> Ironis Kelaparan di tengah melimpahnya SDA - NusantaraNews

Latest News

Ironis Kelaparan di tengah melimpahnya SDA


Oleh: Desy Purwanti 

(Aktivis Dakwah Kampus)


Kasus kelaparan sering terjadi dibeberapa wilayah negeri ini. Dan, belum lama ini yang terdampak kelaparan sampai menghilangkan nyawa adalah wilayah papua. Pasalnya, Badai El Nino menyebabkan kekeringan, sehingga para petani gagal panen.


Dikutip dari halaman kompas.com, sebanyak enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dari enam orang tersebut, satu orang di antaranya adalah anak-anak. Para korban meninggal usai mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala.

"Data sementara 7.500 jiwa warga di kedua distrik terdampak gagal panen akibat kekeringan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla.

"Fenomena hujan es yang terjadi pada awal Juni menyebabkan tanaman warga yaitu umbi yang merupakan makanan pokok menjadi layu dan busuk. Setelah itu tidak turun hujan sehingga tanaman warga mengalami kekeringan," kata dia. 

Kemensos mengaku akan menyiapkan lumbung penyimpanan bahan makanan.


Derita Rakyat Papua


Sungguh ironi, Papua merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat jumlah cadangan emas terbesar di Indonesia ada di tanah Papua, yaitu 52%. Bahkan, terdapat PT Freeport yang berdiri sejak tahun 1967. Berarti sudah mengelola tambang emas di Papua kurang lebih 56 tahun. 


Miris, kelaparan di Papua sampai menghilangkan nyawa. Ironisnya, Papua kaya SDA, bahkan ada PT Freeport sejak lama.


PT Freeport mengelola sejak tahun 1967. Itu artinya, sudah berada kurang lebih 56 tahun. Kementrian Energi dan Sumber Air Mineral mencatat jumlah cadangan emas terbesar ada di tanah Papua, yaitu 52% dari cadangan emas Indonesia. 


Kasus ini menggambarkan betapa ada ketimpangan pembangunan di wilayah Papua yang sejatinya kaya,  apalagi RI  sudah merdeka 78 tahun. 


Maka, persoalan kelaparan di Papua ini bukan karena perubahan cuaca. Beragam faktor yang bisa menjadikan Papua krisis nyatanya bersumber dari keserakahan kaum kapitalis di tengah melimpahnya sumber daya alam. 


Kapitalisme sering kali menjadikan faktor kelangkaan barang sebagai dalih saat terjadi krisis kesejahteraan, padahal yang sesungguhnya terjadi adalah buruknya distribusi ekonomi. 


Selain itu, terdapat faktor absennya penguasa selama ini untuk berupaya keras mencukupi kebutuhan rakyatnya, termasuk antisipasi terhadap perubahan cuaca maupun potensi bencana alam lainnya. Terlebih problematik Papua juga begitu kompleks sehingga tidak cukup penanggulangan kelaparan sekadar pada penyaluran bantuan makanan.


Sejahtera dalam Islam


Sejatinya, yang dibutuhkan Papua adalah kepemimpinan berbasis ideologi yang kuat, yaitu kepemimpinan dan ideologi Islam. Kepemimpinan ini tegak di atas akidah Islam.


Dengan akidah inilah para penguasa akan menempatkan diri di posisi dan tempat yang benar, yaitu sebagai pengurus rakyatnya. Dengan kepemimpinan ini pula, penguasa tidak akan berkompromi dengan kapitalis, menjadi antek asing, dan menggadaikan kekayaan alam demi kepentingan diri dan golongannya.


Dalam dekapan syariat Islam, Papua akan mendapat keadilan, kesejahteraan, dan perlindungan yang tidak hanya untuk kaum muslim, tetapi juga nonmuslim. Dengan sistem dan kepemimpinan Islam, kebutuhan dasar rakyat berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan akan terpenuhi.


Kesejahteraan di Papua akan terwujud jika pengaturan urusan rakyat dikembalikan pada Islam. Dengan kebijakan politik ekonomi Islam, kekayaan alam yang dimiliki Papua diposisikan sebagai harta milik umum. Dalam Islam, pengelolaan harta milik umum harus dikelola oleh negara agar rakyat dapat memanfaatkan hasilnya. Tidak boleh ada swastanisasi dan kapitalisasi dalam harta milik umum.


Dengan segenap kekayaan tersebut, bukan hanya Papua yang sejahtera, bahkan bisa berguna untuk menghidupi rakyat seluruh Indonesia. Papua dan penduduk Indonesia bisa sejahtera asalkan pengaturan sistem dan kepemimpinan saat ini berganti menjadi sistem Islam kaffah dengan kepemimpinan yang amanah. 


Wallahu a'lam bishawab

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.