> LPG Langka Masyarakat Sengsara - NusantaraNews

Latest News

LPG Langka Masyarakat Sengsara



Oleh Maryatiningsih 

Aktivis Muslimah 


Kelangkaan LPJ 3kg di beberapa daerah membuat resah masyarakat, terutama yang bersubsidi, ini membuat masyarakat makin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan memasaknya, apalagi mereka yang mempunyai usaha kecil-kecilan seperti pedagang kaki lima, atau yang mempunyai usaha makanan rumahan.


Masalah ini jelas zalim jika dibiarkan saja, harus ada solusi yang jelas supaya masyarakat terpenuhi semua kebutuhan pokoknya. Apalagi Kita tahu bahwa penduduk Indonesia sangat banyak jumlahnya rata-rata setiap KK mempunyai anak lebih dari dua. 


Seperti yang dilansir oleh tirto.id, pada 25 Jul 2023 18:26 WIB, Nicke Widyawati mengatakan, demi menjaga stok LPG Pertamina akan melakukan pemantauan penyaluran LPG dan turut bekerjasama dengan Pemda. PT Pertamina (Persero) menjamin bahwa ketersediaan LPG subsidi 3 kilogram (kg) dalam kondisi aman, meskipun saat ini terjadi peningkatan konsumsi di berbagai daerah. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, demi menjaga stok LPG, perusahaan akan melakukan pemantauan penyaluran LPG dan turut bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 kg bersubsidi tepat sasaran. “Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan operasi pasar. Kita bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi di mana lokasi-lokasi yang harus kita buka operasi pasar. Upaya itu agar pengelolaan stok LPG efektif langsung ke masyarakat,” ungkap Nicke dalam keterangannya, Selasa (25/7/2023). Nicke mengatakan, pada Juli ini ada peningkatan konsumsi sebesar 2 persen sebagai dampak dari adanya libur panjang beberapa waktu lalu. Namun, perseroan terus melakukan recovery dari penyediaan distribusinya untuk mempercepat. "Namun demikian ketersediaan LPG 3 kg ini terus dipastikan aman dan mudah-mudahan dalam satu minggu ke depan bisa berangsur normal,” jelasnya. 


Menurut data pemerintah ada sekitar 60 juta rumah tangga yang berhak menerima subsidi dari total sebanyak 88 juta rumah tangga atau sekitar 68 persennya. “Namun hari ini jika melihat data, berapa persen penjualan LPG subsidi terhadap total LPG angkanya ternyata tinggi, mencapai 96 persen, jadi kita bisa melihat ada yang tidak tepat subsidinya. Oleh karena itu kita juga bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk pengecekan memastikan distribusi tepat sasaran,” ungkap Nicke. Saat ini, untuk memperbaiki tata kelola distribusinya, Nicke mengatakan Pertamina tengah melakukan pendaftaran atau registrasi melalui KTP dan NIK supaya bisa dijadikan dasar menjadi data yang bisa dipertanggungjawabkan kepada pemerintah. Nicke juga mengimbau agar masyarakat menggunakan LPG sesuai peruntukannya, dimana LPG 3 Kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu. “Kami mengimbau kepada masyarakat, jadi kalau ada kelangkaan di daerah mana pun atau ketika melihat ada distribusi LPG Subsidi yang kurang tepat sasaran atau penyelewengan silahkan lapor ke 135 agar bisa langsung ditindaklanjuti,” tegas Nicke. Dengan peran aktif masyarakat diharapkan dapat membantu peran Pertamina dalam menjaga kestabilan pasokan LPG di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.


Apa yang menjadi penyebab mendasar langkanya LPG 3kg ini, selain alasan meningkatnya penggunaan gas LPG 3kg, atau tidak tepatnya sasaran dari gas LPG ini?


Sebetulnya permasalahannya bukan itu, karena kita tahu bahwa Indonesia SDA nya tergolong sangat melimpah. Jadi lebih dari cukup untuk mengatasi masalah masyarakat. Bahkan ada beberapa SDA yang ada di negeri ini, dari satu jenis saja sudah mampu mengatasi kebutuhan masyarakat, bahkan tidak perlu untuk berhutang ke luar negeri. Maka apa yang membuat persoalan ini ada,dan kenapa masalah ini berlarut-larut terjadi, bukan hanya kali ini saja tetapi sebenarnya sering terjadi. Sistemlah akar dari berbagai problematika yang ada di negeri tercinta ini, sehingga kebebasan berkepemilikan dan berkepentingan secara individu di biarkan saja. Padahal ada hak rakyat yang harus di perhatikan dan dipenuhi.


Dalam sistem kapitalis ini akan selalu ada permasalahan seperti ini, dan jangan berharap kesejahteraan seperti apa yang kita harapkan, di sistem saat ini yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. 

Bahakan kerusakan akan terus terjadi diberbagai lini, sosial, ekonomi bahkan pendidikan dan agama, karena sistemnya buatan manusia yang sangat terbatas, bukan buatan sang pencipta yakni Allah SWT.


Berbeda dengan sistem Islam, pemerintah akan senantiasa memperhatikan besar atau sekecil apapun permasalahan yang menimpa umat , termasuk kesulitan-kesulitan pokok yang terjadi seperti sulitnya LPG. Pemerintah lebih mementingkan umat daripada pribadi, atau demi kepentingan tertentu umat yang kena imbasnya. Pemerintah akan mengelola sendiri SDM yang ada untuk kepentingan umat sehingga umat tidak akan kesulitan lagi. Pemerintah juga akan mengedukasi untuk senantiasa bijak dalam mempergunakan sesuatu sesuai kebutuhan. Kemudian mendata masyarakat dengan teliti supaya tidak ada yang terabaikan karena kelalaian. 


Hanya pemimpin dalam sistem Islam saja yang senantiasa mengutamakan kepentingan umat, karena sadar dengan amanah dan perintah dari Allah Swt. yang harus selalu dijalankan yaitu harus menjadi pelindung umat.


Wallahualam bissawab

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.