BULLYING SEMAKIN MARAK, SEKULERISME BIANGNYA

 

Ketenangan dalam hidup merupakan dambaan setiap insan.Ketenangan dalam rumah tangga, dalam lingkungan tempat bekerja, tempat belajar maupun yang lainnya.Akan tetapi, saat ini amatlah sulit menemukan kehidupan yang damai dan penuh ketentraman.Betapa saat ini kekerasan hingga penganiayaan senantiasa berseliweran tidak hanya di sosial media saja, akan tetapi banyak yang sudah menghampiri kehidupan masyarakat Indonesia.Seakan tiada henti, bullying juga tidak luput menimpa anak-anak.Bullying makin marak bahkan di sekolah dasar, dan makin sadis dan bengis.

Pendidikan sekuler mencetak manusia sadis.

KOMPAS.com - MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin (15/5/2023). Kakek korban, HY mengatakan, usai kejadian yang terjadi di sekolah itu, cucunya tersebut sempat mengeluh sakit.Kakek korban, MY (52) menjelaskan detik-detik sang cucu menutup mata untuk selamanya."Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).Begitu juga yang dilansir dari --Jakarta, CNN Indonesia -- MR (11), siswa di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, ditemukan tewas dengan gantung diri di rumahnya. Polisi menyebut motif bunuh diri adalah korban mengalami depresi karena perundungan anak atau bullying.

Akar masalah 

Tanpa disadari, penerapan sistem pendidikan yang berlandaskan pada sistem sekulerisme yakni pemisahan agama dari kehidupan telah berimplikasi pada karut marutnya tatanan sosial yang melahirkan generasi yang berhati bengis dan kejam.Betapa tidak, adanya penghapusan kurikulum agama telah mengantarkan pada anak dan remaja yang niradab dan moralitas yang rendah.Sistem pendidikan saat ini hanyalah mencetak generasi yang berfokus pada study oriented dan generasi yang disiapkan untuk mengisi lapangan industri.Inilah hasil dari penerapan sistem kapitalisme liberal yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan HAM yang berujung pada rusaknya generasi.Padahal sejatinya anak-anak seharusnya dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan kepada kondisi yang lebih baik lagi.Banyak hal yang berpengaruh,baik kurikulum pendidikan maupun pola asuh baik di keluarga maupun di masyarakat maupun dari tontonan tindak kekerasan dan perilaku yang menyimpang serta membahayakan.

Butuh solusi sistematis dan terintegrasi 

Islam menjadikan keimanan sebagai landasan dalam setiap perbuatan, sehingga menjadi benteng dari perilaku jahat/sadis.Islam memiliki mekanisme komprehensif dalam membangun kepribadian rakyatnya pada semua lapisan usia sehingga terwujud individu beriman,  berakhlak mulia dan trampil.Islam sebagai sebuah sistem yang paripurna juga telah memberikan aturan  terkait peran siapa saja yang mempunyai tanggung jawab melindungi generasi dari setiap perilaku yang menyimpang dan yang dapat membawa kemudharatan bagi orang lain.Pertama.Peran individu yang bertaqwa, yang dalam hal ini institusi terkecil adalah keluarga.Keluarga memiliki peran strategis untuk membimbing anak-anaknya agar berakhlak mulia serta memiliki empati yang tinggi terhadap sesama.Kedua.Kontrol masyarakat yang dalam hal peran penting yang harus dilakukan adalah aktivitas Amar makruf nahi mungkar , agar tercipta lingkungan yang kondusif, oleh karena ketika terjadi kemaksiatan maupun penyimpangan bahkan bullying akan bisa diminimalisir.Ketiga.Peran negara.Peran ini merupakan ujung tombak dari terealisasinya kehidupan yang penuh dengan ketentraman, Sebab negara bertanggung jawab atas pemeliharaan urusan rakyatnya.Negara memiliki kewajiban yang tidak hanya mencerdaskan rakyatnya, akan tetapi juga wajib menghilangkan segala sesuatu yang merusak akal..Selain itu , ketika memang terjadi tindak kejahatan, maka negara dalam sistem Islam memiliki mekanisme sistem persanksian yang tidak hanya membuat pelakunya menjadi jera, akan tetapi sampai dapat mencegah yang lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Kesimpulan

Demikianlah, aksi bullying yang terjadi hari ini haruslah disikapi dengan terus melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar dan berusaha menjadikan Islam sebagai solusi konkrit dalam mengatasi problematika yang dihadapi.

WaAllahu a'lam bi Ash-showwab.

Penulis; Miratul Hasanah (Pemerhati Masalah kebijakan publik)

Post a Comment

Previous Post Next Post