Impor Bukan Solusi Tuntas Atasi Ketahanan Pangan


Oleh Susi Herawati 


Di penghujung bulan Ramadhan menjelang lebaran, kebutuhan pokok banyak dicari dan dibutuhkan untuk keperluan hari raya seperti halnya gula dan juga daging. Pemerintah merencanakan impor  daging sapi dan kerbau sebesar 200 ribu ton


Menteri  perdagangan Zulkifli Hasan  enggan memberikan penjelasan  terkait program perizinan proses impor beras dan kerbau yang akan dilakukan pemetintah untuk menjaga stock jelang lebaran. 


Dilansir dari Republika. Tak hanya itu pemerintah juga mengimpor gula kristal putih (GKP) sebanyak 991 ribu ton pada tahun ini sedangkan untuk beras terakhir  stick beras di bulog hanya 220 ribu ton saja ditengah kebutuhan  nasional sebesar 2.5 juta ton meski sebentar lagi masa panen tiba dan produksi Nasional diperkirakan  mencapai 1.3 juta ton namun pemerintah membuka peluang impor beras. Bulog sudah menekan kontrak impor  beras sekitar 500 ribu ton dari 4 Negara yaitu dari Negara Vietnam, Thailand, Pakistan dan India. Bulog juga tengah melaksanakan  penjajakan kepada Myanmar 


Impor seolah olah menjadi langkah yang selalu dilakukan dalam menyelesaikan kekurangan ketersediaan pangan di negeri ini padahal impor dapat mematahkannya kemandirian  negara dengan menguatkan ketergantungan kepada pihak luar negeri bahkan bisa beresiko menguatkan penjajahan ekonomi 


Realitanya problem krisis pangan tidak bisa diatasi dengan solusi  teknis yang pragmatis, namun harus dilakukan koreksi total pada konsep pengelolaan pangan sebab sebagai problem yang sudah mentradisi selama ini malah terus terjadi  akibat dari tata kelola yang salah. Selain itu adaptasi gaya hidup juga diperlukan agar masyarakat tidak berlebihan dalam mengkonsumsi pangan dan dipergunakan seperlunya.


Islam mengharuskan Negara sebagai Institusi kuat dan adidaya serta mandiri kuat dan berdaulat  dalam semua bidang. Islam mengatur kerja sama dengan negara lain tanpa adanya ketundukan dalam bentuk apapun. Maka dari sini sudah jelas, solusi untuk mengakhiri kekurangan pangan ini hanyalah dengan kembali kepada penerapan  Islam. Hanya dengan sistem ekonomoi islamlah dimana negara ikut mengurusi kepentingan rakyat dengan aturannya yang kompleks.


Wallahuallam bi showab

Post a Comment

Previous Post Next Post