Jalan Rusak, Salah Siapa?


Oleh: Hasriyana, S.Pd
(Pemerhati Sosial Asal Konawe)

Belum lama ini viral sebuah video seorang warga Lampung yakni Bima, mengkritik daerahnya yang salah satu kritikannya itu terkait jalan rusak sudah bertahun-tahun lamanya belum juga diperbaiki oleh pemerintah setempat. Kritikannya pun menuai banyak pujian oleh netizen Indonesia. Kondisi jalan rusak sebenarnya tidak hanya dialami di daerah Lampung saja, masih banyak jalan rusak yang juga dialami di daerah lain yang ada di Indonesia.

Lihat saja bagaimana banyak vidio berseliweran  yang dibuat netizen dengan kondisi jalan yang ada di daerahnya, hingga ada istilah viral dulu baru ada perbaikan. Sebagaimana dikutip dari Tribunnewssultra.com, gegara jalan rusak, giliran warga blokir jalan Unaaha-Abuki, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (16/05/2023). Dalam tuntutannya, Aliansi Masyarakat Kecamatan Abuki, mendesak Pemerintah Provinsi atau Pemprov Sultra untuk segera memperbaiki jalan tersebut.

"Kami mendesak dinas terkait untuk meninjau langsung kerusakan jalan dan segera mengeksekusi perbaikan jalan poros Unaaha-Abuki," tulis pernyataan tertulis yang diterima Tribunnewssultra.com. Demonstrasi yang dipimpin jenderal lapangan Erik Supiat dan Dendi Aditia menyoroti kerusakan infrastruktur jalan poros Unaaha-Abuki. Menurut Erik, jalan rusak tersebut semakin hari sudah semakin sulit untuk dilalui.

"Pemerintah seolah menutup mata terkait kerusakan jalan poros Unaaha-Abuki bahkan jalan kita ini sudah sangat dikenal dengan wisata jalan 1000 lubang," kata Erik.

Banyaknya jalan rusak yang sering kita jumpai diberbagai ruas jalan sebenarnya salah siapa? Apakah salah masyarakat pengguna jalan tersebut? Karena melebihi beban muatan jalan. Ataukah salah pemerintah yang tidak memperbaikinya? Namun yang jelas bahwa jalan adalah infrastruktur yang harus dibangun oleh pemerintah dengan baik karena bagian dari kebutuhan transportasi yang digunakan masyarakat.

Pun, jika pemerintah membangun jalan baru, ada saja yang kita temukan jalan yang belum lama diperbaiki menjadi rusak lagi. Sehingga jangan heran ada saja jalan yang selalunya ditambal lagi dan ditambal lagi. Padahal jika ditelaah anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk pembangunan jalan itu luar biasa banyak, tapi mengapa jalan tetap banyak yang rusak? Mungkinkah para pembuat jalan yang memenangkan proyek mengambil bahan yang begitu murah dan tidak berkualitas? Ataukah dananya yang banyak disunat?

Selain itu, rusaknya jalan juga mengakibatkan terhambatnya kebutuhan pokok masyarakat yang ada di daerah terpencil. Bukan hanya terhambat, tapi waktu yang ditempuh oleh pengendara juga akan lama di perjalanan. Sehingga tidak heran jika harga kebutuhan pokok di daerah terpencil yang agak susah diakses akan semakin tinggi dari harga normalnya. Hal ini justru semakin menyulitkan masyarakat, apalagi jika keadaan ekonomi mereka di bawah rata-rata. Miris!

Hal ini justru berbeda dengan sistem Islam, berbagai fasilitas umum yang menjadi kebutuhan masyarakat harus disiapkan oleh negara, karena negara sebagai pengurus rakyatnya akan dimintai pertanggungjawaban. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya (HR. Bukhari Muslim).

Bahkan sejarah mencatat di masa kejayaan Islam dulu segala kebutuhan pokok dan fasilitas umum ditanggung oleh negara. Sebagai contoh kisah seorang Amirul mukminin Umar bin Khattab sangat takut jika ada seekor keledai yang jatuh pada jalan yang rusak, karena niscaya dia akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah Swt. Ketika itu menjabat sebagai khalifah, Umar bin Khattab suatu kali pernah bertutur, "Seandainya seekor keledai terperosok ke sungai di kota Baghdad, nicaya Umar akan dimintai pertanggungjawabannya dan ditanya, Mengapa engkau tidak meratakan jalan untuknya?"

Dengan demikian, menjadi pelajaran bagi para pemimpin negeri ini bahwa, segala jabatan negara dalam melayani masyarakat kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Untuk itu kita tidak bisa berharap pada sistem saat ini yang kepentingannya diasaskan pada keuntungan dan manfaat, sehingga menghasilkan para penguasa yang abai terhadap amanahnya. Olehnya itu, kita hanya bisa berharap pada sistem yang aturannya berasal dari pencipta yaitu sistem Islam. Wallahu a’lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post