Tidak di pungkiri lagi bahwa Negara Indonesia dan Negara China sangat erat dalam hubungan kerjasama khususnya di bidang ekonomi, bahwasannya China merupakan salah satu negara yang selalu berinvestasi di dalam negeri.
Kita harus ketahui, hampir di negara Indonesia yang berdiri perusahaan nya berasal dari China sendiri, yang pada akhirnya Sumber Daya Manusia nya juga tidak sedikit adalah orang-orang China, berada di negeri Indonesia jika di bandingkan dengan Pribumi . Ini sungguh terlihat banyaknya orang China lalu lalang di Bandara di setiap daerah provinsi.
Bahkan, dalam hal perhitungan upah pun sangat berbeda lebih besar nominal nya di banding Pribumi. Jadi, dengan keberadaan China itu sendiri, sangat berpengaruh karena disebabkan kerjasama yang dilakukan Indonesia dan China.
Tetapi rupanya hal-hal yang terjadi, ini tidak membuat Indonesia berfikir untuk menolak investasi selanjutnya. Seperti baru- baru ini di lansir berita media Jakarta, CNBC Indonesia- Kepulangan Presiden Joko Widodo dari China ke tanah air rupanya membuahkan hasil.
Hal tersebut menyusul komitmen investasi yang di dapatkan dari perusahaan asal China, Xinyi Internasional Investment Limited senilai US$ 11,5 miliar atau setara Rp 175 triliun (asumsi kurs Rp 15.107 per US $).
Jokowi mengungkapkan Tiongkok merupakan mitra strategis bagi indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah indonesia mengapresiasi dan menyambut baik rencana investasi yang akan dilakukan Xinyi Group.
Peneliti China Indonesia di Center for Economic and Law Studies (Celios) Muhammad Zulfikar Rakhmat mengatakan bahwa terdapat masalah serius terkait investasi China di indonesia dan perlu menjadi perhatian.
"Ada masalah investasi yang perlu jadi perhatian adalah peningkatan utang luar negeri indonesia dari China dan potensi perangkap utang.
Apa yang terjadi di Srilangka, Zimbabwe, saya tidak akan mengatakan indonesia tidak akan seperti itu, tetapi tanda dari indikasi tersebut ada," ujarnya saat acara Diskusi Pakar Ekonomi Makro di jakarta, Rabu (26/7/2023).
Fakta di atas menunjukkan, bahwa China memandang Indonesia sangat penting di mata mereka, dengan adanya Investasi China di Indonesia menunjukkan terus meningkat dan pemerintah pun menyediakan berbagai macam kemudahan. Di sisi lain, hal ini berpotensi menambah 'utang' indonesia dan terjerumus dalam jebakan utang.
Investasi asing tanpa perhitungan berpotensi menjadi bentuk penjajahan terselubung yang makin kuat negara pemberi hutang, apalagi dalam skema riba ini semua karena kebijakan dari sistem kapitalis yang di emban dari semua negara yang akan mengekokohkan penjajahan ekonomi dan semakin melemahkan kedaulatan ekonomi.
Selanjutnya kita melihat dari sisi Islam apakah bisa menyelesaikan mengenai investasi dan utang ini? Islam memandang dengan sistem ekonomi dan politiknya menyediakan modal yang sangat besar untuk pembangunan negara tanpa utang.
Dalam Islam, kegiatan investasi yang dilakukan wajib terikat pada syariat Islam, siapapun yang ingin terlibat dalam investasi harus memahami hukum-hukum syariat secara seksama. Dengan begitu, negara terhindar dari investasi yang diharamkan dalam Islam.
Dalam hal permodalan, harta yang dijadikan modal haruslah diperoleh secara halal, baik Investasi dalam sektor pertanian, perindustrian, hingga perdagangan harus sesuai Islam. Dalam aspek industri, misalnya beberapa hukum Islam yang bersinggungan dengan sektor itu harus dipatuhi seperti bentuk syirkah, ijarah, jual-beli, perdagangan internasional, dan istishna.
Dengan demikian, ketika menggunakan yang sesuai syariat islam maka indonesia akan menjadi negara adidaya. Sebaliknya jika negara masih menggunakan sistem yang salah maka negara akan menuju kerusakan dan kegagalan.
Wallahu a'lam bishowab[]