Pengangguran Masih menjadi Ancaman, di Mana Peran Negara?

 



Oleh Endah Dwianti, S.E., CA., M.Ak.
(Pengusaha)

Sungguh ironis negara yang kaya raya dengan sumber daya alam yang melimpah justru rakyatnya sengsara. Terlebih saat resesi ekonomi sekarang, pengangguran kian merajalela.

Dilansir dalam katadata.co.id (5/5/ 2023), menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 7,99 juta orang per Februari 2023. Jumlah ini masih lebih tinggi dari level sebelum pandemi Covid-19 pada 2020. Jumlah pengangguran berhasil ditekan dibandingkan periode tahun lalu. Angka pengangguran pada Februari 2023 turun 410 ribu orang dibandingkan periode yang sama pada 2022. Sekalipun tren pengangguran terus turun, tetapi TPT masih di atas level sebelum pandemi atau pada Februari 2020 sebesar 4,94%. Jumlah penduduk yang menganggur saat itu sebanyak 6,93 juta orang.

Mengutip CNNIndonesia.com ( 5/5/ 2023),  BPS ( Badan Pusat Statistik) mencatat masih ada sebanyak 7,99 juta pengangguran per Februari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 5,45 persen dari sebanyak 146,62 juta orang angkatan kerja.

Sangat disayangkan apabila banyak pengangguran yang terjadi di negeri kita tercinta, hal ini bukan karena Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang pintar dan cerdas. Tentu saja kita memiliki sumber daya alam yang sangat diandalkan, namun mengapa hal ini dapat terjadi?
Maraknya pengangguran di negara kita dapat disebabkan  karena beberapa sebab.

Pertama, negara belum bisa menyediakan serta memaksimalkan lapangan pekerjaan di negeri kita. Artinya, negara tidak dapat menyediakan lapangan-lapangan pekerjaan untuk rakyatnya.

Banyaknya angka pengangguran merupakan tanggung jawab pemerintah. Jika pengangguran masih banyak terjadi, maka kesejahteraan rakyat Indonesia dapat dipertanyakan. Berapa banyak kepala keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya, serta berapa banyak sumber daya manusia yang tidak memiliki masa depan yang lebih cerah.

Kedua, maraknya siswa SMK yang banyaknya masih menganggur dapat disebabkan karena kesalahan rancangan pendidikan dalam kaitannya program pembangunan. Saat ini lulusan SMK merasa kebingungan untuk mencari pekerjaan, padahal kita mengetahui bahwa siswa SMK merupakan siswa yang lulus dengan memili skill yang seharusnya telah dipelajari dan sekolah seharusnya dapat memberikan kurikulum yang sesuai dengan rancangan pembangunan.

Rancangan bangunan yang dibutuhkan sebuah negara nantinya membutuhkan sumber daya manusia yang tepat. Rancangan bangunan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, entah pembangunan jalan sebuah perkampungan, ataupun pembangunan yang lainnya.

Ketiga, lemahnya industrialisasi karena industri yang ada bukan berdasarkan kebutuhan namun mengikuti pesanan oligarki. Skala prioritas pembangunan saat ini bukan melihat kepada kebutuhan-kebutuhan pada masyarakat. Namun, pembangunan yang dilakukan saat ini merupakan pembangunan yang hanya dibuat karena adanya kepentingan asing. Sehingga hal ini aan bertolak belakang dengan kemampuan para lulusan SMK dan lulusan lainnya. Jadi tidak terkait antara kurikulum yang ada di sekolah dengan rancangan pembangunan yang ada.

Pandangan Islam Terkait Pengangguran

Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur semua hal mulai dari bangun tidur hingga mengatur kenegaraan. Di dalam Islam Negara memiliki kewajiban untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya. Hal ini wajib dilakukan oleh sebuah Negara agar tercapai tujuan menyejahtrakan rakyatnya (umatnya). Islam memiliki rancangan sistem pendidikan yang tepat dengan kebutuhan dan perkembangan zamannya, sehingga tidak ada siswa yang bingung karena sulit mencari pekerjaan, karena negara sudah mengatur berdasarkan kebutuhan-kebutuhan negara.

Di samping itu, negara Islam memiliki rancangan pembangunan yang memang dibuat untuk menyejahterakan rakyatnya, bukan karena pesanan oligarki maupun hanya kepentingan pemilik modal saja. Sehingga masyarakat mampu memanfaatkan pembangunan yang ada untuk kehidupan yan lebih baik lagi.

Wallahu a'lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post