegera memenuhi hak Allah terjun ke medan jihad, menghancurkan kezaliman, melenyapkan kecongkakan Yahudi mencabut penjajahannya atas tanah Palestina dan mengembalikan kesuciannya.
Namun demikian, persatuan tersebut mustahil terjadi tanpa adanya komando dari seorang pemimpin. Kita dapati negeri-negeri Islam tidak satu suara dalam memberikan dukungan kepada Palestina. Pemimpin-pemimpinnya pun setengah hati memberikan respon atas hal ini. Ada yang diam, ada yang sekedar mengecam ada pula yang menjanjikan bantuan pasukan.
Sehingga masyarakatnya pun hanya bisa turun ke jalan-jalan melakukan aksi solidaritas, tidak lebih dari itu. Meskipun berakidah satu, tapi bentuk dukungan mereka tidak bersatu. Padahal kesatuan ummat muslim ibarat satu tubuh sebagaimana perkataan Rasul dalam hadis sahih Bukhari Muslim, dari Nu’man bin Basyir, beliau bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).”
Persatuan atas akidah Islam juga dapat kita saksikan tatkala Rasul mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka bersekutu dalam kemaslahatan Islam. Tidak ada tabir atau penghalang yang membatasi mereka untuk saling menebar kebaikan dan membantu satu sama lain.
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshâr) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu) (Al-Hasyr/59 : 9).
Oleh karenanya kita, ummat muslim Palestina dan non Palestina, sedang menunggu persatuan itu. Persatuan yang menyatukan ummat muslim sedunia layaknya Muhajirin dan Anshar yang saling mencintai karena Allah dan RasulNya, tanpa memandang sekat teritori yang ambigu. Juga persatuan yang menghadirkan Shalahuddin, sang pembebas, bersama pasukannya yang mengembalikan kehormatan agamanya. Yakni persatuan barisan para mujahid yang di pimpin oleh satu pemimpin yang taat dan ditaati, yang dengannya atas izin dan pertolongan Allah, Palestina kembali suci. Wallahu’alam bishshawab.