Belakangan ini dunia pendidikan sedang dalam kondisi yang memprihatinkan, mengapa? Karena output Pendidikan masih minim teladan dan rendahnya akhlak pelajar, baru-baru ini viral aksi siswa yang membully gurunya di salah satu sekolah SMAN di maluku (14-08-2023), kemudian kasus yang sama dialami oleh seorang guru di kab. Rejang Lebong Bengkulu (1-08-2023), yang bola mata guru pecah diketapel orang tua murid. Sederet kasus diatas hanya mewakili sekian banyak kasus, tidak terkecuali di kaltim pun mengalami hal serupa minim teladan dan menurunnya akhlak pelajar.
Hal ini pun di sorot oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengajak seluruh guru di Kalimantan Timur dari berbagai tingkatan untuk menjadi teladan, terlebih dalam pendidikan karakter bagi pelajar. Hal itu penting untuk menciptakan mutu pendidikan yang berakhlak.
Namun seruan tersebut tentulah sangat diperlukan, hanya saja kitapun perlu memahami apa sebenarnya yang menjadi akar masalah sehingga dunia Pendidikan minim teladan dan akhlak. Seperti apa solusinya?
Akibat Sistem Pendidikan Sekuler?
Masalah pendidikan ibarat lingkaran yang berputar dan berulang. Setiap tahun selalu ada catatan buruk mengenai sistem Pendidikan, mulai dari pembullyan, pencabulan, tawuran, bahkan pembunuhan mewarnai dunia Pendidikan kita hari ini. Inilah produk sistem pendidikan sekuler. Semua berawal dari penerapan sekularisme di lingkup pendidikan yang memisahkan Islam sebagai aturan kehidupan. Agama sebatas pelajaran formal yang diajarkan di sekolah dengan jam minim. Agama (Islam) hanya dikenal pada peringatan hari besar. Islam tidak menjadi dasar dan acuan dalam pendidikan. Alhasil Output dari sistem pendidikan yang masih berbasis sekuler pada akhirnya tidak mampu wujudkan guru teladan dan siswa berakhlak. Berbagai macam problem pendidikan saat ini output jauh dari teladan dan siswa berakhlak.
Mari berfikir sejenak, sudah sering negeri ini berganti kurikulum, tetapi faktanya output pendidikan tidak menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Krisis adab menggejala, dekadensi moral merebak, dan generasi jatuh pada jurang kenistaan parah. Revolusi mental dan program nawacita berbasis pendidikan karakter yang dibangga-banggakan juga tidak berdaya menghadapi problematik pendidikan yang makin pelik. Sebaik apa pun program pendidikan, jika nafas pendidikan masih berasas sekuler, tidak akan terwujud yang namanya guru teladan dan generasi berkualitas.
Islam Mewujudkan Generasi Yang Hebat
Banyak kaum muslimin yang belum memahami bahwa mereka punya perdaban yang mulia terpancar dari ideologi islam. Sudah saatnya kita wajib melihat dan mencari tahu rahasia perdaban islam yang telah lama terkubur, karena dari perdaban ini bukan hanya lahir guru teladan, dengan segudang ilmunya, tapi juga lahir generasi cemerlang yang menjadi salah satu kekuatan peradaban islam saat itu, karena mereka tumbuh dari sistem pendidikan yang dilandasi aqidah islam.
Kegemilangan Islam dan peradabannya di pentas dunia membuat Barat segan terhadapnya. Ini karena faktor keberhasilan mereka adalah keimanan dan keilmuannya. Negara melaksanakan sistem pendidikan berbasis Islam, ditopang sistem ekonomi Islam yang menyejahterakan dan kebijakan yang bersumber pada syariat Islam. Alhasil, seluruh lapisan masyarakat merasakan hak pendidikan di semua jenjang secara gratis tanpa dipungut biaya.
Dalam Islam, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses manusia menuju kesempurnaan sebagai hamba Allah Swt. Dalam Islam ada sosok Rasulullah Muhammad saw. yang wajib menjadi panutan seluruh peserta didik. Ini karena Allah Swt. Berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh pada diri Rasulullah saw. itu terdapat suri teladan yang baik.” (QS Al-Ahzab [33]: 21).
Keberadaan sosok Rasulullah SAW inilah yang menjadi salah satu ciri pembeda pendidikan Islam dengan sistem pendidikan yang lain. Karena itu dalam sistem pendidikan Islam, akidah Islam harus menjadi dasar pemikirannya. Sebabnya, tujuan inti dari sistem pendidikan Islam adalah membangun generasi yang berkepribadian Islam, selain menguasai ilmu-ilmu kehidupan seperti matematika, sains, teknologi dll.
Hasil belajar (output) pendidikan Islam akan menghasilkan peserta didik yang kukuh keimanannya dan mendalam pemikiran Islamnya (tafaqquh fiddin). Pengaruhnya adalah keterikatan para pendidik dan peserta didik dengan syariat Islam. Dampaknya adalah terciptanya masyarakat yang bertakwa, yang di dalamnya tegak amar makruf nahi mungkar dan tersebar luasnya dakwah Islam.
Pemikiran pendidikan Islam ini tidak bisa dilepaskan dari metode penerapan (tharîqah)-nya, yaitu sistem pemerintahan yang didasarkan pada akidah Islam. Oleh karena itu, dalam Islam, penguasa bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan warganya. Sebabnya, pendidikan adalah salah satu di antara banyak perkara yang wajib diurus oleh negara.