Kapitalisme Eksis, Nasib Pekerja Miris


Oleh: Izzah Saifanah

Dikutip dari voaindonesia, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers, Jumat (5/5) menjelaskan pemerintah telah berhasil memulangkan 1.138 warga Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang yang dipekerjakan di perusahaan-perusahaan abal-abal yang dipromosikan lewat media internet atau online scam.

Sudah banyak cerita tentang nasib buruk menimpa para pekerja, tapi tetap tidak menyurutkan langkah untuk menjadi pekerja imigran. Tuntunan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi membuat sebagian orang tergiur untuk mengadu nasib di berbagai negara, sayangnya informasi terkait biro penyalur tenaga kerja yang tidak bertanggungjawab sangat minim sehingga mereka harus rela menanggung risiko.  
Meksi negeri khatulistiwa menyimpan banyak kekayaan alam, nyatanya tidak mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya.

Akibat penyerahan pengelolaan kekayaan alam kepada asing dan individu membuat negara tidak mampu menjamin kebutuhan rakyat. Rakyat dibiarkan berjuang sendiri bahkan bersaing dengan tenaga kerja asing yang ada di dalam negeri. Yang kuat akan menang, yang lemah akan kalah. Negara hanya menjadi fasilitator/regulator, bukan sebagai pengurus dan pelindung rakyat.

Maka wajar, ketika rakyat terdzolimi, seolah itu bukan urusan negara. Maka, berbondong-bondonglah mereka mengadu nasib ke negeri tetangga, termasuk para wanita juga berlomba-lomba mencari sedikit kemapanan untuk memperbaiki taraf hidup. Inilah akibat penerapan sistem kapitalisme. 

Dalam Islam, suami adalah pencari nafkah dan istri sebagai ummun warobbatul bait. Jika seorang perempuan ditinggal mati suaminya dan tidak ada wali yang bisa menafkahinya, maka negaralah yang akan menjamin kebutuhan hidupnya.

Kesejahteraannya akan dijamin oleh negara tidak perlu bersusah payah mencari pekerjaan. Islam tak akan membiarkan negara kafir mencengkeram kedaulatan negara atas nama perjanjian pengelolaan sumber daya alam ataupun utang. Negara akan mengelola secara mandiri seluruh sumber daya alam yang termasuk harta kepemilikan umum. Kemudian hasilnya akan didistribusikan sepenuhnya hanya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Lapangan kerja akan terbuka luas sehingga para suami mampu memenuhi nafkah keluarganya atau siapapun yang menjadi tanggungannya. Bagi perempuan diberikan pula keluasan untuk bekerja selama tidak melanggar syariat dan tidak mengabaikan tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga.Islam akan memastikan tiap individu tak ada kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga, kehidupan rakyat terjamin kesejahteraannya dengan sistem Islam.

Demikianlah potret kehidupan Islam saat diterapkan dalam sebuah institusi negara. Negara benar-benar menjalankan tugasnya sebagai pelayan umat yang menjamin kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.

Post a Comment

Previous Post Next Post