Di tanah air kita sudah menjadi rutinitas setiap tanggal 10 Nopember selalu diperingati sebagai hari pahlawan. Pahlawan dipahami sebagai orang yang rela berkorban demi kepentingan orang lain. Dia akan melakukan apa saja untuk menolong orang yang membutuhkan bantuan.
Dari situs resmi Kemensos, tema hari pahlawan tahun ini 2023 adalah “ Semangat pahlawan untuk masa depan bangsa dalam memerangi kemiskinan dan kebodohan”. Hal ini berkaitan erat dengan peristiwa heroik pertempuran di Surabaya pada tahun 1945. Pertempuran ini adalah konflik militer yang terjadi antara pasukan Indonesia dengan pasukan Belanda.
Di zaman dahulu masa penjajahan maka akan lebih terasa nuansa kepahlawanan karena musuh sudah sangat jelas kelihatan. Berjuang untuk mengusir para menjajah dengan pengorbanan dan keiklasan yang luar biasa. Pengorbanan harta benda, waktu, bahkan nyawa akan mereka serahkan agar bisa meraih kemerdekaan. Perbuatan nyata yang akan dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi masyarakat. Mengharumkan nama bangsa karena jasanya.
Pada faktanya banyak para pahlawan yang telah berjasa seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Cik Ditiro, Pangeran Antasari, Pattimura, Bung Tomo dan lainnya, mereka berjuang melawan penjajah. Para pahlawan ini sebenarnya tidak mengenal namanya nasionalisme mereka berjuang dengan dorongan akidah Islam karena penjajah sudah mulai berani menginjak harga diri mereka sebagai manusia dan mau merebut tanah kelahiran mereka.
Zaman sekarang yang serba kapitalistik makna pahlawan terasa akan sulit didapatkan, karena sudah banyak yang melakukan perjuangan tanpa keiklasan walaupun perjuangan yang dilakukan tidak lagi untuk mengusir penjajah akan tetapi untuk mengisi kemerdekaan, karena niatnya kebanyakan untuk mencari popularitas/ketenaran, sensasi, tak ketinggalan ajang mencari uang. Sudah banyak tujuan melenceng dari arah perjuangan yang sejatinya yang disebut pahlawan.
Menghormati dan menghargai jasa para pahlawan bukan hanya setiap tahun dilakukan seremonial belaka ataupun teratur di sekolah-sekolah menyanyikan lagu-lagu bernapaskan kepahlawanan apalagi dibuatkan patung dengan tujuan untuk mengenangnya, sebenarnya bukan itu yang dimaksud karena yang demikian malah akan menghilangkan makna esensi kepahlawanan. Seandainya para pahlawan ini bisa ditanya mereka juga tidak akan mau dihormati yang berlebih-lebihan, mereka juga tidak meminta dipuja-puji sedemikian rupa, Akan tetapi yang mereka inginkan dengan menjalankan pembangunan pemerintahan negeri ini dengan benar yang sesuai syariah dengan aturan yang berikan oleh Yang Maha Pengatur yaitu Allah Subhanahu Wataala karena hanya aturan-Nyalah yang paling baik sesuai dengan fitrah dan menentramkan akal dan jiwa. Dikelola secara professional disertai memiliki akhlak mulia sehingga jauh dari kesan tindakan yang menyalahi aturan, seperti melakukan korupsi, kezaliman dan sebagainya yang merugikan rakyat.
Pahlawan dalam Islam sesuai dengan QS Al Baqarah: 154 adalah orang yang berani memperjuangkan Islam sampai ia menang atau mati. Orang yang berjuang inipun tidak akan memperdulikan apakah ia bakal mendapatkan penghargaan atau tidak dari manapun dan siapapun, yang mereka harapkan hanyalah keridaan dari Allah Subhanahu Wataala. Aqidah Islam dan syariah yang dijadikan landasan motivator dalam perjuangan, bukan untuk kelangsungan rasa nasionalisme karena di dalam Islam tidak ada yang namanya nasionalisme, berjuang hanya untuk mengangkat dan membumikan Islam lalu berusaha menjalankan Islam secara kaffah.
Dalam Islam, peradaban telah banyak mengukir sejarahnya yang begitu gemilang, dengan melahirkan negerasi-generasi tangguh pahlawan sejati seperti Umar bin Khattab seorang tangguh luar biasa, Ali bin Abi Thalib yang muda sangat pemberani, Saad bin Abi Waqqash panglima yang menundukan Persia sniper yang luar biasa, Khalid bin Walid yang di dalam peperangan tidak terkalahkan, Abu Ubaidah bin Zarrah sang pelindung Rasulullah yang rela kehilangan giginya. Masih banyak pejuang dan pahlawan sejati yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena begitu banyaknya dan dedikasi mereka di dalam Islam sudah tidak perlu diragukan lagi.
Islam sangat memperhatikan bagaimana generasinya memiliki karakter Islami yang berjiwa pemimpin. Generasi yang bersykhshiyah Islamyiah atau yang berpola pikir dan bersikap yang Islami, itulah yang sebenarnya pahlawan sejati. Wallahu a’lam.