> Kekeringan Panjang Melanda Negeri - NusantaraNews

Latest News

Kekeringan Panjang Melanda Negeri


Oleh: Mustiani 


Akhir akhir ini masalah kekering terus melanda negeri ini di tengah kota hingga pedesaanpun mengalaminya. Banyak masyarakat yang kesulitan dengan air bersih terlebih lagi masyarakat yang kehidupan sehari-harinya bertani, sehingga masyarakat saat ini mengalami penunandaan penanaman hingga kegagalan panen akibat kekeringan yang melanda. Bahkan ada masyarakat yang sampai membeli air untuk memenuhi kebutuhannya. 


Sudah puluhan tahun warga di Pangasinan RT 1 RW 13, Dusun Girimulya, Desa Binangun, Kota Banjar, Jawa Barat, kesulitan memperoleh air bersih. Air sumur milik warga tidak bisa digunakan untuk minum karena terasa asin, sementara tidak ada pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom.


Sudah lebih dari 20 tahun kami kesulitan air bersih pak, air sumur di sini asin dan tidak bisa dipakai untuk minum dan memasak," ungkap Bahtiar, warga setempat. Sebelumnya warga setempat juga juga mendapat bantuan dari pemerintah dengan menggali sumur bor sedalam 100 meter, namun air yang dihasilkannya tetap tidak layak konsumsi karena asin dan kotor. (tvonenews ,6-8- 2023 ).


Di Bogor sumur-sumur warga mengering akibat kemarau, krisis air bersih akibat musim kemarau mulai berdampak pada kesehatan warga. Salah satu penyakit yang mulai dialami warga terdampak adalah diare. Republika (12/8/2023).


Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, musim kemarau dan kekeringan di Indonesia tidak akan separah kondisi di Korea Selatan. BMKG memprediksi, kondisi kemarau tahun ini, akan seperti kekeringan pada 2019, tetapi tidak separah 2015 lalu. Saat itu, kondisi kekeringan diperburuk dengan luasnya area kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Liputan6 (12/8/2023).


Faktor pemicu


Maraknya kekeringan yang melanda negeri ini tentu disebabkan oleh kemarau panjang, dan kurangnya pemerintah untuk mengantisipasi dan mencegah jika kekeringan melanda negeri. Padahal BMKG sudah memprediksikan akan terjadi kemarau panjang tahun 2023, tapi pemerintah belum sigap terhadap peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG.

Bencana kekeringan di Indonesia 2023 melanda beberapa wilayah tanah air. 


Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hal tersebut merupakan salah satu dampak dari fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia. Mengutip dari situs resmi BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.


Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino juga memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.(Detiknews)


Air termasuk salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi umat manusia. Keberadaan UU 17/2019 sebagai langkah pemerintah untuk mengatur sumber daya air agar tetap terjaga, nyatanya aturan tersebut tidaklah menjamin air bersih bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Sebenarnya Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih besar dibandingkan daratannya. Sungguh miris, jika negeri maritim ini sampai mengalami krisis air dari tahun ke tahun. 


Ternyata jika kita ditelisik lebih jauh, ada yang salah dalam pengaturan dan pengelolaan sumber daya air ini. Dengan demikian, Indonesia wajib memiliki visi politik SDA yang orientasinya untuk kemaslahatan rakyat.


Visi yang wajib diwujudkan oleh Indonesia. Pertama, mengembalikan kepemilikan SDA pada rakyat, sebab ia terkategori milik umum. Misalnya, laut, hutan, danau, sungai dan air. Sabda Nabi saw., “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)


Dalam Islam, penguasa diberikan hak untuk mengelola SDA saja bukan untuk dimiliki atau bahkan dijual. Sementara hasil dari pengelolaannya diserahkan kembali pada rakyat untuk kemaslahatannya.


Kedua, SDA dikelola secara langsung oleh negara mulai dari proses produksi sampai distribusi air. Demikian pula dari sisi pengawasan. Negara mengawasi mulai dari peningkatan kualitas air dan penyaluran air bersih melalui industri perpipaan pada masyarakat. 


Tak hanya itu, negara memberdayakan para ahli di bidangnya agar pemanfaatan air bersih bisa berjalan lancar dan dirasakan masyarakat secara menyeluruh.


Ketiga, memelihara konversi lahan hutan dan rehabilitasi yang dilakukan negara agar daerah resapan air terjaga dan tidak hilang. Masyarakat diedukasi agar menjaga lingkungan secara bersama-sama, hidup bersih dan sehat harus menjadi kebiasaannya, serta sanksi yang tegas terhadap para pelaku kerusakan lingkungan akan diberikan negara.


Inilah solusi yang diberikan Islam untuk mengatasi bencana kekeringan dan krisis air akibat dari salah tata kelola SDA. Sistem kapitalisme membuat kehidupan manusia sengsara, kerusakan lingkungan makin menjadi dan meluas yang berakibat pada perubahan iklim sangat ekstrem dan bencana kekeringan.


Solusi ini hanya bisa diwujudkan dengan penerapan Islam secara kaffah dalam bingkai negara. Sehingga, umat manusia dapat merasakan kesejahteraan.


Wallahua'lam bishshawab.[]

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.