Ibu Rumah Tangga, Pegiat Literasi
Ani Sumarni (52), merupakan salah seorang warga Kampung Gempol RT 06/ RW 06 Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung yang menderita kanker usus. Wanita paruh baya ini mengunggah kondisinya di media sosial. Dalam video tersebut, dengan posisi berbaring ia mengeluhkan kondisi diri dan suaminya yang sama-sama sakit. Terlebih suaminya saat ini sedang terbaring di rumah sakit. Selain itu Ani juga mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya sangat mengharapkan sekali bantuan dari berbagai pihak untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Menanggapi hal tersebut, pemerintahan Kabupaten Bandung melalui Dinas Sosialnya beserta dengan Camat Arjasari segera tanggap. Mereka langsung turun tangan untuk menangani kesulitan yang dihadapi warganya itu, dengan memberikan tiga paket sembako kepada keluarga Ani. Asep Hadian (Camat Arjasari) mengatakan bahwa keluarga tersebut sudah menerima bantuan langsung tunai dan sudah didaftarkan kepada BPJS kesehatan yang dianggarkan pemerintah desa. Sebelumya Ani juga sudah menerima bantuan dari PKH meskipun sekarang sudah tidak tercatat lagi. (bidikeksores, 31/07/2023)
Di era modern saat ini media memegang peranan yang penting. Berbagai informasi atau pun kejadian bisa dengan cepat diakses dan tersebar ke tengah publik. Salah satu contohnya fakta di atas. Terkait kondisi malang yang menimpa sebuah keluarga yang viral oleh media, hingga semua khalayak pun mengetahuinya. Karena itu pemerintahan segera tanggap dan membantu.
Permasalahan tersebut bukanlah kali pertama terjadi. Di berbagai tempat lainnya tidak sedikit keluarga-keluarga yang bernasib sama. Namun mereka tak kunjung mendapatkan bantuan karena luput dan tidak terekspos oleh media. Hal tersebut seolah mengindikasi bahwa pemerintah bergerak cepat karena “takut” oleh media, bukan atas dasar tanggung jawab terhadap rakyatnya yang sedang kesulitan. Ini menjadi bukti atas abainya pengurusan pemerintah terhadap rakyatnya. Seolah mereka hanya bergerak peduli terhadap masyarakat, ketika permasalahannya sudah viral.
Padahal seharusnya jaminan atas seluruh kebutuhan pokok masyarakat, baik kebutuhan individu maupun kolektif, termasuk kesehatan, pendidikan dan sebagainya wajib dipenuhi oleh negara. Namun sayang, sistem kapitalis sekuler yang bercokol di negeri ini telah menjadikan penguasa tidak mampu bersikap demikian. Dalam paradigma kapitalisme, hubungan antara pemerintah dan rakyat ibarat penjual dan pembeli. Pelayanan terbaik hanya dapat diakses oleh yang memiliki cuan saja. Bagi mereka tak mempunyai uang harus puas dengan layanan yang ada. Jangankan untuk biaya kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan perut saja kalangan bawah sudah sangat kesulitan. Karena kesejahteraan hidup hanya berputar di orang-orang bermodal. Hukum rimba diterapkan dalam sistem ini.
Lain halnya dengan sistem pemerintahan Islam yang berasaskan akidah Islam. Penguasa berperan sebagai pelayan dan pengurus seluruh urusan umat. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Imam (pemimpin) itu adalah pengurus/pengembala. Dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang diurusnya." (HR. Bukhari)
Sebagai bentuk tanggung jawabnya, negara akan menjamin seluruh kebutuhan pokok baik individu maupun kolektif per kepala, termasuk layanan kesehatan. Dalam sistem Islam tidak akan dijumpai kasus sebagaimana fakta di atas. Penguasa akan memastikan kebutuhan rakyatnya terpenuhi, tanpa menunggu ada yang melapor kekurangan apalagi sampai viral. Karena pemimpin di sini bergerak atas dasar keimanannya kepada Allah Swt..
Bukan suatu kemustahilan, negara mampu memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat. Karena pemerintahan menerapkan seluruh peraturan yang berasal dari Sang Maha Pencipta dan Pengatur manusia. Termasuk dalam sistem perekonomiannya yang shahih. Inilah yang menjadikan negara Islam mampu mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Ini terbukti ketika selama kurang lebih 13 abad lamanya, sistem pemerintahan Islam tegak untuk mengatur seluruh kehidupan.
Oleh karena itu, agar umat kembali mendapatkan kesejahteraan dan keberkahan dunia dan akhirat, tidak ada solusi lain selain menegakkan kembali Islam dalam sebuah sistem pemerintahan.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.