> Kapitalisme Sekuler Penyebab Masyarakat Individualistis - NusantaraNews

Latest News

Kapitalisme Sekuler Penyebab Masyarakat Individualistis

 

Oleh Khatimah

Pegiat Dakwah


"Bukanlah golonganku orang-orang yang tidak peduli dengan nasib lainnya." (HR. Muslim) 

Apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw. di atas, sepertinya sudah mulai terkikis dari umat bagaimana tidak? Kepedulian terhadap sesama sudah tidak lagi diperhatikan dan dijaga antar sesama.

 

Seperti kasus yang terjadi di salah satu perumahan elite Cinere, Depok, kamis (07/09/2023) telah ditemukan jasad seorang ibu berinisial GAH (68) serta anak laki-lakinya berinisial DAW (38) hanya tinggal kerangka di kediamannya. Padahal oleh warga dikenal sebagai rumah terbaik di lingkungannya, selalu menjaga kebersihan tetapi tidak pernah bersosialisasi dengan sekitarnya. (Tempo, Depok 10/09/2023) 


Ini adalah salah satu fakta dalam kehidupan saat ini, bisa jadi kasus serupa terjadi di wilayah lain. Sungguh sangat disayangkan negeri yang masyarakatnya dikenal ramah, namun hal tersebut semakin terkikis karena sikap individualistis yang mendominasi dan hilangnya rasa peduli terhadap lingkungan


Fakta tersebut membuktikan bahwa hubungan antar individu di tengah masyarakat dalam kehidupan bersosial saat ini semakin bergeser, dan menjadi berkarakter peradaban sekuler. Rasa peduli, empati dan kemanusiaan berubah menjadi sikap apatis dan individualistis. 


Dalam peradaban kapitalisme sekuler, rasa kepedulian malah dianggap sebagai campur tangan terhadap urusan orang lain. Kehidupan pribadi, yang bersifat privasi harus dihormati. Jangan heran jika ada yang berkata "urus saja dirimu sendiri gak usah mengurusi kehidupan orang lain". Maka wajar bila kasus serupa akan terjadi berulang-ulang karena sikap individualisme yang sudah mengakar di benak masyarakat. 


Berbeda dengan Islam, di mana rasa peduli terhadap tetangga dijadikan akhlak mulia bahkan suatu kewajiban. Masyarakat di dalamnya akan senantiasa dibangun pemahaman agar terus termotivasi untuk melakukan kebaikan dengan saling tolong-menolong. Karena hal ini merupakan ciri masyarakat Islam yang khas, sebagaimana Allah Swt. berfirman yang artinya:


"Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan, janganlah kamu tolong-menolong dalam perbuatan dosa, juga larangan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat". (Q.S Al-Maidah:2) 


Islam mengharuskan untuk melakukan amar makruf nahi mungkar, yaitu sikap saling menasehati dalam kebaikan, sehingga terjalinlah komunikasi yang akrab. Sehingga tidak ada sikap apatis dan individualis seperti yang terjadi dalam sistem kapitalis saat ini. 


Selain itu ada peran negara seperti yang telah dicontohkan dalam Islam. Negara menerapkan sistem sosial berlandaskan syariat Islam, sehingga setiap saudara, tetangga dan siapapun yang sedang menghadapi masalah ada kewajiban di situ untuk membantu meringankan. 


Islam juga memerintahkan agar hak-hak tetangga dipenuhi, di antaranya menghibur dan meringankan beban penderitaannya dengan nasihat, tidak menampakkan wajah gembira tatkala ia dirundung duka, menjenguknya ketika sakit dan mendoakan kesembuhan untuknya, serta membantu pengobatannya bila ia membutuhkannya.


Rasulullah ﷺ bersabda, “Bukanlah seorang mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya.” (HR Bukhari).


Ketika syariat Islam dijalankan, maka akan terwujud masyarakat yang harmonis sling empati dan simpati, sehingga akan mengikis hidup individualistis. 

Wallahua'lam bish shawwab.

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.